Unplanned Marriage - Bab 138 Caroline Ren dia celakakan hingga menjadi seperti sekarang ini... (2)

“Kamu rela?” Albert Du kembali bertanya, “Veronica Gu apakah kamu rela membiarkan mereka meninggalkan tiongkok begitu saja?”

“Apa yang perlu direlakan dan tidak direlakan.” Veronica Gu tertawa pelan, “Aku dan Charles Tsi sudah bercerai, pada dasarnya aku dan dia sudah tidak memiliki hubungan, Tuan Du, jika kamu ingin mengejar kembali Nona Ren itu adalah urusanmu, tidak perlu menarikku dalam hal ini.”

Albert Du menghela nafas, “Aku juga hanya memberitahumu, tidak memiliki maksud lain.”

Klik.

Telepon terputus, Veronica Gu mendengar dari balik telepon tiba-tiba terdengar nada telepon terputus, tiba-tiba tubuhnya gontai.

Dengan tidak mudah dia menenangkan hatinya dan kembali memfokuskan pikirannya, selangkah demi selangkah dia berjalan ke pegangan terdekat yang ada di balkon, Veronica Gu merasa sudut matanya basah, setelah dia mengusapnya dengan punggung tangannya, dia baru berbalik dan berjalan kearah Andri Xie.

Tiba-tiba, seorang pria berkemeja putih berjalan lurus kearahnya dan menabraknya.

Andri Xie mendengar Veronica Gu berteriak, Veronica sudah terjatuh di atas lantai.

Wajah Andri Xie berubah menjadi gelap, dia berdiri dan berlari ke arah Veronica Gu.

Veronica Gu mengenggam perutnya sambil berdiam di atas lantai, keringat langsung bercucuran dahinya, tangan Veronica Gu yang satunya lagi mengenggam pegangan, hingga Andri Xie datang, Veronica baru mengenggam pergelangan tangan Andri, “Andri...”

“Bagaimana keadaanmu?”

“Cepat, cepat antar aku ke rumah sakit.” Veronica Gu memohon kepada Andri Xie sambil terengah-engah.

Kedua mata Andri Xie sedikit menyipit, dia segera maju ke depan dan menggendong Veronica Gu lalu membawanya keluar.

Orang-orang berlalu lalang di bandara, di aula penyiar sedang mengumumkan berbagai macam siaran yang amat menarik, Charles Tsi dan Caroline Ren duduk di ruang tunggu, Charles Tsi melihat HPnya berkali-kali.

Hari ini dia terus merasa gelisah.

Caroline Ren melihat jam besar yang ada di dinding, tatapan matanya sedikit dingin, pada akhirnya, tak disangka Charles setuju mengantarkannya ke luar negeri untuk berobat.

Charles Tsi menoleh dan bertanya kepadanya, “Aku sudah mengatakan hal ini kepada Albert, seharusnya sebentar lagi dia akan datang. Kami akan berdua mengantarmu kesana.”

Caroline Ren menjawab dengan acuh tak acuh, “Oh benarkah? Kamu bisa pergi bersamaku sudah cukup.”

Nada bicara Caroline Ren terdengar dingin dan aneh, Charles Tsi mengerutkan dahinya, tapi tidak mengatakan apa-apa.

Saat ini, HPnya bergetar.

Charles Tsi mengangkat telepon, di balik telepon terdengar suara tawa Andre Du, “Tuan Tsi, katanya hari ini kamu akan membawa mantan istriku ke luar negeri?”

“Informasi Tuan Du sangat cepat” Charles Tsi menjawab dengan dingin, “Aku membawa Caroline Ren kemana, seharusnya tidak ada hubungannya denganmu.”

“Tentu saja tidak ada hubungannya denganku.” suara Andre Du membuat orang memiliki perasaan yang sangat tidak nyaman, Charles Tsi mengenyritkan dahinya, dia menunduk dan mengeluarkan sebatang rokok, dan mengapitnya di antara jarinya kemudian mengusapnya dengan perlahan.

“Tapi, kamu harus tahu, dalam kehidupan manusia akan sering membuat pilihan yang membuatnya merasa menyesal, hari ini saat kamu sedang berdiri di bandara, kamu pasti tidak menyangka, ada masalah apa yang sedang menantimu. Charles Tsi, aku selalu menganggapmu sebagai lawan masa depanku, jika kamu pergi begitu saja, aku akan merasa sangat kecewa.” beberapa kata terakhir yang diucapkan Andre Du terdengar sangat serius, seluruh ucapannya menunjukkan perasaan aneh yang tidak dapat di jelaskan.

Dahi Charles semakin mengerut..

Selesai mengatakannya Andre Du menutup teleponnya, semakin Charles Tsi memikirkan ucapannya, dia semakin merasa ada yang tidak beres.

Tiba-tiba dia berdiri dan mulai menelepon Veronica Gu.

HP Veronica Gu terus memberikan jawaban ”Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, Charles Tsi langsung berhenti menelepon, dia berbalik dan berkata kepada Caroline Ren, “Caroline, untuk sementara aku tidak dapat pergi ke Swiss, kalau kamu harus pergi hari ini, aku akan menyuruh Steven kemari, mengantikanku mengantarmu kesana, aku memiliki urusan mendesak disini.”

Raut wajah Caroline Ren berubah menjadi dingin dan kaku, tangannya yang dari tadi mengepal semakin mengeratkan kepalan tangannya, “Kamu sudah berjanji akan mengantarku ke Swiss, kenapa tiba-tiba ingkar janji?”

“Mungkin telah terjadi sesuatu pada Veronica Gu, sekarang aku akan menyuruh Steven segera kemari, aku harus segera kembali ke kota.” Charles Tsi hanya berpesan dengan singkat kepada Caroline Ren.

Caroline Ren tidak mempedulikan tatapan mencurigakan dari orang-orang di bandara, tiba-tiba dia berteriak, “Charles Tsi! Apakah kamu yakin?”

Charles Tsi terdiam sebentar, tapi dia berbalik dan berkata “Maaf”, lalu berbalik dan berjalan pergi.

Dia menunggu Steven di aula, setelah berpesan hal yang penting kepada Steven, misalkan mungkin hari ini Caroline Ren tidak dapat pergi lagi, biarpun Steven mau pergi ke Swiss, dia harus membuat visa nya terlebih dahulu, Charles Tsi menyuruh Steven menemani Caroline Ren, setelah suasana hatinya tenang baru mengantarnya

kembali ke vila.

Mengganti tiket pesawat

Dia menyuruh Steven memberikan kunci mobil kepadanya, Charles Tsi langsung berlari ke tempat parkir.

Steven berjalan dengan perlahan ke dalam ruang tunggu dan menghampiri Caroline Ren yang sedang duduk disana, melihat air matanya yang mengalir dengan deras, Steven berkata: “Nona Ren, ada satu pepatah yang sangat bagus, lebih baik menghancurkan vihara daripada menghancurkan pernikahan orang lain, sebenarnya bos juga sangat menderita.”

Caroline Ren bertanya: ”Kalau begitu apakah aku tidak menderita?”

Steven menoleh melihat Caroline Ren, wajahnya pucat, tapi wajahnya sangat cantik, bisa dikatakan sebagai wanita yang cantik.

Cahaya matahari menyinari kulitnya yang putih, tak disangka terlihat tembus pandang, seperti gelembung yang akan menghilang di aula bandara, Steven merasa panik, dan langsung mengenggam tangan Caroline Ren, “Nona Ren, dalam kehidupan tidak ada masalah yang tidak dapat di lalui, disaat kita sedang membantu orang lain mencapai tujuannya juga sebenarnya sedang membantu diri sendiri!”

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu