Unplanned Marriage - Bab 48 Pojok bicara (1)

Melihat Nada bicara dan raut wajah Charles, ia tahu telepon yang masuk bukan membicarakan pekerjaan.

Kalau karena pekerjaan, ia akan tetap tenang seperti biasa.

Biarpun ia tak tahu itu siapa, tapi ia belum berencana menanyakan itu siapa.

Charles tak berkata apapun, melihat ke arah Veronica dan mengangguk, menyalakan mobilnya dan pergi, Veronica berdiri disana mengantarnya, sampai ia tak melihat bayangan mobilnya lagi barulah ia berbalik, berniat masuk ke hotel, dan saat itu telepon nya berbunyi.

Dia melihat ponselnya, langsung tersenyum.

"Haloo, Elena, ada apa?"

"Vero, apa yang terjadi kemarin? setelah itu kamu tidak menghubungiku, aku sangat khawatir!"

Tubuh Veronica kaku, sedikit malu dan tersenyum, "Elena, itu....kamu kepo sekali...."

Elena sekali mendengarnya, langsung merasa ada yang tidak beres, menerima penolakan dari Veronica, "Vero, aku menunggu mu di Peace Garden! kamu harus datang!"

Elena selesai bicara, dengan cepat menutup telepon, tak memberi Veronica kesempatan bicara, Veronica menghela nafas, memasukan ponselnya kembali ke tas, dan berbalik pergi ke tempat yang Elena sebutkan.

Jujur saja, hubungannya dengan Charles sekarang, semuanya karena dukungan Elena, dia harus berterima kasih padanya.

Peace Garden, seperti arti namanya, berarti damai, baru saja masuk kedalam, sudah bisa menghirup aroma bunga teratai, menyegarkan. di depannya ada kolam kecil, daun hijau memenuhi kolam itu, dan saat melewati jembatan kayu, bisa melihat Elena yang duduk tidak jauh dari situ.

Veronica awalnya tak mengerti, Elena mengapa menyuruhnya pergi ke Peace Gaden, saat Veronica sampai, Melihat wanita di depan wajahnya, dia akhirnya mengerti alasannya.

Pria tampan dan Wanita cantik siapun suka, tak terkecuali Eliana, tapi dia punya selera yang lebih tinggi lagi, melihat pelayan tampan tatapan nya bersinar, sampai Veronica yang sudah duduk didepannya saja ia tak tahu.

"Halloo, nona Elena, Elena, air liur mu keluar!" Veronica melambaikan tangan, tak tertarik..

"Oh, terima kasih!" Elena mengusap bibirnya, tapi tak merasakan apapun, dan suara itu begitu akrab.

Dia menoleh dan melihat, Veronica yang sedang tertawa melihat dirinya, Elena menyengir, "Vero, lihat pria tampan itu, membuat orang yang melihatnya terasa damai!"

Veronica mendongak melihatnya, benar saja pria tampan itu memberi kesan damai ketika melihatnya.

"Elena, selera mu berubah, bukannya dulu kamu menyukai yang tampan saja?"

Elena melambaikan tangannya, denga raut wajah tak mengerti, " Kamu tak mengerti, di dunia ini, ketika melihat terlalu banyak pria tampan akan terasa muak, tapi pria tampan kali ini, memberi kesan menyegarkan, membuat orang merasa....merasa....ah! aku tak tahu bagaimana menjelaskannya, hanya bisa dirasakan, tak bisa di jelaskan!"

Mata Veronica berkedut.

Elena, setelah beberapa lama akhirnya tersadar, dan teringat tujuan awalnya memanggil Veronica.

"Kamu mau minum teh?"

Veronica melihat Elena, sudah tahu apa yang ia inginkan, Veronica mulai membuka pembicaraan, supaya Elena tak bertanya lebih dulu, bertanya tentang pertanyaan yang sulit di jawab.

" Hal kemari aku... tidak berhasil, malam itu setelah pulang dari acara pertunangan, Charles pergi karena ada urusan, Aku tidur duluan, bahkan kapan ia kembali aku juga tidak tahu." Veronica bicara sedikit malu.

Melihat Veronica menunduk, dan suaranya semakin kecil, Elena tersenyum, dan ikut menunduk menatap Veronica, "Heiheihei! Veronica, kamu sudah selesai bicara?"

Berani membohongi dia, kamu tak tahu dia sudah mengenal mu berapa lama!

"bagaimana? kamu mau mengaku atau aku yang bertanya?" Elena memberinya pilihan, dan bagi Veronica ini bukan pilihan, setelah dipikir-pikir, lebih baik ia mengaku.

Meskipun malu, Veronica masih bicara dengan suara rendah, " Malam itu di pertengahan tiba-tiba ada yang menelpon Charles, jadi berhenti, Charles pergi, sungguh! sungguh tak ada yang terjadi, dan akhirnya aku juga tidur, dan tak tahu kapan ia kembali."

Takut Elena tak percaya, Veronica buru-buru mengangkat pandangannya, wajahnya memerah, tapi pandangan serius.

Elena tak bertanya lagi, ia tahu Veronica tak akan berbohong, kalau tidak ia akan menjelaskan nya dengan singkat, seperti tadi.

" Sungguh sangat disayangkan, Dan bila kamu tak berhasil tadi, bisa mencoba menggunakan barang itu nanti!" Elena sangat bersemangat.

Veronica menolak maksud baik Elena, "Elena, tidak perlu, aku tak membutuhkannya lagi."

"Kenapa?"

Veronica tersenyum tipis, tatapan nya lebut, " Biarpun kemarin tidak berhasil, tapi aku dan Charles semakin dekat, aku pikir aku tak membutuhkan barang itu lagi, kami sekarang semakin dekat."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu