Unplanned Marriage - Bab 72 Kamu Bukan Orang yang Bisa Menemaninya... (1)

Hp yang digenggam Charles di tangan kanannya bergetar, dia mengangkat hp itu dan menelepon Ricky Shen.

Veronica melihat pria di sampingnya, bayangan tubuhnya yang besar dan tinggi itu terbentuk di bawah cahaya lampu, bersatu dengan bayangannya, dia pun merangkul lengannya untuk merasakan sedikit kehangatan dari tubuhnya.

Charles berkata: "Ricky, malam ini aku tidak kesana lagi, urusan Sunday Life aku serahkan kepadamu. Oke. Kamu katakan kepada Ines, besok langsung pulang ke Shanghai, setelah proyek parfum selesai, segera pulang ke Hangzhou.

……………………………………

Sekelompok orang sedang bernyanyi di dalam KTV, sebagai satu-satunya wanita di antara mereka, tidak sia-sia Ines dipanggil sebagai bunga sosial, duduk di tengah-tengah sekelompok pria, dia sama sekali tidak merasa tidak nyaman, bahkan membuat dirinya sebagai pusat perhatian semua orang.

Sebenarnya Ines juga tidak suka dengan pertemuan begini, tapi dia juga sangat menikmati perasaan ketika menjadi pusat perhatian banyak orang.

Berbisik-bisik dengan kepala pabrik Sunday Life, di dalam hatinya dia berpikir, kalau Charles Tsi bisa bersikap seperti ini juga kepadanya, dia sudah puas.

Saat melihat Ricky Shen mengambil hpnya dan berjalan pergi, dia pun membayangkan wajah Veronica yang pucat, seketika dia merasa senang.

Sebenarnya Ines juga tidak suka menyulitkan orang, tapi kalau bukan karena terpaksa, dia juga tidak akan gila-gilaan mendekati Charles.

Tapi dia juga masih merasa dirinya berpendirian, tidak melakukan hal menjijikkan seperti yang dilakukan Eliana Jiang.

Ines sudah bisa menebak kalau itu pasti telepon dari Charles, dia merasa sedikit ketakutan, setelah dipikir-pikir dia pun berdiri, lalu berjalan keluar pintu.

Ricky Shen memasukkan satu tangan ke dalam saku celananya, sedangkan satu tangannya lagi memegang hpnya, menyandarkan sekujur tubuhnya ke dinding, pria yang berumur 37 tahun ini masih terlihat muda, sebagai wanita, Ines merasa iri.

Ines menggenggam telapak tangannya, seketika pandangan matanya menggelap.

Seusai berbicara dengan Charles Tsi, Ricky pun melihat Ines yang bersandar di dinding, seketika wajahnya pun memancarkan ekspresi benci.

Ines tidak mempedulikannya, dia berdiri dan bertanya: "Apa kata Charles."

"Tolong kamu sadar diri." Ricky Shen tersenyum dingin, "Walaupun kamu selalu mengaku sebagai pacar Charles, tapi juga harus lihat Charlesnya mau atau tidak. Aku sudah tahu kamu itu orang seperti apa, aku peringati ya, jangan keterlaluan, kalau tidak aku tidak akan sungkan denganmu."

Kalimat terakhir Ricky Shen kedengaran seperti mengancamnya, ekspresi Ines pun sedikit berubah, dia berkata dengan nada dingin, "Apa urusanmu Ricky! Menurutmu Charles bahagia?"

"Kebahagiaan dia, apa hubungannya denganmu?" Ricky Shen melangkah ke arah Ines, dan menyudutkannya ke dinding, matanya yang biasa memancarkan senyuman kini menjadi tajam dan sinis, "Dulu aku mengira kamu hanya suka pria kaya, tidak kusangka kamu tidak tahu malu seperti ini. Kebahagiaan Charles memangnya bisa menjadi alasanmu untuk jadi orang ketiga? Jangan terlalu pede, dia masih belum membutuhkan pertolonganmu."

"Kamu!" Ines menajamkan pandangan matanya, "Kalau aku tidak mau pergi?"

"Maaf. Kalau begitu aku harus mengusirmu." Ricky Shen menegakkan tubuhnya, mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam sakunya, menyalakan sebuah rokok dan menghembuskan asapnya ke wajah Ines, sama sekali tidak menghormatinya, "Kamu jangan lupa, dulu kamu mengira Charles hanya anak asuh, tidak ada hartanya sama sekali, lalu kamu pun langsung berubah, kenapa, memangnya sekarang Charles bukan anak asuh lagi? Kamu bekerja di perusahaan ini, memangnya kamu tidak bisa lihat kalau Charles sudah tidak ada hak apapun lagi? Sesuai dengan sifatmu, seharusnya kamu sudah pergi bukan?"

Ines mengangkat kepalanya, "Aku merasa Charles punya potensi, dia adalah pria yang akan berdiri di puncaknya."

"Oyah?" Ricky tertawa dingin, "Sayangnya, kamu pasti bukan wanita yang akan menemaninya hingga ke atas. Aku beritahu ya, tadi Charles bilang, suruh kamu cepat pergi dari sini."

Setelah itu Ricky pun berjalan pergi, tiba-tiba dia seperti mengingat sesuatu dan menoleh kepadanya, "Kalau kamu merasa aku hanya omong kosong, dan kalau kamu ingin memastikan, silahkan. Kalau kamu tidak takut bosan."

Ricky Shen pun masuk kembali ke dalam KTV, meninggalkan Ines yang hampir mengeluarkan air matanya.

…………………………………

Pemandangan kota B seharusnya terlihat ramai dan sibuk, tapi karena ini daerah baru, sama saja sepinya dengan pinggiran kota.

Karena ada Charles di sampingnya, Veronica pun tidak merasa takut seperti dulu.

Pembicaraan Charles dengan Ricky di telepon pun terdengar olehnya, suasana hatinya pun membaik, dia menundukkan kepalanya dan berjalan selangkah demi selangkah mengikuti bayangan Charles, tiba-tiba terdengar suara Charles di atas kepalanya, "Aku dan Ines kenal saat kuliah di Inggris."

Veronica Gu merasa aneh, mengapa tiba-tiba dia mengungkit Ines, dia pun mengangkat kepalanya dan melihat Charles yang sedang berkata serius, "Kami berasal dari satu daerah, tentu saja hubungan kami baik."

"Oh, lalu?" Veronica tidak mengira Charles akan membicarakan hal ini di saat seperti ini.

Tentang hubungannya dengan Ines, membuat Veronica merasa takut dan juga senang, takut karena akhirnya akan mengetahui kenyataannya, senang karena akhirnya Charles Tsi mau membuka mulutnya.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu