Unplanned Marriage - Bab 298 Melewati Batas

Charles Tsi dan Veronica Gu telah banyak membantunya. sebenarnya tujuan Steven tidak rumit. Dia hanya menginginkan sepetak rumah di Shanghai.

Charles Tsi berniat memberi Steven sebuah apartemen. Namun, dia menolaknya.

Steven merasa pekerjaannya tidaklah susah. Dia hanya perlu berdandan rapi saja, tidak perlu melibatkan pekerjaan teknis apapun. Dia merasa malu untuk menerima hadiah itu.

Setelah itu, hubungan antara Steven dan Corinne Lin mulai stabil. Namun, mantan kekasih Steven kembali dan membuat ulah. Dia berpikir Steven hanya mencintainya seorang dan Corrine Lin hanyalah pelampiasan.

Ketika Steven memulai bisnisnya, dia mengambil proyek kecil dari perusahaan dan meniti karirnya perlahan. Setelah itu dia bisa mengambil banyak proyek. Mantan kekasihnya merasa kesal.

Steven tentu tidak menginginkannya. Dia ingin Corinne Lin seorang.

Corinne Lin adalah seseorang yang patuh pada orang tua, juga terus terang. Kebanyakan orang harus menbandingkan, baru bisa menghargai. Corinne Lin sendiri tidak tahu apakah dirinya lebih baik dari mantan kekasih Steven atau tidak. Jika Steven memilih mantan kekasihnya, berarti dia adalah pria yang bodoh.

Perusahaan Steven kini sukses. Dia sekarang adalah orang kaya di Shanghai. Dia juga memiliki prospek karir yang baik.

Setelah Steven mengundurkan diri dari posisi asisten pribadi Charles Tsi, kini posisi itu diisi oleh Randy. Randy dan adik laki-lakinya kini bekerja sebagai sopir pribadi Charles Tsi.

Ketika Lavenia Tsi akan berbicara, Wenny Gu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak. Aku akan menyetir sendiri.”

“Baiklah. Hati-hati.” ujar Veronica Gu khawatir, “Jangan macam-macam dengan pria asing diluar.”

“Mama, kita bukan anak kecil lagi, jadi tidak masalah!” Wenny Gut ahu ibunya kahwatir karena kasus penculikan yang sedang marak beberapa tahun ini. Dia tidak ingin ibunya terus berbicara. Dia lalu menarik adiknya dan keluar.

Ketika sampai di mobil Wenny Gu, Lavenia Tsi menjadi sedikit ragu. Mobil Audi merah ini adalah kado ulang tahunnya yang ke-20 dari Dennis Zhou.

Wenny Gu telah mengemudikan mobil ini berkali-kali.

Wenny Gu menatap Lavenia Tsi. Jika kamu tidak banyak bicara, tidak akan ada orang yang menceramahimu. Dia lalu membuka pintu mobil dan masuk dengan gembira.

Lavenia Tsi lalu menyambungkan ponselnya ke stereo mobil dan mulai memainkan lagu Fernand Meng untuk Wenny Gu.

“Kamu tidak perlu mempromosikannya padaku.” ujar Wenny Gu sambil menatap Lavenia Tsi dengan jijik.

“Aku memutarnya untuk diriku sendiri.” ujar Lavenia Tsi sambil mengabaikannya.

Ketika lagu itu mulai berputar, Wenny Gu mendadak diam. Suara Fernand Meng sangat merdu, juga lembut, seakan air danau yang beriak tenang dan berwarna biru.

Pantas saja Lavenia Tsi ingin mengenakan gaun berwarna biru. Lavenia Tsi mendapati Wenny Gu menatapnya. Wajahnya lalu memerah, “Andrew memiliki aura berwarna biru. Jangan bilang kamu langsung tahu setelah mendengar suaranya barusan? Oh, pantas saja, kamu kan belajar musik.”

Wenny Gu tersenyum tanpa berkata apapun. Suara Fernand Meng terdengar bersih, tanpa debu. Lirik lagunya penuh imaginasi. Menara Tokyo, Jarak 36 Derajat, Mengingat Waktu yang Berlalu, Waktu yang Tidak Bisa Diprediksi, Selamat Tinggal 18 Tahunku, Wajah yang Terkenang.

Melihat Wenny Gu yang tiba-tiba diam, Lavenia Tsi bertanya, “Bagaimana? Apa lagunya bagus? Menurutku lagu Andrew sangat bagus.”

Wenny Gu mengejapkan matanya dan tersadar dari lamunannya, “Boleh juga. Aku tidak terlalu memperhatikan jalan tadi. Kita hampir sampai.”

Mereka bertemu di sebuah restoran China. Restoran itu bersembunyi di gang yang sempit, jadi lumayan susah ditemukan. Restoran itu bernama Bamboo Panda Restaurant.

Restoran itu dikelilingi pohon bambu hijau. Ketika musim panas, ada wangi spesial di pintu restoran itu. Wangi itu adalah wangi bambu.

Restoran itu tampak sangat menenangkan. Dekorasi di dalamnya juga sangat menyegarkan.

Banyak orang datang dari tempat yang jauh untuk menenangkan pikiran dan mencicipi hidangan lezat yang dijual.

Banyak juga yang datang karena pemilik restoran ini adalah Dennis Zhou.

Tanahnya yang mengelilingi pabrik pembuatan parfum itu tidak diberikannya pada Veronica Gu, namun dia membuat bisnis restoran dan membangunnya diujung. Walau diujung, namun restorannya selalu penuh.

Orang-orang harus memesan lebih awal untuk makan disini.

Yulie Tao dan Veronica Gu juga mengembangkan proyek pariwisata. Orang-orang datang ke pabrik mereka untuk belajar membuat parfum. Setelah itu, para turis biasanya mengunjungi restoran Bamboo Panda Restaurant.

Teh tersedia di muka restoran untuk pengunjung. Pengunjung tidak perlu membuat reservasi untuk sekedar datang dan melihat-lihat restoran ini. Ada beberapa meja makan kosong di bagian belakang yang tidak dibuka untuk publik.

Tempat yang langka dan tenang seperti ini menarik perhatian banyak pelanggan.

Banyak sekali orang yang datang ke restoran ini untuk makan dan Wenny Gu memiliki kartu langganan berwarna emas di restoran ini.

Bagi pelanggan lain, tempat ini adalah restoran yang mewah. Namun, bagi Wenny Gu, datang ke tempat ini rasanya seperti pulang ke rumah, tenang dan enak untuk berbincang.

Michael Tsu dan pria di sampingnya berbincang dengan lirih, “Kekayaan Nona Muda Keluarga Gu ini tidak main-main. Dengar-dengar, susah untuk memesan tempat di restoran ini. Namun, dia sekali pesan langsung mendapat bilik privat.”

Ketika mereka selesai berbincang, Wenny Gu membuka pintu bilik. Lavenia Tsi berjalan di belakangnya.

Lavenia Tsi merasa canggung. Ketika dia melihat dua pria yang sudah lebih dulu tiba di bilik itu, dia terkejut, “Kamu… Kamu Andrew?!”

Michael Tsu menoleh ke Andrew lalu menatap gadis yang berdiri di belakang Wenny Gu. Dia sangat cantik. Dibanding dengan Wenny Gu, dia memiliki ciri khasnya sendiri. Fernand Meng tidak terlalu suka berbicara, jadi Michael Tsu berusaha mencairkan suasana, “Ternyata Nona Gu membawa seorang teman.”

“Bukan teman. Ini adikku.” Wenny Gu menatap adiknya. Biasanya Lavenia Tsi pintar-pintar saja. Mengapa sekali bertemu dengan bintang langsung gagap begitu? Mengapa juga dia mengenakan baju berwarna biru? Bukannya itu menunjukkan kalau dia ada fans?

Lavenia Tsi tersipu. Dia mengaitkan tangannya dan bergumam lirih ke kakaknya, “Mengagumi lagunya bukan hal yang memalukan.”

Wenny Gu lalu menjabat tangan Michael Tsu lalu menyuruh Lavenia Tsi duduk di seberang Michael Tsu dan Fernand Meng.

Saat itulah dia bisa melihat wajah Fernand Meng dengan jelas.

Dia sangat tampan. Temperamennya tampak bagus. Tatapan matanya sangat memikat dan menenagkan seperti riak air danau yang tenang. Wenny Gu kelihangan kata-kata. Ketika Michael Tsu menanyainya tentang Lavenia Tsi, dia baru sadar kembali.

Wenny Gu menepuk-nepuk dadanya. Ya Tuhan, pria ini sangat tampan. Pantas saja dia menjadi seorang bintang. Dia hanya perlu berdiri, pasti pada gadis berlari mengerumuninya.

Lavenia Tsi mengenalkan dirinya, “Halo, Kak Tsu, Kak Meng, kenalkan namaku Lavenia Tsi. Aku adalah adik Wenny.”

Fernand Meng menatap Lavenia Tsi yang berkedip padanya. Wajah Fernand Meng lalu memerah.

Fernand Meng tertawa, “Ayahmu pasti sangat menyayangimu.”

“Bagaimana kamu tahu?” tanya Lavenia Tsi asal. Dia lalu menyadari pertanyaannya barusan dan terkejut sendiri. Astaga, Fernand Meng berbicara.

Melihat tingkah adiknya yang kegirangan, Wenny Gu mencubitnya diam-diam, “Cukup. Kamu jangan berlebihan begini.”

Wajah Lavenia Tsi memerah. Dia merasa malu lalu menundukkan kepalanya.

Wenny Gu pun sama malunya, “Maafkan aku. Aku tidak tahu kamu akan mengajak seorang bintang kemari. Aku dan adikku akan belanja bersama nanti, untuk itulah aku mengajaknya.”

“Tidak apa-apa.”

Wenny Gu lalu fokus ke topik pertemuan mereka, “Mengapa kamu berpikir aku bertalenta hingga memberiku kartu bisnismu di bandara?”

Wenny Gu menyadari dirinya cantik namun tidak sehebat itu juga. Dia tidak tahu mengapa Michael Tsu begitu mengaguminya.

Michael Tsu tersenyum, “Biasanya orang bermental bintang tidak repot dengan penampilan luarnya. Sepertinya ini pertama kalinya kamu berbincang tentang agensi, ya? Aku juga sudah mengecek informasi tentangmu. Kamu belajar tari klasik dan music sejak kecil. Jadi, kupikir intuisiku benar.”

Wenny Gu menyetujuinya. Dia memang berbakat. Michael Tsu juga tampak professional dan bisa diandalkan. Ibunya juga dulu pernah direkrut oleh perusahaan media.

Lavenia Tsi bertanya, “Apa kamu ingin mengontrak kakakku menjadi artis? Berarti dia adalah artis junior dibawah Fernand Meng?”

Fernand Meng tidak berbicara. Dia hanya menatap mereka berdua dengan tenang. Namun, dia memberikan ruangan itu suasana yang nyaman.

Dia tidak mendominasi.

Fernand Meng memberi Wenny Gu kesan yang baik. Dia berbeda dari bintang pada umumnya, yang angkuh dan serba mewah.

Pantas saja Lavenia Tsi mengaguminya.

Wenny Gu mencuri pandang ke Fernand Meng yang sedang mendengarkan percakapan mereka. Fernand Meng melihatnya. Dia lalu menarik pandangannya dan menoleh kembali ke Michael Tsu.

Michael Tsu berkata, “Perusahaan kami tidak hanya merekrut penyanyi saja. Namun, untuk saat ini, sepertinya butuh penyanyi professional untuk benar-benar mengevaluasi kemampuan Nona Gu. Baru-baru ini, perusahaan kami sedang membentuk tim artis wanita dan kami ingin mengundang Nona Gu juga.”

Wenny Gu menatap Michael Tsu. Dia tampak pusing. Dia tidak bisa membayangkan dia harus menyeberang dari musik klasik ke musik pop.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu