Unplanned Marriage - Bab 47 Kamu harusnya memanggil dia kakak ipar (1)

Charles tak langsung membalas perkataan Marco, dia diam beberapa detik dan mulai bicara, suaranya lebih dingin dari biasanya, " Perusahaan besar ‘daily life' membutuhkan skill, aku percaya kemampuan Veronica, dan lagi kamu seharusnya memanggilnya kakak ipar."

Perkataan yang datar dan dingin, membuat Marco sedikit kaget, dan seketika merasa dingin, dan merasa sedikit takut akan Charles, tapi dia masih bersikeras berkata, " Aku.. aku hanya merasa dia harusnya bahagia, dan kamu tak bisa memberinya."

Perkataan Marco, semakin jelas, penuh dengan rasa provokatif, tapi Charles selalu tak begitu menanggapi nya.

Kali ini ia malas melihat Marco, hanya bisa berkata, " yang ia inginkan, semuanya karena kamu tak memberinya, jadi aku yang memberinya. Marco, kamu dulu tak tahu, sekarang kamu juga begitu, nanti kamu tak mungkin akan mengerti, kamu kehilangan Veronica yang begitu baik."

Kalimat itu, membuat Marco terdiam, bagaimana ia bisa tak mengerti, Veronica yang begitu cantik, dulu hanya menyenangkan mata, tetapi setelah bersama Charles, dia menjadi penuh pesona dalam setiap gerakan, membuat orang ingin memilikinya.

"Hehe..." Andri Xie pada saat itu tertawa, memegang stir, " Sudah sampai, ayo pergi."

Dia seperti tak mendengarkan pembicaraan Charles dan Marco, dan masih begumam datar.

Marco meletakkan berkas di tangannya, turun dengan wajah dingin, Marco setelah beberapa detik diam lalu memutuskan turun.

Melihat bar di depannya, Charles diam, mengikuti Andri Xie masuk.

Andri Xie, sepertinya setiap hari ke bar, kemarin Charles tak datang, dan bila kali ini ia tak ikut maka ia akan merasa tak enak.

Dia tak begitu tertarik dengan life style ini.

Veronica dan timnya berdiskusi hampir setengah jam, setelah orang-orang pergi ia baru membuka laptopnya memasukan data, dan sehabis itu pergi naik ke kantor Charles dengan lift.

Kantor Charles dan Marco berada di lantai paling atas, jadi Veronica sedikit khawatir akan bertemu Eliana, sampai akhirnya ia pelan-pelan membuka pintu kantor Charles ia baru merasa lega.

Jujur saja, kalau bisa, ia ingin menghindari Eliana, Semakin banyak konfrontasi, itu hanya membuatnya tak semangat, seperti hari ini, dia malas meladeninya.

Sekarang sudah cukup baginya untuk mendesain rumah dan bekerja, belum lagi sekarang ditambah seorang Ines.

Teringat tentang Ines, Veronica berjalan dan hendak duduk di sofa, tapi teringat akan skandal Charles dan Ines, walaupun media tidak punya bukti yang kuat, tapi setelah mengenalnya, dia yakin Ines punya perasaan pada Charles, dan mengenai Charles.....

Dia harusnya tak punya perasaan pada Ines, kalau begitu ia tak akan begitu mudah menikah dengannya, apa lagi sekarang hubungan mereka tak sama lagi, Dan kadang ia merasa Charles sangat memperhatikannya, tapi Charles memperlakukan Ines, tak seperti biasanya, apa alasan nya?

Sepuluh menit kemudian, Veronica mengerutkan dahinya, bagaimana pun ia tak terpikir, dan semakin ia memikirkannya ia merasa pusing.

"Huh! sudah jangan di pikirkan! aku harus merancang design!" dia menggelengkan kepalanya, Veronica mengeluarkan buku dan pensil dari tasnya hendak menggambar design rumah.

Dia sudah mengatur semuanya, saat bekerja ia memfokuskan semuanya, kalau tidak selesai ia akan lembur, setelah bekerja ia akan meneruskan menggambar design, dengan begini tidak akan menggangu hal kedaunya.

Waktu berlalu, Veronica berpikir sangat lama dan menutup matanya, tertidur.

Saat Charles kembali ke kantor, melihat pemandangan ini.

Veronica menutup kedua matanya, dan berbaring di sofa, bulu matanya yang panjang terpapar cahaya, wajahnya membuat tenang.

Charles mengalihkan pandangan nya, melihat beberapa gambar yang sudah selesai, dia pelan-pelan melihatnya, sepertinya ia sangat menyukai design clasic.

"Hmm..." Veronica mengeluarkan suara, menarik tangannya, merasa kedinginan.

Charles melihatnya, dengan cepat meraih remote AC menaikan suhu nya, lalu masuk kedalam ruang istirahat hendak mengambilkan Veronica selimut, tapi ia seperti melihat sesuatu, gerakan nya terhenti.

Raut wajah Charles berubah, diam beberapa detik, meletakkan selimut, dengan lembut memanggil Veronica, suaranya terasa aneh, " Vero....Vero..."

Veronica tak bergerak, suaranya kurang keras, apa lagi hari ini ia sangat kelelahan.

Tatapan Charles suram, ia melihat cairan merah di celana Veronica, dan langsung menaikan suaranya, " Vero! Vero!"

Suaranya semakin besar, dan Veronica terbangun, ia membuka matanya, melihat Charles di depan nya, langsung mengeluarkan senyumnya yang indah, " Charles, kamu datang menjemput ku."

Tatapan Charles suram, memegangnya, dan meneruskan kalimatnya, " Vero, ayo bersiap, kita pulang."

Hah?

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu