Unplanned Marriage - Bab 219 Orang tuamu benar-benar sangat pemberani

Charles awalnya berpikir itu adalah mainan anak kecil, tapi melihat tatapan Veronica yang penuh harapan, dia pun menahan pemikirannya.

Sebenarnya Veronica benar-benar merasa senang, semenjak menikah dengan Charles, mereka hampir tidak pernah berkencan, kali ini baru pertama kalinya mereka bergandengan tangan berjalan di taman bermain seperti anak muda.

Bahkan ketika mereka akhirnya sampai ke Ferris Wheel, Veronica memegang sebuah es krim di tangannya, Charles yang membelikannya untuk Veronica, karena Veronica bersikeras mau makan.

Charles berdiri di bawah Ferris Wheel, langit malam yang perlahan-lahan menjadi cerah, perasaan melihat ke atas lumayan bagus, ekspresinya terlihat sedikit serius. Pekerja tahu yang dia layani sekarang adalah orang penting, oleh karena itu dia segera mengeluarkan kepalanya dari posnya, "Anda berdua mau naik Ferris Wheel?"

Di dalam hatinya, petugas itu berkata, mereka benar-benar adalah orang penting, sanggup menyewa seluruh taman bermain untuk keluarganya, bukan orang biasa!

Veronica dan Charles berdiri di tempat tunggu, menunggu pintu terbuka, tiba-tiba Dennis menggendong Wenny datang dari arah yang berlawanan, tangan kiri Wenny memegang balon helium, tangan kanannya ada kincir angin, di dalam matanya sekarang hanya ada paman tampan.

Charles merasa kesal, berpaling melihat putrinya, "Wenny, jangan terus digendong oleh paman tampan, tidak ada apa-apa boleh jalan sendiri."

Wenny cemberut, "Sudah jalan sangat panjang! Paman tampan baru saja menggendongku! Ayah, aku juga ingin main ini!"

"Baik, sini." Charles mengulurkan tangannya dengan senang hati.

Namun Dennis tertawa tipis, "4 orang menaiki satu bilik terlalu sempit, Wenny, kita biarkan ayah dan ibumu berduaan dulu bagaimana? Kita pergi main yang lain dulu."

Wenny memiringkan kepalanya dan berpikir, sekarang ada banyak kesempatan melihat ayah dan ibunya, sedangkan kesempatan bertemu paman tampan tidak banyak, oleh karena itu Wenny pun setuju dengan senang hati.

Dennis menyampaikan salam kepada Veronica dan Charles, kemudian membawa Wenny pergi.

Hati Charles......berkobar seketika.

Dia berpaling dengan sangat serius, berkata kepada Veronica: "Selalu berduaan dengan Wenny? Menurutmu ini....."

"Kamu tenang sedikit!" Veronica mencubit punggung tangan Charles, mengomel: "Kamu masih tidak sadar? Dennis sedang memberi kita kesempatan berduaan. Di dalam pikiranmu hanya ada putrimu, kalau kamu begitu mementingkan putrimu, kamu pergi cari mereka, aku menunggu kalian diluar."

Veronica berkata sambil terlihat seperti mau berbalik badan, Charles segera menariknya kembali, kemudian menghiburnya: "Wenny terlalu kecil, aku hanya terlalu khawatir. Kenapa? Cemburu dengan anak sendiri?"

Veronica berkata dengan galak: "Aku cemburu, kenapa? Kamu bukannya juga cemburu dengan Dennis?"

Charles tertawa, tepat saat ini pintu bilik terbuka, demi mengalihkan perhatian Veronica, dia pun menarik Veronica masuk ke dalam bilik, menarik Veronica duduk di sampingnya, "Sebenarnya aku juga baru pertama kalinya main Ferris Wheel."

Perhatian Veronica tidak dialihkan oleh Ferris Wheel, malah dialihkan oleh perkataan Charles, dia bertanya dengan penasaran: "Saat kecil juga tidak...."

Namun begitu pertanyaannya keluar dia langsung merasa menyesal, sebenarnya tidak seharusnya menanyakan hal ini, saat kecil Charles mana mungkin pernah naik, perlakuan Tina terhadapnya seperti itu, bisa memberikannya makan tiga kali sehari dan sekolah saja sudah sangat lumayan.

Veronica merangkul leher Charles, melihat Ferris Wheel yang semakin meninggi secara perlahan, "Aku pernah naik ketika masih kecil, tapi sebagian besar sudah lupa, terlebih lagi juga bukanlah kenangan yang menyenangkan."

Awalnya adalah hal yang menyenangkan, tapi di kenangan itu ada Billy Gu, menjadi satu dengan keadaan yang sudah hancur di depan mata, kenangan itu pun menjadi kenangan yang tidak indah.

Charles merangkul bahunya, "Baik, kita membuat kenangan bersama."

Veronica menghabiskan es krim yang dipegangnya, dia merasa sedikit dingin, dia pun menyandar di pelukan Charles, melihat mereka yang sudah sampai di puncak, pemandangan di bawah gunung terlihat jelas, seluruh kota terlihat seperti sebuah kanopi, dan setiap lampu menjadi bintang yang ada di atas kanopi.

Pengalaman seperti ini, sangat susah dirasakan oleh orang biasa, karena tidak banyak orang yang pergi naik Ferris Wheel di malam hari.

Veronica bersandar di pelukan Charles, hatinya merasa sangat puas.

Sudah berapa tahun, tidak tahu sejak kapan hal ini sudah seperti ada akhirnya, sebenarnya masih belum mendapatkannya, juga belum berakhir, tapi dia berada di pelukan Charles, sekarang Charles adalah miliknya seorang, senang sekali.

Tangan Charles mengelus punggung Veronica, pekerja-pekerja di perusahaan berkata bahwa dia sudah hampir jadi pendeta, tidak ada skandal dan juga tidak ingin ada skandal, menghadapi perempuan lain, dia seperti tidak melihat mereka, tapi perempuan yang berada di pelukannya ini, gerakannya yang simpel saja sudah bisa membangunkan nafsunya yang mendalam.

Veronica hanya bermaksud menghangatkan diri, baru saja bermaksud bangun, tangannya pun menyentuh sesuatu yang menonjol dan hangat, wajahnya seketika memanas.

"Kamu....."

Charles menarik dagu Veronica dengan satu tangan, di bawah langit malam yang remang-remang, seluruh dunia berada di bawah kakinya, dia tertawa ringan, "Ingin mencoba rasa yang berbeda?"

Veronica kaget dan memukul bahu Charles sekuat tenaga, "Tidak mau, Charles, kamu sudah gila?"

"Kantor saja sudah kamu coba." Charles sama sekali tidak merasa malu, Ferris Wheel ini tetap mau berputar di atas langit, sambil berbicara tangannya sudah membuka rok Veronica, terasa tangan yang dingin memasuki celana dalam renda Veronica dan menyentuh pantat kencangnya, dan kemudian berpindah ke depan.

Veronica ditekan di atas kursi dengan badan Charles yang semakin mendekat, aroma lotion after shave yang segar memasuki hidung Veronica, kedua tangannya meremas erat bahu Charles, ketakutan sampai tidak berani bergerak.

Lelaki sialan ini, kenapa selalu tidak mengikuti aturan?

Charles melihat ketakutan di wajah Veronica, tanpa disadari bibirnya membentuk senyuman, kedua bibirnya membuka gigi Veronica, kemudian lidahnya masuk ke mulut Veronica, stimulus yang lebih kuat dari di kantor membuat tubuh Veronica melunak, hanya sebentar saja bagian terlarang Veronica sudah sangat basah dan licin, bahkan baru beberapa menit sudah klimaks.

Kedua tangan Veronica meremas kuat bahu Charles, matanya menatapi Charles dengan pandangan lemah.

Charles terus menunduk mencium Veronica, tidak memberinya kesempatan memberontak.

Namun kenyataannya Veronica sudah seperti ikan kecil di talenan, sudah menyerah.

Senjata itu memasuki tubuh Veronica, seketika menguasainya, Veronica mengerang, kedua tangannya mencari tempat untuk bersandar, namun dia tidak bisa meraih dinding bilik, akhirnya kedua tangannya bersandar di kursi.

Ketika dimasuki berulang kali, dia terus tidak berani menunjukkan ekspresi apapun, di samping telinganya terdengar suara.

Suara dua tubuh yang bergabung menjadi satu.

Dan juga suara tali pinggang Charles yang menabrak kursi.

Dulu tidak bisa mendengar suara desahan Charles, namun di bilik sekecil ini terdengar sangat jelas, tubuh Veronica perlahan-lahan semakin panas.

Veronica mencari kesempatan melihat ke arah luar, langit terlihat sangat luas, melakukan hal ini di tengah langit membuat Veronica merasa sangat terangsang, kaki yang tergantung di kedua tangan Charles kadang bisa bergetar sejenak.

"Hari ini kamu sangat sensitif." Charles berkata sambil menggigit bibir bawah Veronica.

Veronica tidak berani menjawabnya, dengan erat meremas kerah baju Charles, sangat takut setelah berputar sekali pintu ini tiba-tiba terbuka, namun Charles malah mengambil ponsel Veronica, mengirim pesan kepada Dennis, "Kita tidak turun, jangan buka pintu."

Veronica seketika merasa malu dan tubuhnya bergetar, sebuah teriakan tajam diikuti dengan klimaks yang ekstrim, keluar dengan lancar.

Dennis awalnya menggendong Wenny dan berjalan kembali ke Ferris Wheel, bermaksud berkumpul dengan mereka berdua, ketika dia menerima pesan, dia pun membeku sejenak, kemudian merasa kagum, "Ayah dan ibumu benar-benar sangat pemberani."

Wenny menatapi Dennis dengan pandangan penasaran, "Ayah dan Ibu....belum turun?"

Dennis mendongak melihat Ferris Wheel, sebenarnya dari bawah melihat ke atas, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di dalam bilik, dia mengikuti pesan Charles dan membiarkan pekerja itu istirahat, dia dan Wenny pun duduk di ruang kontrol.

Dennis menjawab Wenny, "Benar, waktunya lumayan panjang."

Wenny cemberut dan berkata: "Ayah dan ibu begitu suka main."

"Benar." Dennis menjawab Wenny dengan sangat lembut dan sabar, tiba-tiba mengulurkan tangan dan menekan tombol berhenti, Ferris Wheel pun berhenti, bilik Veronica dan Charles pun berhenti di tengah langit.

Kemudian satu pesan masuk ke ponsel Veronica, "Main perlahan, tidak usah buru-buru."

Ketika Charles melihat pesan ini, dia pun berkata kepada Veronica yang sudah hampir pingsan, "Aku tiba-tiba sedikit menyukai adik kelasmu ini."

Mukaku......

Veronica merasa, dia, nona besar yang sudah hampir berumur 30 tahun, pengajaran kuno yang dia terima dari kecil, sudah dihancurkan oleh perbuatan Charles.

Wenny dan Dennis pun bermain di bawah, karena paman tampan ada di sampingnya, Wenny sama sekali tidak merasa bosan.

Dennis menatapi Wenny, sejujurnya, dia dan Veronica, dan juga Charles, sebenarnya hubungan mereka tidak begitu mendalam, dia berbuat sampai seperti ini, benar-benar demi Wenny.

Veronica dulu sangat susah, meskipun tidak begitu mengenal Veronica, tapi dia sebagai adil kelas, dia juga secara terpaksa setuju membantunya menjaga Wenny, awalnya menjaga anak kecil ini, Dennis merasa sangat bingung, begitu kecil, bulat-bulat seperti itu, bagaimana menggendongnya?

Namun setelah menjaganya untuk sekian waktu, Dennis yang awalnya dingin dan menyendiri, mulai tertarik dengan anak kecil ini, sebenarnya anak kecil lumayan lucu, benar-benar lumayan menarik.

Ada satu jangka waktu, Wenny selalu gampang menangis, menanyakan kenapa ayah dan ibunya tidak bersama, bertanya dimana ayahnya, namun ketika Veronica muncul, Wenny tidak pernah bertanya.

Dennis bertanya kepada Wenny, kenapa tidak menangis di depan Ibunya.

Jawaban Wenny adalah, karena kalau dia menangis, ibu akan merasa sedih. Ibu juga ingin bersama dengan ayah.

Tepat karena seperti itu, Dennis baru bersedia melakukan banyak hal untuk dua orang dewasa itu, meneliti alasannya, memang karena anak kecil di depannya ini.

Ketika Veronica dan Charles turun, sudah satu jam setelah, Wenny merangkul leher ayahnya dan berkata dengan tidak puas: "Ayah, kalian jahat, bisa-bisanya main begitu lama."

Orang yang berkata tidak bermaksud apa-apa, namun yang mendengar merasa bersalah, Veronica melihat pandangan Dennis yang mengetahui segalanya, seketika wajahnya memerah.

Sebenarnya kakinya sedikit bergetar bahkan hanya untuk berjalan, dia tidak bisa tidak mengakui, tempat seperti itu lebih merangsang, dia bahkan mencapai klimaks terus menerus, hal ini biasanya tidak terjadi.

Dennis tidak berkata apa-apa, ketika mereka sudah mau berpisah, baru berkata kepada mereka berdua: "Pesta pertunanganku minggu depan tidak usah memberi kalian undangan lagi, kan? Bisa hadir, kan?"

Veronica melihat Charles diam-diam menghela nafas lega, dia pun meremas kuat tangan Charles, bertanya: "Kamu baru 18 tahun, kenapa secepat itu tunangan?"

Dennis menjawab dengan nada ringan: "Tidak apa-apa, orang pada akhirnya harus menikah, siapa pasangannya tidak penting. Pokoknya, minggu depan harus hadir."

"Baik, tenang saja. Perlu bantuan dengan persiapannya?"

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu