Unplanned Marriage - Bab 11 Pernikahan adalah sebuah pertaruhan

"Oke, sangat bagus, Tina menghembuskan napas dengan lega, kalian berdua bermain saja diluar, tidak perlu khawatir urusan rumah."

Veronica tersenyum, dan bersama Charles meninggalkan ruang belajar.

Baru saja memasuki ruangan, Charles bertanya: "Benar ingin pergi bulan madu?"

Charles menyipitkan matanya dan berjalan ke ruang belajarnya yang kecil sekaligus ruang kerjanya untuk beristirahat.

Tirai telah dibuka, hutan bambu diluar berwarna hijau.

Cahaya matahari menyinari ruangan kecil itu, memberi kehangatan.

Cathy mendengar suara orang, langsung masuk kedalam.

Cathy berlalu lalang di kaki Veronica, sepertinya menyukai Veronica.

Melihat kucing, hatinya langsung melembut.

Dia berlutut dan memeluk Cathy, duduk dan menunggu Charles menjawab.

Dia menyadari akhir-akhir ini sering lupa, dulu dia tidak seperti ini.

Charles membuka buku catatan yang sebelumnya, dan duduk melepaskan kancing lengan bajunya.

Dia memandang Veronica dari samping, "Setelah menikah memang sudah seharusnya berbulan madu, mereka tidak mengatakan sesuatu yang salah."

"Tapi saat kamu pergi mereka ingin menggunakan satu bulan ini untuk berbuat sesuatu, kamu tidak khawatir?".

"Apakah kamu mengkhawatirkan aku?" Charles mengangkat alisnya dan terkejut.

"Kamu suamiku, memang seharusnya mengkhawatirkan kamu." Veronica menjawab.

Wajahnya agak memerah, dia menggendong Cathy untuk menutupi emosinya.

"Veronica." Charles tiba-tiba memanggilnya, "Kemari bantu aku membuka kancing."

Dia tidak menunjukkan ekspresi saat berbicara, gerakannnya sangat tenang.

Veronica menurunkan Cathy, berjalan kesampingnya, dan membantunya membuka kancing.

Gerakannya sangat lembut, ekspresinya sangat serius, mengerutkan alis dan sangat fokus.

"Kamu waktu itu demi membangunkan aku, kamu tidak tidur?" Charles tiba-tiba bertanya.

"Loh, bagaimana kamu tahu?" Veronica tampak sedikit terkejut, tetapi dengan cepat menyangkalnya, " Tidak, tidak."

Charles sedikit menjilat bibirnya, tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi setelah Veronica membuka kancingnya, dia berbisik: "Tolong kamu rapikan koper. Bawa dua gaun.

"Untuk apa bawa gaun?"

"Aku berencana untuk bulan madu di kota Nanjing, kebetulan di Nanjing ada beberapa rekan kerjasama, sekalian selesaikan bersama." Respon Veronica sangat tenang.

Veronica mengangguk, karena Charles sudah merencanakan ini, dia sedikit lega.

Charles berdiri dan berjalan dibelakang Veronica, dengan satu tangan di bahunya.

Dalam sekejap, terasa seperti tersengat listrik, leher Veronica gemetar.

Campuran tembakau dan parfum di tubuh pria itu, membuat Veronica merasa tidak tahan.

Bahkan ketika aku berpacaran dengan Marco, aku tidak pernah sedekat ini.

Mendekati punggung Veronica, sudah menempel dengan dada Charles.

Charles berbisik di telinganya: "Saat bulan madu, tinggal dalam satu kamar."

"Apa?! Bukannya kamu mengatakan......mengatakan......"

Jarang bagi Charles untuk tersenyum, "Kamu kira aku hanya menguji kamu, hanya asal bicara? Kalau bulan madu kita tidur tidak dalam satu kamar, pasti ada omongan dari mereka.”

“Aku dan kamu seperti apa, apa urusannya dengan mereka!" Veronica sedikit kesal.

“Karena status kamu, status aku.” Charles dengan pelan berkata: "Mohon rapikan koper, masih banyak hal yang harus aku tangani."

Veronica tidak habis pikir.

Ikatan pernikahan adalah pertaruhan, pernikahan adalah sesuatu yang tidak bisa dikembalikan.

Hanya Veronica yang tahu dengan jelas, keluarga Gu tidak sekuat yang diharapkan.

Karena Chandra agak lambat dalam mengurus perusahaan, umur orang tua keluarga Gu juga sudah tua, meskipun Elvian telah membantu keluarga Gu dalam perdagangan luar negeri, itu sudah cukup membantu.

Tapi tidak menutupi kemunduran keluarga Gu yang perlahan-lahan.

Jadi, Veronica menganggap dirinya hanya sebagai bidak catur, yang menikah dengan Tuan Muda Kedua yaitu Marco.

Meskipun Marco adalah Tuan Muda Kedua, tapi semua orang tahu, dialah penerus keluarga Tsi.

Tapi siapa yang mengira, Veronica akhirnya menikah dengan Charles.