Unplanned Marriage - Bab 401 Aku ingin memakan kamu, apakah kamu bisa membuatku kenyang?

Putra ketiga Denny, yaitu Harley Zhou yang terlebih dahulu dikabarkan selingkuh, kedua suami istri tersebut sempat meributkan perceraian, di saat-saat itu keluarga Zhou sungguh malu hingga tak berani mengangkat kepala sudah lumayan parah, ditambah lagi dengan berakhirnya Harley di dalam penjara.

Denny pernah memohon mengenai masalah ini kepada putra bungsunya, Dennis, namun putra satu ini balik bertanya dengan serius kepadanya, Harley hanya di penjara selama beberapa tahun, tapi bagaimana dengan Dennis? Dalam satu kecelakaan itu kalau nyawanya melayang, siapa yang menegakkan keadilan untuk dirinya?

Yang terpenting adalah, semenjak Dennis masuk rumah sakit, kamu sebagai seorang "ayah" bahkan tidak pernah muncul, sampai ketika ada masalah dengan Harley barulah datang untuk memohon, buat apa dia menghargai hubungan ayah dan anak ini?

Bisa dikatakan hubungan antara Dennis dengan keluarga Zhou sudah sangat retak, tapi hanya tertampan dari dalam, kalau di depan orang luar, Dennis masih kelihatan seperti anak kandung Denny.

Inilah kenyataan dari keadaan keluarga Zhou yang sebenarnya.

Charles tidak mengkhawatirkan masalah keluarganya, yang ia khawatirkan adalah keluarga Zhou akan tidak menyetujui hubungan Dennis dengan Wenny.

Dan banyak orang di luar sana yang tidak tahu akan bagaimana menilai mereka.

Veronica yang begitu lembut, hanya berdehem dingin di saat ini, "Keluarga Zhou termasuk apa? Dulu ketika Area Zhou masih ada, keluarga Zhou masih baik-baik saja, sekarang dikepalai oleh Denny hingga menjadi kacau begini. Dia masih enak hati untuk menolak Wenny kita? Aku saja merasa usia Dennis terlalu tua, ini dia sungguh terlalu beruntung. "

"Veronica." Charles menatap istrinya dengan senyam-senyum.

Veronica baru menyadari ia berbicara agak keterlaluan, dengan sedikit malu ia menoleh, "Sebenarnya sekarang kalau di pikir-pikir, semasa hidupnya Dennis juga lumayan susah, tidak ada yang benar-benar menjaga dan mengurusnya, dia berkorban begitu banyak untuk Wenny ketika muda, mungkin dia dan Wenny memang jodoh."

Di atas kursi taman di samping rumah, cahaya matahari bersinar dan angin bertiup.

Wenny dicium hingga ia tak tahan, gerak-geriknya sudah lebih agresif dari sebelumnya, tapi dengan cepat dia mendorong pelan, dengan wajah merah ia berkata, "Jangan cium lagi, kalau cium lagi aku jadi ingin. "

Sejak Dennis kecelakaan sampai sekarang, mereka berdua hanya sebatas ciuman dan pelukan, selebihnya tidak mereka lakukan.

Dennis masih lebih baik, Wenny sedang masa mudanya, yang penuh dengan gairah semangat, kali ini ia digoda hingga tak tahan.

Ketika dia mengatakan perkataan tadi dengan kasihan, kedua matanya masih buram, serta menggigit bibirnya sendiri dengan pelan, benar-benar sudah digoda sampai puncaknya, kalau ini bukan rumah keluarga Si, Dennis sama sekali tidak berencana untuk memikirkan kakinya, pasti akan langsung ia lakukan.

Tapi tidak ada cara lain, sekarang ada di bawah matanya Charles dan Veronica, Dennis masih harus menghargai keberadaan mereka.

Wenny melihat pandangan Dennis berubah, tapi tidak berapa lama kemudian sudah pelan-pelan kembali ceria, lalu bangkit berdiri dan berjalan sendiri ke depan dengan pelan.

Dennis bangkit berdiri juga sambil memegang pegangan di sampingnya, lalu berdiri di tempat menatap Wenny yang membelakanginya, tanpa tampak terburu-buru ingin pergi.

Sambil berjalan pelan, Wenny tertawa sendiri, lalu membalikkan badan berlari ke arahnya, berkata dengan manja, "Kalau begitu paman kecil lain kali harus membuat aku kenyang ya."

Dennis hanya menjawab dengan nada memanjakan "Kamu ini", lalu pelan-pelan keduanya berjalan ke arah rumah keluarga Tsi.

Dalam hati Wenny malah masih memikirkan bagaimana caranya meniduri Dennis di rumah keluarga Tsi.

Paman kecilnya sungguh masih kaku sekali! Memangnya kenapa jika di rumah dia! Kelak juga akan menjadi menantu ayahnya! Apakah nanti setiap pulang ke rumah tetap harus jaga sikap?

Pikiran Wenny mulai melayang, terhadap masa depan yang tak diketahui, dia semakin merasa harus menyayangi kehidupannya yang sekarang, jadi tujuannya untuk saat ini adalah bagaimana caranya menaklukkan paman kecilnya yang kalem sederhana itu!

Malamnya Wenny mendapat telepon dari Lavenia, pasti karena beberapa hari ini tidak menemukan Wenny, juga tidak berani menelepon ke Veronica, sekalinya mendengar suara kakak, seketika bicaranya menjadi gagap, "Ka, kakak, maaf, aku bukan sengaja...... aku sudah memberitahu ibu soal kamu dengan paman kecil. "

Wenny bersandar di tepi ranjangnya, sambil menggaruk pelan telinganya sendiri, "Oh, jadi kamu yang beritahu ayah dan ibu. "

"Bukan bukan bukan!" Lavenia segera memberikan penjelasan, "Bukan seperti itu!! Begini, hari itu...... "

Belum sempat Lavenia selesai menjelaskan, Wenny sudah memotong, "Sudah, aku tahu bukan karena kamu. Kamu tenang saja, aku dan paman kecil sudah memutuskan untuk bersama, ayah dan ibu juga sudah merestui."

Lavenia terbengong, agak lama kemudian baru berteriak senang, "Benarkah? Kakak benarkah?"

"Benar." Mendengar tawa tulus dari adiknya itu, hati Wenny pun meleleh, "Kenyataan membuktikan, Tuhan masih berpihak pada kita, betul tidak?"

"Betul. Ini adalah kabar terbaik yang aku dengar di beberapa waktu ini." Kata Lavenia sambil tertawa senang."

Kemudian Wenny menanyakan pertanyaan yang paling penting, "Apakah Cornelius ada mencari kamu."

Lavenia termangu sejenak, suaranya pun jadi rendah, dengan pelan ia berkata : "Tidak ada."

Namun dengan cepat dia sudah tertawa lagi, "Tidak apa-apa, aku sudah berakhir dengan dia, masalah ini bisa aku lupakan, di Inggris sini juga lumayan bahagia."

"Kamu..." Wenny sungguh tidak tahu harus berkata apa, kalau menghibur, adik satu ini sudah hampir tidak perlu dihibur lagi, tapi jelas-jelas Lavenia berharap Fernand akan mencarinya.

Tapi Wenny tahu jelas, kalau Fernand tidak bisa menyelesaikan masalah dirinya sendiri, mungkin dia tidak akan mencelakai adiknya lagi.

Dia juga seperti terkurung dalam penjara, yang ia kehilangan bukanlah kebebasan dirinya, melainkan kebebasan hatinya.

"Kak Gerson menemani aku setiap hari." Tiba-tiba Lavenia berkata : "Kakak...aku bilang ke dia...... "

Wenny berdehem pelan.

"Aku bilang, kalau dia bersedia menunggu aku, maka beri aku sedikit waktu lagi." Nada bicara Lavenia mulai rendah, aku tidak menerimanya, tapi juga tidak ingin menolak seperti dulu lagi. Kak Gerson orang yang sangat baik, aku tidak ingin menyakiti dia lagi."

Lavenia menolak Gerson sekali demi sekali, tapi ketika mendengar Lavenia pergi ke Inggris, langsung ia meninggalkan kota Shanghai tanpa berpikir dua kali. Bagaimana mungkin Lavenia tidak bisa melihat cintanya yang begitu dalam.

Hati Lavenia juga daging, setelah disakiti oleh orang itu, sekarang Gerson malah ikut bersedih karenanya, Lavenia tidak tega, sungguh tidak tega.

Wenny sendiri bisa bersama Dennis, maka dia juga sangat berharap Lavenia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, tapi saat ini hanya bisa menghela napas tak berdaya, "Lavenia...... Kamu...... "

"Hahaha, tidak apa-apa kakak, aku hanya memberi tahu saja." Lavenia tertawa di balik telepon, "Dan di sini juga banyak bule ganteng yang mengejar aku, aku tidak ingin terlalu terkenal di sini."

Tidak susah ditebak, tipe cantiknya orang timur, bentuk badan juga bagus, pasti pria inggris sangat menyukai keberadaan Lavenia.

Wenny merasa baikan, ia mengobrol beberapa lama lagi dengan sang adik, baru kemudian mengucapkan selamat malam dan mematikan telepon.

Ketika ia berbaring di ranjang, dia mengirim pesan ke Dennis, "Paman kecil, aku lapar sekali, bisakah aku memakan kamu?"

Dennis membalas tanda titik-titik.

Wenny : Heh, bukankah harusnya kamu membalas silakan sepuasnya?

Dennis : Tidak mengantuk?

Wenny : Ceritakan sesuatu, aku baru bisa tidur.

Dennis : Aku mencintaimu, tidurlah, selamat malam.

Wenny : Baiklah! Karena kamu begitu jujur, maka aku akan baik-baik mengikuti perintahmu untuk tidur.

Setelah selesai berkirim pesan dengan Wenny, Dennis tertawa pahit, mendapat kesayangan yang begitu manja sungguh..... Memangnya dia tidak ingin memiliki Wenny?

Tapi dia harus menjaga muka Charles dan Veronica.

Terutama dalam keluarga Tsi ini begitu banyak orang, selain ada dua orang ini, masih ada ibu Yang, ibu Li, serta lainnya. Kalau sampai membuat keributan pasti akan sangat malu sekali.

Akhirnya keesokan harinya ketika masih di alam mimpi, tiba-tiba merasa badannya ke bawah, bahkan ranjang pun ikut bergetar.

Secara refleks Dennis membuka kedua matanya, dan melihat Wenny sudah berada di atas tubuhnya, wajah yang memerah, rambut panjang yang terurai berantakan, melihat dia bangun, Wenny sama sekali tidak malu, malah membungkukkan badan menggigit telinganya, serta berkata lirih : "Sebelumnya aku pernah baca di buku, katanya harus langsung duduk ke atas ketika si pria belum bangun, maka pengendalian diri sebesar apa pun akan kalah."

Dennis menghela napas, Wenny sudah pelan-pelan duduk di atasnya, dia masih dengan suara kecil berkata "Agak sakit", tapi setelah semuanya masuk dia menghela napas, baru pelan-pelan menggoyang tubuhnya.

"Paman kecil kamu menginginkan aku tidak?" Wenny bertanya dengan kasihan sambil bergerak : "Apa kamu merasa aku terlalu sembarangan."

Pandangan kedua mata yang masih kabur, berhati-hati namun juga agak takut, di mulut berkata demikian, pandangan mata juga bermaksud demikian, tapi gerakannya tetap tidak berkurang.

Wenny pelan-pelan membuka kancing bajunya, menunjukkan tubuh yang putih mulus, tampak sepasang bulatan yang subur, dua bulatan merah di atasnya yang bahkan lebih menggoda, serta pinggangnya ramping, Dennis menelan air ludah, tidak lagi ia ingat tentang sopan santun dan malu, yang ada adalah kedua tangan yang mulai terletak di pinggangnya, senyuman tersungging di bibirnya, "Sayang...... kamu yang seperti ini sungguh sempurna."

"Yang paman kecil inginkan lebih dari yang kamu inginkan." Sambil berbicara, Dennis menggesek atas bawah, sedangkan Wenny menggigit bibir bawah sambil merintih beberapa kali, pinggang Dennis sudah tidak sebanding dengan dulu lagi, sehingga ia tak berani bergerak sembarangan, ia takut jika kali ini terlalu memakai tenaga, lain kali olahraga seperti ini akan semakin sulit untuknya, jadi harus dikendalikan.

"Hanya saja paman kecil tidak bersedia menunjukkan perasaan diri sendiri seperti kamu."

Dia begitu ceria dan antusias, antusiasnya bagaikan api yang bisa seketika membuatnya meleleh, tidak ada lagi wanita lain selain Wenny yang mampu menggerakkan hatinya. Dennis sambil menikmati puncak kebahagiaan, akhirnya memasukkan semua energinya ke dalam tubuh Wenny.

Kali ini Wenny sungguh capek sekali, karena dari awal sampai akhir dia yang banyak mengeluarkan tenaga.

Dia menengadah melihat waktu, kemudian terbaring di ranjang Dennis, bersebelahan dengannya, kemudian Dennis mengulurkan tangan menarik Wenny ke dalam pelukannya.

"Paman kecil......" Wenny mengusap dagu Dennis, lalu berkata dengan manja : "Paman kecil kapan sembuhnya, ayo kita pergi berlibur."

"Kenapa tiba-tiba ada niat seperti ini."

"Hanya merasa sedikit sebal." Wenny berkata terus terang : "Kenapa dua orang yang saling suka harus mendapat begitu banyak batasan? Kalau bukan yang ini tidak merestui, maka yang satu itu tidak merestui. Bukankah kita saling menyukai saja sudah cukup? Untuk apa harus mendapat restu mereka? Apalagi harus berpura-pura tidak menyukaiku di depan orang lain, perasaan seperti ini menyebalkan."

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu