Unplanned Marriage - Bab 191 Wenny Merindukan Ayah

"Kak, sebenarnya masalah keluarga ini, aku juga tahu, ayahlah yang bersalah terhadap kalian," Marco dan Eva telah lama bersama, sifatnya jadi terbuka mirip Eva, "Tapi usia ayah dan ibu sudah lanjut, Bibi Dou juga sudah kembali, jadi menurutku adalah, jangan lagi membuat mereka bertiga saling tersiksa.

Marco menoleh melihat kakaknya. Saat kecil dulu ia juga selalu menghormatinya. Meskipun diam, tapi tindakannya selalu bisa diandalkan, hampir tidak ada hal yang tidak bisa dilakukannya. Kakak ini juga yang seluruh perusahaan keluarga, membuat James Tsi mereka bertiga tidak berguna lagi. Namun setelahnya, Eva bertanya dengan tenang, apabila tidak ada Charles, apakah keluarga Tsi akan menjadi seperti ini?

Marco memikirkannya berkali-kali. Ia merasa perkataan Eva benar. Kebencian yang semula ada di hatinya pun jadi mereda.

"Aku tahu," Charles mematikan rokok di tangannya, "Tapi permasalahan orang tua kita tak perlu terlalu ikut campur. Setelah emosi dalam hati kita lenyap, kita baru bisa menjalani hidup ke depan dengan lebih mudah. Oh ya, apa kau tertarik kembali bekerja di perusahaan Tsi?"

Marco terdiam, lalu menggeleng. "Tidak perlu, bisnisku dan Eva sekarang juga tidak buruk."

"Oh begitu. Carilah waktu dan suruh Eva datang kemari, bawa serta proyek terakhir kalian. Mungkin aku bisa membantumu memasukkannya ke perusahaan Tsi," terbersit kehangatan dalam sorot mata Charles, "Bagaimanapun kita masih kakak beradik. Kau yang dulu, aku tidak mau urus. Tapi kau yang sekarang, aku ingin menyokongmu. Kuharap Jayden Tsi punya perkembangan yang baik."

Karena Charles berkata sampai tahap ini, Marco pun tak enak hati kalau menolaknya lagi. Ia pun menganggukkan kepala.

Setelah itu, Charles baru berbalik pergi.

Tiba-tiba Marco memanggil Charles, "Oh ya, Kak."

Charles menoleh. Marco berkata dengan sedikit sungkan, "Aku ingin mengadakan pesta pernikahan susulan untuk Eva, bagaimana menurutmu?"

"Boleh, tentu saja boleh," Charles sedikit terkejut, namun sedetik kemudian tersenyum, "Kalau kau membutuhkan bantuan dana atau bantuan apapun juga boleh."

Marco menghembuskan napas lega, "Tidak perlu bantuan dana, aku punya sedikit tabungan. Aku ingin memilihkan cincin berlian untuknya. Sebenarnya beberapa tahun ini aku telah bersalah pada Eva, tapi aku sungguh tak ingin mengadakan pesta pernikahan lagi, aku trauma."

Keduanya hampir bersamaan memikirkan Veronica, wanita yang menikah dengan kakak beradik itu di hari yang sama.

Charles perlahan membuka mulutnya, "Kalau tidak, adakan pesta sederhana saja, undang beberapa sahabat dan kerabat, atur beberapa meja. Menurutku Eva juga tak akan terlalu memedulikannya."

"Tapi aku memedulikannya." Percakapan antara Charles dan Marco jadi banyak, mungkin karena kesalahpahaman mereka telah selesai, "Kau tidak tahu betapa aku menyukainya sekarang, sayangnya aku tidak berguna, aku tak bisa memberikan yang baik untuknya."

"Bagaimana kalau aku membantumu menjaga Jayden Tsi untuk beberapa waktu?" pikir Charles, "Kalian berlibur dan menikahlah, saling memberi pernikahan yang bisa dikenang satu sama lain."

Mata Marco seketika jadi cerah, pernikahan sambil liburan tidak buruk juga. Selain tak perlu menjamu tamu, pernikahan seperti itu terasa romantis. Marco menepuk-nepuk pundak Charles, "Kakak lumayan juga. Dulu aku mengira kau adalah pendiam yang tidak paham romantisme, tapi ternyata kau muncul dengan ide seperti ini."

Charles berpikir, saat hendak melamar Veronica 4 tahun lalu, ia memutuskan untuk memakai cara seperti ini, karena ia sudah menikah 2 ali, sementara Veronica 3 kali. Kalau mereka mengadakan pesta pernikahan lagi di Shanghai, takutnya mereka akan topik perbincangan orang-orang. Charles tak mau seperti itu. Setelah mengobrol dengan Ricky, ia baru mempunyai ide itu.

Hanya saja ide ini tidak terlaksana pada akhirnya, malah menguntungkan Marco.

"冬冬 biar ayah dan ibu saja yang menjaganya," Marco tertawa, "Terima kasih, Kak."

"Sama-sama, telepon saja kalau ada sesuatu," Charles segera berjalan menuju ke pohon besar di sana, sementara Marco melihat sosoknya dari belakang. Ia selalu merasa, kakak ini, tampak sangat kesepian. Pemandangan indah di hadapannya berubah jadi suram.

Wenny Gu berusia 4 tahun tahun ini, shio-nya kelinci. Kata ibu, anak itu sama imutnya seperti kelinci. Ia punya boneka kesayangan yang dipanggilnya 'Kitty', yang sebenarnya adalah kelinci.

Saat ini, Wenny Gu sedang berbaring di kamar ibu. Melihat fotonya bersama ayah, matanya yang hitam dan bulat terpaku pada gambar wajah ayahnya: Ayahnya ini agak menyeramkan juga, kenapa tampak galak sekali. Tapi kata ibu, dialah ayah Wenny Gu. Ibu tidak mengizinkan Wenny memanggil orang lain sebagai ayah.

Wenny Gu berpikir sambil memiringkan kepalanya, kenapa ibu tidak pernah ada di sisinya, sementara ayahnya juga tidak pernah muncul di hadapannya?

Kasihan sekali Wenny Gu... Wenny Gu merindukan ayahnya.

Pintu tiba-tiba dibuka, seorang pemuda tampan berusia 15-16 tahun berjalan masuk. Wenny Gu menoleh, tiba-tiba berteriak sambil tertawa, "Paman kecil! Gendong! Gendong!"

Pemuda itu terhuyung-huyung saat kakinya dipeluk oleh Wenny Gu. Ia menunduk lalu menggendong Wenny Gu. Pemuda ini tampak baik sekali, kulitnya putih, bibirnya merah. Di dahinya terdapat setitik warna merah, pertanda kalau pemuda ini telah beranjak menjadi dewasa.

Wenny Gu yang masih belum bisa berjalan tegak itu meneteskan air liur di atas bahu si pemuda, "Oh, salah, ibu menyuruhku memanggilmu Paman Adik Kelas.

Dennis Zhou , si paman adik kelas, adalah adik kelas Veronica di Inggris.

Walau disebut adik kelas, namun mereka tidak pernah belajar bersama. Mereka hanya pernah belajar dengan guru yang sama saat kecil dulu, guru besar budaya Tiongkok Yohanes Liu.

Veronica belajar tentang budaya teh, darinya ia belajar bagaimana bersikap; sementara Dennis Zhou, belajar ilmu yang lebih dalam: fengshui.

Fengshui sangat terkenal di daratan China dan Hongkong. Beberapa tahun belakangan ini ia juga terkenal sampai ke mancanegara. Banyak toko dan perusahaan yang mengundang ahli fengshui untuk memeriksa lokasi mereka. Dennis Zhou muda pun sudah memiliki sedikit nama di Hongkong.

Dennis Zhou menggendong Wenny Gu dalam pelukannya. Ia melihat foto di atas ranjang, "Wenny Gu sedang lihat apa?"

"Lihat ayah!" tangan Wenny Gu yang satu memeluk Kitty, sementara tangan lainnya bergelayut pada leher Dennis Zhou, "Paman Adik Kelas, kenapa ibu tidak mengizinkanku pulang?"

"Aku tidak tahu," Dennis Zhou sungguh tidak tahu.

Dia datang ke Inggris untuk belajar tentang teori bangunan. Fengshui modern juga harus digabungkan dengan sains. Ia tidak mengira Veronica juga memiliki keluarga di Inggris. Setelah itu ia tinggal bersama keluarga Gu. Kadang ia memasak atau menjaga Wenny Gu kalau tidak ada pekerjaan.

Tapi mengenai hubungan asmara Veronica, serta mengapa ia menyembunyikan anak lucu ini di luar negeri, Dennis Zhou benar-benar tidak tahu.

Wenny Gu berhitung dengan jarinya, "Kata ibu, dia akan datang sebulan lagi. Sebulan ada 30 hari, hari ini baru lewat sehari..."

Setelah itu Wenny Gu memanyunkan bibirnya, mata besarnya berkaca-kaca, tampak kasihan namun juga imut, "Paman Adik Kelas, aku kangen ibu..."

Dennis Zhou tertegun.

Wenny Gu kembali memeluk leher , ia merengek pelan, "Paman Adik Kelas kan sangat kaya, bawa aku cari ayah, boleh tidak?"

Dennis Zhou berpikir, tanpa ragu begitu lama, ia menganggukkan kepala dalam-dalam, "Baik."

Dennis Zhou hendak mengajak Wenny Gu keluar. Beruntung ia sekarang sudah berusia 18 tahun, walaupun penampilannya masih seperti remaja 15-16 tahun, bukan berarti ia tak boleh keluar.

Saat Chandra sedang bekerja, Dennis Zhou pun membawa Wenny Gu sekalian berjalan-jalan. Saat Chandra pulang, ia melihat secarik kertas, di atasnya terdapat beberapa kata yang tertulis seperti cakar ayam: Aku pergi mencari ayah.

Sudah lewat 3 hari saat Veronica menerima kabar ini. Ia panik seperti semut yang kepanasan di atas penggorengan. Ia menelepon Dennis Zhou mati-matian, namun teleponnya tidak bisa dihubungi, karena nomor Dennis Zhou di dalam dan luar negeri tidak sama.

Veronica sudah menghapus nomor Chandra sejak lama. Ia selalu mengingat nomor Chandra. Saat suatu hari Veronica merindukannya dan tidak bisa tidur malam-malam, ia menelepon nomornya, namun ternyata nomornya telah tidak aktif. Sejak hari itu, Veronica mengerti, Charles ingin memutuskan hubungan dengannya.

Charles pernah berkata padanya kalau tidak akan memutuskan hubungan mereka semarah apapun dirinya. Jadi apapun yang terjadi, Charles tak akan mematikan ponselnya dan membuat Veronica tak bisa menghubunginya.

Malam itu, Veronica berjongkok di halaman, ia memegangi ponselnya sambil terus menelepon. Hingga keesokan harinya, ia mengetahui dari Adeline kalau Charles berganti nomor telepon, namun tidak memberitahunya.

Setelah itu, karena Veronica hendak pergi ke luar negeri, ia pun juga berganti nomor telepon.

Ia tidak bisa menghubungi Charles. Awalnya ia hendak menelepon Adeline, namun mengingat Dennis Zhou membantu Wenny mencari ayahnya, maka mereka mungkin pergi ke tempat Charles. Setelah ragu begitu lama, Veronica segera bangkit berdiri. Ia memberitahu sekretaris kalau hendak pergi dan tidak kembali ke kantor.

Ia mengemudi sampai ke perusahaan Tsi. Gedung setinggi 30 lantai semuanya dipenuhi karyawan Grup Tsi. Ini adalah pencapaian terbaru Grup Tsi. Veronica tahu kalau Dennis Zhou mau membawa Wenny mencari ayahnya, mereka pasti akan ke kantor terlebih dahulu, jadi Veronica pun menunggu di sini.

Hasilnya, sampai jam 10 malam, ia tidak melihat mobil Charles keluar, apalagi Dennis Zhou dan Wenny.

Tangan Veronica pun berkeringat dingin.

Dennis Zhou baru berusia 18 tahun, Wenny juga baru 4 tahun. Ia bisa mati kalau terjadi sesuatu terhadap mereka.

Lebih baik Wenny bertemu dengan ayahnya, paling tidak ia aman.

Veronica baru saja akan menyalakan mobilnya, tiba-tiba ia melihat seorang anak laki-laki berlari keluar dari gedung. Umurnya tidak berbeda jauh dengan Wenny, tampak sangat lucu.

Anak itu berlari di depan, namun kemudian kembali dan langsung menggandeng tangan Charles, menariknya keluar.

Entah apakah karena perasaan yang tiba-tiba, sorot mata Charles langsung mengarah ke mobil Veronica.

Charles berjalan sampai ke sebelah mobil itu sambil menggandeng tangan si bocah. Dari depan ia sudah bisa melihat wajah Veronica yang pucat pasi, tegang, bahkan tak tahu harus berbuat apa.

Begitu Veronica mengangkat wajah, tatapannya langsung bertemu dengan mata Charles yang bergelombang. Dalam sekejap, ia pun panik.

Ia mengeraskan hatinya dan keluar dari mobil. Ujung lidahnya serasa ada gelembung-gelembung udara yang melilit, hingga dalam beberapa saat ia hanya mampu mengucapkan beberapa kata saja dengan malu, "Lama tak jumpa."

Charles hanya berdehem. Suaranya dingin, seperti tiba-tiba turun salju di awal musim semi, "Ada urusan?"

Melihatnya bertanya begitu, Veronica tahu kalau putrinya belum datang. Ia panik sampai air matanya hampir terjatuh, namun ia tak bisa mengatakan tentang hal ini pada Charles. Ia hanya bisa menggeleng, "Tidak ada, aku hanya kebetulan lewat, kebetulan..."

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu