Unplanned Marriage - Bab 178 Tuan Keempat, Kamu datang ke Shanghai?

Veronica mulai menceritakan perihal Albert, dia tidak tahu seberapa besar kemungkinan dirinya bisa berhasil menasehati Caroline, tapi setidaknya dia berharap agar Caroline bisa mendengarkannya sedikit, jangan dipergunakan lagi oleh Albert.

Dia tidak bisa memastikan bahwa apakah ini adalah trik dari Albert yang mana menjebak dirinya didalam gedung ini, tapi dia berharap Caroline bisa mengerti bahwa mereka tidak pernah putus asa untuk membebaskan Caroline, hanya saja sekarang Caroline sendiri telah menjadi sebuah pion dari Albert.

Sambil mendengarkan, Caroline tertawa, tertawa hingga air matanya hampir berkucuran, "Veronica, apakah aku harus mengatakan kamu bodoh atau jeli, disaat seperti ini kamu masih bisa mengarang cerita seperti ini, apa yang harus aku bilang kepadamu? kamu ingin aku membebaskanmu, tapi ini tidak ada gunanya, kita berdua tidak bisa keluar dari gedung ini kali ini."

Perkataan Caroline membuat Veronica kaget, apa maksudnya ini?

Seketika telepon dimeja berbunyi dan memecahkan keheningan didalam ruangan, Caroline tertawa, "Kamu angkat saja, kamu seharusnya tahu ini siapa."

"Aku tahu." Suara Charles sedikit terengah-engah, "Aku baru pergi dari tempatnya sana tidak lama, Veronica, dengarkan kataku, jangan berkonflik dengannya, sebisa mungkin hindari perkataan yang membuat emosinya meninggi, berikan telepon kepadanya, aku akan berkomunikasi dengannya."

Veronica termenung sejenak, lalu menjawab, "Baik." lalu dia memberikan telepon kepadanya, "Nona Caroline, ada yang ingin disampaikan oleh Charles kepadamu."

Caroline mengambil teleponnya dengan biasa saja, lalu berkata, "Charles, apakah kamu merasa sayang? dua orang wanita terpenting dalam hidup mu sedang terjebak didalam gedung ini."

Veroniac diam dan menatapi perbincangan Caroline dengan Charles, badannya sedikit mundur, dia mencari kesempatan untuk meninggalkan ruangan ini.

Dia tahu Charles meminjam orang dari Tuan keempat dari kota Hangzhou, jadi jika mereka akan beraksi, maka setidaknya dirinya harus membuat kondisi yang baik agar mereka bisa menyelamatkan diriinya dengan sukses.

Caroline tiba-tiba berkata kepada telepon, "Tidak ada gunanya Charles, ruangan ini sudah penuh dengan bensin, orang dari kalian tidak akan sempat untuk naik kesini, asalkan aku menyentuh barang ditanganku, seluruh ruangan ini akan terbakar, istrimu, anakmu, pacar pertamamu akan mati bersama."

Wajah Veronica berubah pucat, dia tidak menyangka bahwa Caroline akan melakukan hal seperti begini.

Tapi dia harus mengakui bahwa setelah sampai begini, mungkin saja dirinya juga akan begitu.

Dia tidak bisa menyalahkan Caroline saat ini, siapapun juga tidak ingin mati, tapi jika bukan tidak ada cara lain, siapa juga yang akan memilih jalan seperti ini.

Seberapa dendam Caroline terhadap keberadaannya......Veronica langsung berdiri, baru saja dia melangkahkan langkahnya, Suara Caroline berkata, "Hentikan, aku sudah bilang tidak boleh pergi, jika tidak jangan salahkan aku tidak sopan."

Veronica terhenti dan tidak bergerak.

"Kamu tanya bagaimana caranya aku bisa melepaskan dia?" Caroline tertawa terbahak-bahak, "Kamu bahkan tidak menanyakan bagaimana caranya aku melepaskan diriku sendiri? Charles, jika aku bilang, aku boleh melepaskannya, kamu naik dan menggantikannya, kita berdua pergi mati bersama, aku bisa membiarkannya pergi dari sini hidup-hidup."

Badan Veronica gemetaran, dia tidak tahu apa yang dikatakan oleh Charles kepadanya sebelumnya, bahkan bisa muncul keadaan seperti ini, hingga membuatnya muncul pemikiran seperti ini.

Dia juga tidak tahu apa yang dijawab oleh Charles, Caroline akhirnya mengakhiri panggilan, barulah dia mengatakan kepada Veronica, "Nona Gu, jangan salahkan aku, jika kamu mau menyalahkan, salahkan saja kita berdua, mencintai seorang lelaki yang sama, tapi dunia ini tidak akan membiarkannya menikmatinya."

"......." dari awal hingga akhir Veronica tidak mengatakan apa-apa.

Dia tahu saat ini bukan saatnya dirinya negosiasi ataupun memohon, emosi Caroline sudah tidak stabil, jika dia salah mengatakan satu kata, mungkin saja itu akan membawakan akhir yang sangatlah parah.

Maka dari itu lebih baik dia tidak mengatakan apa-apa.

Tiba-tiba, pintu terbuka, Charles masuk dari luar, tatapannya menuju kepada Veronica, dan bergeser ke Caroline, dia berkata, "Aku sudah datang, Veronica, kamu turun dulu."

"Aku tidak......" Veronica memegang perutnya sendiri, kata yang baru saja dilontarkannya ditelan kembali, ini bukan saatnya berdebat dengan Charles, ataupun masalah siapa yang pergi atau tinggal, didalam perutnya ada seorang bayi, dia adalah seorang ibu, dia tidak boleh manja.

Veronica berkata, "Baik."

Dia bertatapan dengan Charles, sesaat kemudian dia merasa ingin sedikit merengek, "Aku tunggu kamu dibawah. kamu harus pulang, aku dan bayi kita menunggumu."

"Baik."

Caroline menatapi mereka berbincang, meskipun hanya beberapa kata saja, tapi menunjukkan tingkat kepercayaan antar mereka, disaat itu, hati Caroline bagaikan dirobek.

Caroline berdiri secara perlahan, dan berdiri ditengah-tengah Charles dan Veronica.

Veronica lalu melirik Charles dan berbalik keluar dari gedung.

Dia tidak boleh tinggal disini lagi, karena dia tidak yakin dengan Caroline yang sudah kondisi sedikit gila ini akan menyuruhnya tinggal disini atau tidak.

Hingga meninggalkan gedung ini, barulah Veronica berbalik menatapinya dengan takut, baru saja dia terbebas dari ujung kematian, dia sedikit tidak percaya.

Gedung itu tetap terlihat tenang, sama seperti waktu dia baru saja tiba.

Ketenangan sebelum badai datang.

Dia tidak tahu apa yang terjadi didalam sana, dia sangat takut muncul adegan seperti itu, api berkobar dan membakar semua harapannya yang ada didalam sana.

Badan Caroline begitu buruk, Charles tentu saja tidak akan dijatuhkan, kecuali Charles berniat untuk mengalah.

Veronica memutarkan badannya, Ricky tengah berada dibelakangnya, dan orang yang berada disampingnya tidak tahu sedang mengatakan apa, itu adalah seorang lelaki tampan yang terlihat elegan, Veronica terkejut dan membuka mulutnya, "Tuan Keempat, kamu datang ke Shanghai?"

"Iya." Livina Chu, Tuan Keempat kota Hangzhou, di Hangzhou, dia adalah orang yang sangatlah terkenal, kali ini Charles meminta bantuan kepadanya.

Tanpa berbincang banyak, bagaimanapun juga sekarang keadaaan sedang kritis, tapi mungkin saja bertambah orang yang bisa diandalkan lagi, hatinya lebih tenang sedikit.

"Apakah yakin?" Veronica bertanya dengan panik, "Caroline sedikit gila sekarang, apakah Charles bisa menaklukkannya?"

Livina berkata, "Tidak perlu khawatir, Caroline bukanlah target, target kita adalah Albert, tapi seharusnya dia tidak akan muncul hari ini."

Membiarkan Caroline berbuat onar, tujuan Albert sudah tercapai, hari ini dia pasti tidak akan muncul disini, jadi Livina membagikan beberapa tim, satu tim mencari keberadaan Livina, satu tim pergi ke gudang yang diberi tahu oleh Andre, untuk mencari markas Albert, dan tim terakhir menjaga disini untuk mencegah terjadi sesuatu.

Tadi ketika Veronica berada didalam, Livina sudah hampir mempergunakan orang yang menjaga disini, namun Charles tidak ingin salah bertingkah, dia ingin menghindari segala hal yang mungkin saja bisa menyakiti Veronica, jadi dia menggunakan cara untuk bernegosiasi dengan Caroline.

Tidak disangka bahwa Caroline ternyata setuju untuk menggantikan dirinya dengan Veronica, maka seterusnya sudah mudah sekali, jika Charles ingin mengatasi Caroline, pertama harus ada bantuan dari orang Livina, lumpuhkan dulu orang-orang Caroline yang berada didalam gedung, barulah Charles beraksi.

"Tunggu 10 menit, kurang lebih masih butuh 10 menit." Livina mengangkat tangannya dan menyipitkan matanya untuk melirik kearah jam tangannya, lalu tatapannya menjadi tegas, "Charles hanya perlu mengulurkan waktu 10 menit, orang ku akan mengatasi semua orang diluar sini."

"Hmm...." meskipun Livina terlihat sangatlah tenang dan sangat percaya diri, namun hati Veronica tetap tidak tenang.

Mungkin juga karena posisi setiap orang berbeda, makanya dia tidak bisa tenang seperti orang lain, bahkan dia tidak berani melihatnya lagi,dia menutup matanya dan berbalik badan.

10 menit.

9 menit.

waktu berlangsung , tiba-tiba Livina berkata, "Sudah boleh, sekarang segera naik untuk menyelamatkan orang!"

Badan Veronica yang gemetaran menoleh, dia juga ingin naik bersama mereka.

Ricky menariknya, "Kamu jangan naik lagi."

Seusai berkata, Ricky mencari orang untuk menjaganya, dirinya dan Livina berlari keatas.

didalam gedung sudah tidak ada suara apapun lagi, tapi ini semakin membuat Veronica takut, sesaat kemudian dia tetaplah mengatakan kepada orang yang menjaganya dan berlari keatas.

Orang yang ditinggalkan Albert disini sudah dilumpuhkan, seharusnya tidak ada bahaya algi, lagi pula ada Livina, Ricky dan begitu banyak orang, dia juga tetap akan terjaga.

Baru saja badannya masuk kedalam ruangan itu, Veronica lansung menghentikan langkahnya, adegan didepannya membuatnya tidak bisa bergerak.

Pisau yang berada ditangan Caroline tertancap didada Charles, darahnya mengalir terus.

wajah Caroline sudah penuh dengan air mata dan mulai menangis lepas.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu