Unplanned Marriage - Bab 124 Tuan Albert (2)

Dia harus menyimpan tenaga, dia tidak boleh membuat dirinya kelaparan, Andre masih tidak tahu akan melakukan hal apa lagi.

tiba-tiba, pintu diketuk, Veronica langsung mengambil alat makanannya dan berjalan kepintu, diluar pintu sana adalah tante yang menyapu, dia menerima alat makan dan tersenyum lalu bertanya, "Nona Gu, apakah ini sesuai seleramu?"

"Iya, tolong lain kali banyakan bawakan bubur untukku." Veronica tersenyum, dan mengobrol dengan senang bersama dengan tante itu.

Orang berpakaian hitam melihat tante membereskan alat makan, lalu menutup pintu dengan pelan.

Veronica kembali kedalam ruangan, ditangannya masih ada kertas yang diberikan oleh tante itu kepadanya.

dia bergegas membuka kertas itu, tulisan diatasnya berantakan, untung saja dia masih bisa membacanya, Nona Gu, entah apapun yang terjadi tolong tetap tenang, kami sudah menemukan cara untuk menolong kamu keluar, Albert Du.

Albert?! ketika melihat nama ini, Veronica kaget, dia tidak menyangka adik Andre akan menjadi pembantunya.

tapi siapapun itu, Veronica merasa sedikit lega, setidaknya jika ada yang ingin melakukan kejahatan kepada dirinya, mungkin saja Albert akan melindungi dirinya.

Dia bilang, Entah apapun yang terjadi tolong tetap tenang.

jangan-jangan Albert sudah menduga apa yang akan terjadi nanti?

Veronica tidak bisa menyangka, dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Andre, dia hanya bisa berpatuh pada takdir.

Tangannya memegang perutnya, tatapan Veronica sedih, Charles, jika kamu tahu aku mengandung anakmu, apakah kamu masih akan tidak menginginkanku? aku pernah berpikiran untuk memberikanmu sebuah rumah, tapi sampai akhirnya juga tetap bukanlah aku yang menemanimu hingga terakhir.

didalam ruangan yang kosong, hanya ada kasur dan Caroline sedang mencuci dan memijit kaki Andre, dia sudah melakukan hal ini bertahun-tahun, dia sudah sangatlah terbiasa.

seketika, dadanya sakit, tongkat di tangan Andre menusuk dadanya, dan membuatnya terjatuh dilantai.

"Pelacur! sudah berapa lama masih saja adalah pelacur! kamu begitu suka?" wajah Andre terlihat seram, dia memukul Caroline menggunakan tongkatnya, "Kamu ingin pergi bersama Charles? aku beritahu kamu, tidak semudah itu! kamu kira dia akan suka dengan dirimu yang sekarang?"

perkataan Andre menusuk di hati Caroline, Caroline tidak berkata sama sekali.

bagi Caroline, dia sepertinya sudah lama terbiasa dengan kehidupan seperti ini, setelah Andre lelah memukulnya, barulah Caroline meremas tangannya yang sudah mati rasa, dan bertanya, "Air cuci kaki tumpah, apakah masih mau menggantinya?"

Tatapan seram Andre terjatuh padanya, sesaat kemudian barulah dia berkata, "Tidak perlu, bersiap untuk tidur."

"Baik, aku bantu kamu buka pakaian." Caroline merangkak dan bangun lalu pegi membuka baju Andre.

Andre malah memegang tangan Caroline dengan kuat, "Aku beritahu kamu, jika Charles menginginkan Veronica, kamu tunggu saja kehidupan yang menderita sisa hidupmu nanti."

Caroline gemetaran, "Kamu kebanyakan berpikir, aku tidak pernah berpikiran untuk bercerai denganmu."

Andre tersenyum, "Benarkah? mengapa aku terus saja merasa kamu mau kabur dari sisiku?"

Caroline merapikan rambutnya, "Terserah apa yang kamu pikirkan, kamu cepat istirahat, aku beres-beres dulu."

Andre menatapi Caroline melangkah keluar dari kamar, tatapannya semakin seram daripada biasanya.

Caroline meletakkan baskom cuci kaki kelantai satu, lalu dia cuci tangan dan berjalan kembali kelantai atas, malam hari rumah ini tenang, tenang hingga hanya ada suara kakinya yang terdengar.

Andre sangatlah hati-hati, malam hari dia tidak membiarkan siapapun berada didalam, dia menyuruh sebagian besar orang untuk menjaga ronde malam diluar sana, jadi malam hari didalam ruangan ini masih membuat Caroline merasa tenang.

Dia baru saja melewati koridor, sebuah tangan mengulur dan menariknya masuk.

Baru saja Caroline akan berteriak, sebuah tangan langsung menutup mulutnya.

didalam cahaya lampu yang gelap, Caroline melotot matanya, dan melihat wajah Albert, dia lalu mengisyaratkan untuk melepaskannya.

Albert melepaskannya, mereka lalu bersandar didinding dengan mesra.

Albert mencium telinga Caroline, "Kakakku memukulmu lagi?"

"Iya......" Caroline tidak lagi lembut seperti tadi lagi, dia lalu menoleh kepalanya, tidak membiarkan Albert menyentuhnya lagi, "Aku mau pulang kekamar, jika terlalu lama, dia akan curiga."

"Apa yang kamu takuti, sepertinya dia sudah lama mencurigai kita berdua." Albert merasa sayang dan menarik lengan baju Caroline, "Kakak benar-benar......"

Caroline langsung menarik tangannya, tatapannya menunduk, "Sudahlah, aku benar-benar harus kembali."

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu