Unplanned Marriage - Bab 73 Hampir Patah (1)

Setelah Veronica sadar, dia pun merasa malu, Charles Tsi mudah berubah menjadi liar, sehingga dia pun selalu kepikiran akan hal itu.

Dia melepaskan bajunya dan masuk ke dalam bak mandi.

Sedangkan Charles Tsi berdiri di samping dan mandi dengan shower.

Diam-diam dia meliriknya cepat, tidak bisa dipungkiri kalau bentuk tubuh suaminya itu sangat bagus, dari belakang, terlihat otot-ototnya yang kokoh, setiap bagian tubuhnya sangat memikat, saat memikirkan sikapnya di ranjang, kaki Veronica Gu pun tiba-tiba gemetaran.

Baru saja dia ingin memegang kakinya, Charles pun sudah selesai mandi dan memakai handuk, berjalan kesana dan bertanya: "Bagaimana kakimu?"

"Tidak apa-apa, hampir patah saja." Veronica menaikkan kakinya ke pinggiran bak mandi untuk dilihat Charles.

Kaki yang putih dan halus itu pun muncul di mata Charles, jari-jari kakinya terlihat merah dan di tumit kaki pun ada sedikit luka lecet.

Charles memegang kakinya dan bertanya: "Kakimu sakit? Aku suruh orang hotel antarin obat."

"Tidak apa-apa, wanita memang harus terbiasa memakai sepatu hak tinggi, hanya saja hari ini terlalu banyak lari..." Dia pun memurungkan mulutnya dan ingin menarik kakinya kembali, tapi tidak berhasil karena dipegang Charles, tiba-tiba Charles pun mencium kakinya, perlahan menuju ke atas.

Veronica Gu gemetaran, matanya tiba-tiba bersinar, "Geli..."

Suara ini terdengar seperti suara kucing, pelan tapi seksi.

Charles pun ikut masuk ke dalam bak mandi, karena bertambah satu orang, air pun seketika menjadi tinggi, Veronica dipeluknya dari belakang, dia menggigit telinganya dan berbisik, "Kamu ingin jadi makan malamku ya."

Veronica hanya tersipu malu dan tidak berani bergerak sembarangan, dia takut tonjolan di belakang itu membesar, dia bersandar di bahunya, menempelkan pipinya ke dagunya dan berkata lembut: "Charles, aku mau minta maaf atas kejadian sore ini."

"Kejadian sore ini apa." Kata Charles pelan sambil meraba tubuhnya.

“Andri Xie..."

"Jangan ungkit dia." Charles memegang punggung tangannya. "Sudah berlalu. Itu hanya salah paham saja."

Veronica mengangguk, dia sangat percaya dengan penjelasan Charles, seperti apapun yang dikatakan Charles dia akan selalu mendengarnya.

"Kita memang masih perlu memperbaiki diri kita masing-masing." Melihat kebingungan yang dipancarkan dari mata Veronica, Charles berkata: "Kita masih belum sampai di tahap saling mempercayai, tapi kita juga tidak boleh memutuskan hubungan kita, itu adalah satu-satunya cara kita berkomunikasi, kecuali memang tidak mau bersama lagi."

Dulu, Veronica hanya menyukainya, tapi sejak mendengar perkataannya ini, dia merasa, dirinya sudah mulai mencintainya.

Tubuh Veronica yang tidak termasuk kecil itu dipeluk Charles Tsi, perlahan-lahan dia mulai merasa aneh, air di bak mandi telah melumaskan bagian sensitifnya, perlahan-lahan bagian itu pun mulai terbuka.

Hampir di saat dia tidak sadar, tonjolan itu pun sudah bergerak masuk ke dalam tubuhnya.

Mereka berdua pun berdesah.

Punggung Veronica menjadi kaku, membentuk satu garis, dia tidak berani bergerak, kedua tangannya memapah pinggiran bak mandi dan ingin berdiri.

"Jangan bergerak." Kedua tangan Charles menopang pinggulnya, dan menariknya kembali, tonjolan itu kembali masuk ke dalam tubuhnya tanpa celah, rasa itu membuat wajah Veronica memerah, dia pun kembali mendesah.

Telapak tangan Charles berpindah ke depan, meraba pelan kedua dadanya, Veronica menggigit bibirnya, merasakan kenikmatan yang ada di bagian bawah tubuhnya.

Dia tidak sengaja bergerak, tapi asalkan dia bergerak sedikit saja, tonjolan itu pun membuat sekujur tubuhnya kaku dan melemah.

"Lihatlah." Charles berbisik di telinganya, dan mendesah, merasakan Veronica yang gemetaran di pelukannya, dia pun tersenyum, "Aku tidak melakukan apa-apa, tapi dia sendiri yang tidak sabaran."

"Hmm..." Sambil berkata, dia pun bergerak ke atas lagi, membuat Veronica hampir tidak bisa mengontrol nafasnya.

Charles mendorong Veronica ke depan, merebahkannya ke atas bak mandi, saat ingin melakukannya lagi, perut Veronica pun berbunyi.

Saat ini leher Veronica juga sudah memerah, dia menunduk dan berkata terbata-bata: "Aku... Aku lapar. Malam ini aku masih belum makan."

Agar bisa cepat sampai ke kota B, sebenarnya dia sudah kelaparan dan kelelahan, belum makan malam, lalu berlari dan kehujanan, dia tidak menyangka Charles masih sangat bersemangat seperti ini.

Charles pun berhenti, tangannya yang diletakkannya di pinggulnya itu pun tidak bergerak.

Lalu suara tawa pun terdengar.

Ini pertama kalinya Veronica mendengar dia tertawa, tapi sayangnya saat Veronica menoleh, dia sudah memasang ekspresi serius.

"Kalau begitu makan saja dulu, setidaknya mulutmu yang di atas itu kenyang dulu." Charles menepuk bokongnya yang seksi, lalu berdiri dan berjalan keluar.

Perkataan ini membuat Veronica sangat malu, dia berdiam di dalam bak mandi hingga air mulai mendingin baru keluar, saat mereka ganti baju sudah jam 11 lebih.

Hujan di luar masih belum berhenti, Charles mengusulkan untuk makan di hotel saja.

Veronica pun setuju, tapi saat dia melepaskan handuk dan ingin mengganti baju, dia baru menyadari kalau kali ini dia datang tidak membawa apapun.

"Aku... Aku tidak bawa baju..." Sambil berkata malu, wajah Veronica pun memerah.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu