Unplanned Marriage - Bab 159 Darah Lebih Kental Daripada Air

“Hah!” Billy Gu menghela nafas kesal. Ini semua salahnya.

Namun, Billy Gu sudah memutuskan untuk memprioritaskan hal yang lebih penting dulu.

Ketika Leonard Gu jatuh di tangan ibunya, Billy Gu berkata, “Aku sudah memutuskan bahwa Veronica akan mulai bekerja besok. Dia akan bekerja di bawah pengawasan Elvian Lu. Posisi yang akan Veronica tempati di masa depan tergantung dengan kemampuannya. Kamu! Leonard Gu, kalau kamu memiliki kemampuan yang memadai, kamu bisa melebihi kakak perempuanmu. Jangan buat ayah melihat sikap burukmu seperti barusan!”

Isabella Qiao tidak bisa menerima kata-kata Billy Gu begitu saja. Namun, ketika dia hendak melawan, Billy Gu menatapnya.

Isabella Qiao paham mungkin ada alasan lain dibalik keputusan Billy Gu. Isabella Qiao lalu menahan amarahnya dan melepaskan Leonard Gu dari pelukannya. Mereka berdua lalu keluar ruangan.

Setelah pintu tertutup, ruangan itu kembali hening.

“Veronica, ini salah ayah. Ayah pasti menakutimu barusan. Ayah harap kamu memahami adikmu. Lagipula, darah lebih kental daripada air, ‘kan?”

Veronica Gu ingin tertawa mendengar kata-kata ayahnya barusan. Namun, dia berniat kembali bekerja di perusahaan ini. Jadi, dia menahan dirinya.

Veronica Gu memeluk ayahnya, “Ayah, ayah dan ibu telah mendidikku dengan baik sejak aku kecil. Mana mungkin aku bersikap sama dengan adik tiriku?”

Veronica Gu tersenyum senang. Billy Gu tersenyum paksa sambil merasakan ironi dalam kata-kata Veronica Gu barusan.

Namun, Veronica Gu ada benarnya juga. Leonard Gu tumbuh besar di luar rumah. Dia sudah memiliki sikap itu dari dulu. Susah bagi Billy Gu untuk merubahnya.

Chandra Gu, di lain sisi, tidak peduli dengan apapun di dunia ini. Jadi, Billy Gu terpaksa menaruh harapan pada anak yang baru menginjak usia 18 tahun itu.

Veronica Gu lalu meninggalka ruangan itu.

Di bawah, dia bertemu dengan Elvian Lu.

Veronica Gu memanggilnya dengan manis, “Kakak Lu.”

“Bagaimana? Apa kata ayahmu?” tanya Elvian Lu tegang. Dia telah menunggu Veronica Gu sejak tadi.

Elvian Lu sendiri merasa ragu. Dia takut Veronica Gu kembali berdamai dengan ayahnya dan mengabaikan tawarannya tadi. Jadi, dia harus mendengarkan Veronica Gu kali ini.

Elvian Lu merasa dia masih bawahan Billy Gu.

“Ayah bilang aku harus mendengarkanmu. Kupikir dia ada benarnya juga.” Tadi Veronica Gu tidak puas dengan tawarannya. Namun, kini dia berubah setelah kembali dari ruagan ayahnya.

Elvian Lu tersenyum. Sepertinya kondisi masih aman.

Paling tidak, Billy Gu tidak mendengarkan Veronica Gu. Elvian Lu akan mengatur pekerjaan Veronica Gu. Namun, sebenarnya, dia akan menjadikannya sebagai alat bantunya.

Veronica Gu yang tiba-tiba bersikap baik membuatnya merasakan sesuatu. Dia berharap itu hanya ilusi.

Di jalan pulang, benak Veronica Gu dipenuhi hal yang baru saja terjadi di kantor. Ekspresi wajah mereka muncul di kepala Veronica Gu. Dia memainkan perannya dengan bagus. Dia merasa harus sedikit berkorban untuk kembali ke perusahaan itu. Nantinya, usahanya akan berbuah manis.

Satu hal yang masih dia pertanyakan. Ayahnya mengusirnya dan ibunya dari rumah tanpa ampun. Lalu, mengapa kini ayahnya menerimanya kembali ke perusahaan dengan mudah?

Ketika mobil sampai di tikungan dekat rumahnya, Veronica Gu berkata, “Tolong berhenti di sini.”

Veronica Gu hampir lupa dia tinggal dengan Charles Tsi sekarang.

Veronica Gu sedikit kuno. Dia tahu pria yang kini hidup dengannya dalah mantan suaminya. Mantan suami bukanlah suami. Hal ini agak aneh pikirnya.

Mereka masih bersikap saling menyukai. Mereka takut ketika harus memalsukannya.

Mobil itu menepi. Kaca jendela juga terbuka. Charles Tsi memanggilnya, “Veronica.”

Veronica Gu yang sibuk dengan pikirannya tidak mendengar panggilan itu.

“Mengapa kamu pulang lebih awal?”

Dia berhenti, begitu juga dengan mobilnya.

Charles Tsi keluar dari mobil dan menghampiri Veronica Gu untuk membawa barang belanjaannya. Dia meraih pundak Veronica Gu dan mengajaknnya ke dalam mobil, “Karena aku merindukanmu.”

Wajah Veronica Gu langsung memerah.

Veronica Gu berusaha melepaskan diri dari pelukan Charles Tsi. Namun, karena Charles Tsi keras kepala, Veronica Gu tidak bisa melakukan apa-apa.

Sampai di lantai atas, Charles Tsi menaruh barang-barangnya dan menyuruh Veronica Gu untuk melepas bajunya. Dia menoleh ke Veronica Gu dan bertanya, “Kamu bertemu siapa hari ini?”

“Tuan Tsi, apa kamu lupa dengan penjanjian ketiga kita? Apa aku harus mengingatkannya padamu lagi?” ujar Veronica Gu sambil mengulurkan bajunya ke Charles Tsi.

Charles Tsi menarik Veronica Gu ke dalam pelukannya, “Apa kamu lupa? Kamu dulu selalu menceritakan hari-harimu setiap kamu pulang.” ujar Charles Tsi dengan lembut. Hal itu membuat pertahanan Veronica Gu runtuh.

“Aku pergi ke kantor Grup Gu tadi dan aku akan mulai bekerja besok.”

Charles Tsi melepaskan pelukannya. Dia memutar badan Veronica Gu sehingga mereka bertatapan, “Apa kamu harus kembali bekerja disana? Jika kamu ingin tahu kabar adik-adikmu, aku bisa membantumu.”

Charles Tsi berubah serius. Dia bukan hanya takut Veronica Gu akan masuk ke sebuah perangkap lagi, namun juga Elvian Lu yang masih belum menyerah.

Veronica Gu melepaskan tangan Charles Tsi dari badannya. Veronica Gu terlihat acuh, “Aku akan menanganinya sendiri. Aku harus mengalami beberapa hal sendiri supaya lebih familiar saja. Charles, aku tidak bisa terus hidup begini. Aku tidak akan berkembang jika aku terus dilindungi.”

Veronica Gu lalu beranjak ke dapur. Charles Tsi hanya berdiri diam melihatnya. Dia menghela nafas panjang.

Veronica Gu adalah tipe wanita yang lembut diluar namun keras di dalam. Charles Tsi tidak bisa mengubah sikapnya yang keras kepala. Dia hanya bisa menghormatinya.

Lagipula, mereka berdua bukan lagi suami isteri. Walaupun Charles Tsi merasa keberatan, namun dia sadar saat ini dia tidak punya hak untuk banyak bicara.

Charles Tsi mengambil buah dan sayuran dari tangan Veronica Gu “Mandilah dan ganti pakaianmu. Aku akan mengurus ini.”

Orang lain tidak pernah melihat sisi ini dari Charles Tsi. Dia adalah tipe pria rumahan yang membuat Veronica Gu sangat nyaman. Veronica Gu tidak bisa mengontrol hatinya karena ini. Janji-janji Charles Tsi jadi terdengar sangat masuk akal.

Veronica Gu kembali duduk dan melihat Charles Tsi yang sibuk di dapur. Dia merasa terpisah dengan hingar-bingar dunia luar. Kalau saja tidakk terjadi apa-apa sejak awal hubungan mereka, apakah mereka akan terus bahagia?

Tanpa Ines, Caroline Ren, Andre Du, dan Albert Du.

Jika tidak banyak berandai-andai, maka tidak akan banyak kekecewaan juga. Masa lalu hanyalah kenangan. Namun, bukankah kenangan yang membuat orang-orang menghargai waktu?

Mungkin semua ini karena ulah keluarga Du. Dia mengerutkan dahinya, “Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Andre Du? Apa kamu dan Ricky Shen benar-benar ingin bekerjasama dengannya?”

“Itu bukan masalahmu.” ujar Charles Tsi sambil membawa piring penuh hidangan, “Aku tidak akan menghentikanmu jika kamu ingin kembali bekerja di Grup Gu. Jangan khawatirkan Andre Du dan Albert Du. Aku yang akan menangani mereka.”

Charles Tsi bukan berhenti karena tiga aturan itu. Dia terpaksa bercerai dengan Veronica Gu karena dia takut Veronica Gu akan terlibat. Namun, makin kesini Veronica Gu sendiri ingin melibatkan dirinya. Hal itu membuat Charles Tsi malu.

Veronica Gu tersenyum tipis sambil mengerutkan dahinya, “Charles Tsi, jangan lupa, aku membiarkanmu tinggal disini supaya aku mudah bekerjasama denganmu. Sekarang kamu tidak memberitahuku apapun. Apa kamu takut aku tidak akan bekerjasama denganmu lagi?”

Dia selalu seperti itu. Dia tidak mengatakan hal yang perlu dikatakan. Apa Veronica Gu melibatkan dirinya dengan sia-sia? Memang benar Veronica Gu telah lama tidak campur tanagn dengan mereka, namun apa itu berarti hal ini tidak ada kaitannya dengannya?

“Ini hari kedua Ricky berbincang dengan Andre Du. Jika dia banyak bicara, dia akan kalah. Jika dia berbohong, dia juga akan kalah.” ujar Charles Tsi untuk menenagkan Veronica Gu. Dia lalu memberikan sepasang sumpit ke Veronica, “Coba rasakan.”

Charles Tsi mengalihkan topik. Veronica Gu masih ingin bertanya, namun dia tidak bisa. Dia lalu meraih sumpit itu dan mencicipi ketiga masakan Charles Tsi. Veronica Gu lalu mendongak setelah mencicipi hidangan bebek.

Biasanya, dia akan berselera bahkan jika hidangan itu terlalu banyak minyak.

Namun, kini hanya dengan melihatnya, Veronica Gu merasa perutnya bergejolak.

Dia meletakkan sumpitnya diatas meja lalu berlari ke wastafel. Dia merasa mual. Namun, perutnya sedang kosong.

Charles Tsi pernah melihat kondisi Veronica Gu seperti ini sebelumnya. Namun, ini paling parah. Dia berlari menghampirinya dengan lembaran tissue.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu