Unplanned Marriage - Bab 74 Gerakan Pinggulmu Kurang, Harus Banyak Latihan (2)

"Hei Charles Tsi. Kata "Istri" kalau keluar dari mulutmu seperti sedang memanggil dewa!"

Sayangnya Charles tidak mendengarnya, Ricky pun pasrah dan mengambil hpnya, lalu mengetik chat: Hei Charles, cepat bangunin istrimu, istrimu tidak perlu ikut, oke.

Dibanding Ines, Ricky tentu lebih rela ngobrol dengan Veronica.

Veronica tidak kalah cantik dengan Ines, di dalam dirinya ada sifat sombong yang membuatnya sangat susah didekati orang lain, wanita seperti ini, sangat didambakan oleh semua pria.

Hanya saja Ines lebih mudah didapatkan, kalau Veronica, sangat susah sekali.

Saat Ines pergi, Ines sangat sedih, tapi Ricky Shen sama sekali tidak merasa kasihan kepadanya, malah setelah dia naik ke atas pesawat, dia langsung menelepon Ira, kakak Ines, mengatakan kelakuan Ines akhir-akhir ini, maksudnya tentu saja ingin bilang, kalau kamu tidak mengurus adikmu dengan baik, akan muncul orang ketiga di keluargamu.

Setelah menutup telepon, Ricky Shen merasa sangat puas.

Saat Charles kembali ke kamar, Veronica masih belum bangun, dia terbaring di balik selimut, wajahnya memerah.

Charles berdiri beberapa saat di sampingnya, lalu mencubit pipinya, "Bangun."

Veronica tidak merespon, tapi mulutnya bergumam.

Charles pun berhenti, lalu tiba-tiba meletakkan tangannya di atas dahinya, merasakan panas di telapak tangannya, dia hampir langsung membuka selimut Veronica, tapi setelah dipikir-pikir, dia pun berhenti, lalu menelepon hotel untuk mengantar dua selimut lagi.

"Dia demam, urusan Sunday Life, kamu saja yang pergi dulu." Charles dan Ricky berdiri di samping ranjang, dia melihat Ricky dengan pandangan pasrah.

Ricky mengangguk dan berjalan keluar.

Charles melepaskan jas yang tadi sudah dipakainya dengan rapi, dan duduk di samping Veronica.

Veronica merasa tubuhnya berat, pusing, saat membuka mata, pandangannya kabur, tidak bisa melihat apapun.

Setelah kehujanan, dan berlarian sepanjang malam, lalu jam sebelas lebih baru makan malam, dan saat pulang masih saja ditarik Charles ke ranjang dan melakukan hubungan intim dua kali, bertahan selama itu, badannya tentu tidak sanggup lagi.

Dia pun tiba-tiba kepikiran, kedatangannya kali ini malah merepotkan Charles Tsi, lalu mencari dan menggenggam tangan yang sedikit dingin itu, "Charles..."

"Iya, aku disini."

"Maaf ya, kamu mau keluar bukan." Veronica seperti bergumam, kalau tidak mendengar dengan baik, tidak akan kedengaran apa yang dikatakannya, "Aku tidur saja disini, tidak usah pedulikan aku."

"Duduk sini, minum obat dulu baru tidur." Kata-kata itu terdengar lembut, seperti sedang memanjakannya.

Charles pun memeluknya dan menggendongnya naik agar Veronica bisa duduk, di tangannya ada dua butir obat, dan segelas air.

Veronica memandang Charles, setelah memakan obat dia pun berkata: "Charles, maaf..."

"Bagus juga kamu sakit."

"Kenapa?"

Charles tidak menjawabnya, mungkin inilah keinginan seorang pria untuk memiliki, dia benar-benar tidak suka Veronica berada di dekat pria lain, ini membuatnya merasa tidak nyaman.

Rasa ingin memiliki Charles, lebih kuat dari pria-pria lainnya, inilah alasan mengapa saat dia mendengar Veronica Gu makan bersama Andri Xie membuatnya marah.

Mungkin saja karena keadaan hidupnya sejak kecil, sangat jarang sekali ada barang yang benar-benar bisa menjadi miliknya, oleh karena itu dia harus mengandalkan kedua tangannya sendiri untuk mendapatkannya.

Termasuk juga wanita ini, dia sudah melingkarinya ke dalam hidupnya.

Veronica tidak mendengar alasannya, tapi dia juga tidak bertanya lagi, hanya bersandar di dalam pelukannya, dan menutup matanya kembali beristirahat.

Awalnya Charles Tsi ingin mengantarnya ke rumah sakit, tapi Veronica bilang dia cukup dengan memakan obat saja.

Hal ini juga membuatnya bertekad untuk berolahraga dengan Charles Tsi, kalau tidak badan selemah ini hanya akan merepotkannya.

Veronica pun mengambil kesempatan ini dan bertanya: "Charles, kamu suka padaku?"

Sebenarnya Veronica juga tidak tahu mengapa dia bertanya seperti itu, mungkin saja dia berharap di saat dia sakit, dia bisa mendengarnya berkata "suka."

Tanpa disadari, tangannya pun menarik kemeja Charles, seperti yang pernah dikatakannya, dalam jarak yang dekat seperti ini, bagaimanapun dia pasti akan punya perasaan terhadapnya.

Setelah beberapa saat, Charles pun mengelus rambutnya, "Kenapa menanyakan ini."

Veronica pun panik, tapi dia malah sudah dibaringkan kembali ke atas ranjang, badannya sangat lemah dan tidak bisa bangkit, dia pun terpaksa menatap matanya, dan berkata: "Tapi itu penting untukku."

Dia suka atau tidak suka, sebenarnya hanya butuh beberapa kata saja, bahkan hanya menjawab "iya" atau "tidak", dia juga sudah bisa mengerti.

Charles menunduk, dan memegang dahinya, "Kamu masih demam, istirahat yang banyak, aku merokok dulu di luar."

Charles pun berdiri dan pergi, kelopak mata Veronica penuh dengan air mata.

Dia tidak asal menjawab, Veronica seharusnya senang.

Tapi Veronica sama sekali tidak bisa senang, Charles Tsi hampir tidak menjawab pertanyaannya, tapi malah merenung seharian.

Seorang pria bisa merenung, mungkin karena dia juga tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Tubuh Veronica sedang sakit, hatinya juga tiba-tiba terasa sakit, kemesraan yang sebelumnya ada, sekarang semuanya hampir hilang begitu saja.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu