Unplanned Marriage - Bab 318 Harus Pelan-Pelan

"Tidak usah." Dennis Zhou menarik kembali Wenny Gu, lalu mengambil sumpit dari tangan wanita itu, "Paman gunakan sumpit kamu saja."

Wenny Gu baru tersenyum lalu mencium pipi Dennis Zhou. Wenny Gu sekalian mengedipkan mata ke arah Lavenia Tsi——Kamu sudah tahu 'kan? Pria itu harus dilatih, agar dia pelan-pelan menerima semua kelebihan dan kekuranganmu, dengan begitu baru bisa mesra dan terbuka satu sama lain.

Lavenia Tsi mengeluarkan ekspresi mengerti. Haiya, dia tidak mengerti teknik pendekatan seperti itu! Tapi kelihatannya sih memang sangat berhasil!

Selesai makan, Lavenia Tsi pergi ke perusahaan. Dia masih harus menjalani kehidupan sebagai trainee. Wenny Gu yang jelas juga untuk sementara waktu belum mau ikut ke Via Belle Dance Company karena jejak ciuman di tubuhnya belum sepenuhnya hilang, bahkan masih ada banyak, jadi dia berencana istirahat beberapa hari dulu.

Setelah Lavenia Tsi pergi, Wenny Gu baru memeluk Dennis Zhou dari belakang, "Paman kecil~"

Dalam perkataan lembutnya mengandung maksud menggoda, membuat hati Dennis Zhou jadi bergetar.

Tangan Wenny Gu menurun, dan tiba-tiba membuka ikat pinggang Dennis Zhou.

"Wenny! Kamu bukan mau ..."

"Tidak kok!" Wenny Gu tertawa, "Kamu yang sudah berpikir terlalu jauh."

Dia hanya ingin lihat celana dalam apa yang dipakai Dennis Zhou, karena sebelumnya dia tidak memperhatikannya.

Dennis Zhou ingin menghentikan, tapi begitu mendengar decak tidak puas Wenny Gu, dia melepaskan tangan dengan pasrah.

Wenny Gu tersenyum, setelah mengintip ke dalam, Wenny Gu bertanya, "Hei, katamu pakaianmu itu disiapkan oleh asistenmu. Jangan kasih tahu aku, kalau celana dalam-mu juga disiapkan olehnya~"

Dennis Zhou dibuat tidak berdaya oleh pertanyaan Wenny Gu dan segera menghentikan tangan Wenny Gu yang bergerak sembarangan sekalian memberi peringatan pada wanita itu, "Wenny ..."

"Aku kenapa?" Wenny Gu menghentakan kaki pura-pura marah, "Sini, ikut aku."

Dennis Zhou ditarik kembali ke sofa tadi. Setelah itu Wenny Gu mengambil dua buah celana dalam EmporioArmani berwarna putih dari dalam kantong plastik yang ada di sebelahnya. Celana dalam itu lembut dan juga enak dipakai. Kali ini Wenny Gu membeli bukan melihat dari bagus atau tidak, melainkan dari bahannya.

Selain itu, dia merasa kulit paman kecil sangatlah bagus. Kalau memakai yang warna putih akan sangat bagus. Wenny Gu sedikit malu dan meletakkan celana dalam di hadapan Dennis Zhou, dia sengaja menambahkan satu kalimat, "Bahan ini sangat nyaman, aku tidak sembarangan pilih."

Saat Dennis Zhou melihat lotion-lotion untuk kulit di atas meja, dia sedikit pasrah dan berkata, "Wenny, punyaku belum habis dipakai."

"Aku tahu kok, pakai saja setelah sudah habis." Wenny Gu kira Dennis Zhou pikir yang aneh-aneh lagi.

Terutama saat melihat wajah Dennis Zhou yang tidak senang, hati Wenny Gu juga tidak senang. Mungkin Dennis Zhou tidak sangat mempedulikan masalah ini, tapi dia tidak tahu Wenny Gu sebenarnya tidak peduli siapa asisten itu, tapi hanya peduli kenapa wanita lain yang menyiapkan barang-barang seperti ini pada Dennis Zhou.

Dia memutuskan untuk baik-baik menjelaskan pada Dennis Zhou.

"Kamu jangan menatapku dengan pandangan seperti itu." Wenny Gu menenangkan dirinya sendiri, lalu menunduk dan melihat pada tangan mereka yang sedang saling bergenggaman, "Aku bukan ingin mengurusimu diluar kapasitasku, tapi kamu harus mengerti, karena hal-hal ini disiapkan oleh wanita lain untukmu, kenapa tidak mengizinkan aku yang menyiapkannya untukmu. Mungkin caraku sedikit berlebihan, bahkan terkesan buru-buru, kalau masalah lain aku bisa mengizinkannya, tapi kalau yang terlalu privat ... aku tidak bisa. Sama seperti ..."

Wenny Gu mengambil BH dari kantong di sebelahnya, ada motif macan tutul, sangat seksi. Dia memandang Dennis Zhou dengan mata berkaca-kaca, "Pakaian dalamku, celana dalamku, juga kebutuhan sehari-hariku, seperti shampoo dan sabun cuci muka-ku, kalau semuanya disiapkan oleh pria lain, apa kamu tidak keberatan?"

Perkataan Wenny Gu membuat Dennis Zhou terdiam.

"Aku tahu kamu terbiasa menyuruh asistenmu." Wenny Gu tiba-tiba tertawa dingin, "Tidak apa, barang-barang ini bisa kuberikan pada ayahku. Ayahku tidak akan begitu ribet, dan mati-matian menolak pemberianku. Kamu suruh asistenmu saja yang beli."

Wenny Gu awalnya kira Dennis Zhou akan mengizinkan, tahu-tahunya pria itu tidak berkata apapun. Wenny Gu membalikkan badan dan memindahkan barang-barang itu ke ranjangnya sendiri dan matanya mulai basah.

Dia sangat benci perasaan seperti ini. Dia sudah mengatakan alasannya dengan sangat jelas. Tapi pria itu tetap tidak mau mendengarnya.

Meskipun dia tidak tahu apa bagusnya asisten itu, sehingga Dennis Zhou mau saja menyerahkan kehidupan pribadinya pada asistennya, tapi pria itu bahkan tidak memberikan dia kesempatan untuk mencoba dan langsung menyerah begitu saja.

Dia berjuang dua hari ini, tapi pada akhirnya tetap tidak mampu melebihi batas ini.

Sebenarnya Wenny Gu tahu, kalau kali ini dia menangis, siapa tahu Dennis Zhou akan mengizinkannya. Tapi dia juga tahu, dia tidak boleh menangis lagi. Kalau terlalu sering menangis, maka air mata itu tidak akan berarti lagi.

Dia hanya ingin masuk pada kehidupan pribadi Dennis Zhou, dan pria itu sudah begitu tidak senang.

Ini adalah alasan yang paling membuat Wenny Gu sedih.

Pelan-pelan saja. Wenny Gu.

Sebenarnya dia juga tahu alasan Dennis Zhou tidak mau terima adalah karena perbedaan umur mereka. Mungkin Dennis Zhou merasa dia masih terlalu kecil, jadi dalam hal keindahan akan ada perbedaan.

Barang yang Dennis Zhou suka, keindahan dan kesukaan, mereka berdua tidak mampu mencapai kesepakatan.

Hal ini sama seperti sebuah sayur pedas yang Dennis Zhou tidak suka tapi dipaksa makan oleh Wenny Gu. Kadang kala karena bersikap sesukanya, kadang kala karena posesif.

Wenny Gu tahu semuanya, tapi dalam menghadapi masalah ini kadang kala dia tidak ingin menghadapinya.

Setelah berlalu cukup lama, dia mendengar Dennis Zhou di belakang bertanya dengan suara lelah, "Tidak senang?"

Wenny Gu segera menghapus air matanya lalu berbalik menghadap Dennis Zhou, "Tidak. Biasa saja ..."

Dennis Zhou mendekat lalu memeluk Wenny Gu. Suara pria itu berubah lembut, "Wenny yang patuh, ada beberapa masalah bukannya paman kecil tidak izinkan, tapi ... harus pelan-pelan."

Apa Dennis Zhou merasa dia terlalu tidak sopan?

Wenny Gu menatap Dennis Zhou, dan matanya berkaca-kaca lalu berkata, "Kalau begitu kamu cium aku. Dengan begitu aku tidak akan perhitungan lagi."

Dennis Zhou tertawa, lalu mencium bibir itu dengan lembut, dan semakin lama semakin tidak terkendali ....

Sekali lagi terjadi hal yang gaduh.

————————

Lavenia Tsi hari ini kembali lagi pulang paling terakhir untuk membereskan barang. Meskipun dia tahu Edelin Chen dan yang lainnya sengaja mengerjai dia, tapi memikirkan karena dia anak baru, lebih baik jangan membuat masalah dengan orang-orang. Ditambah lagi karena guru merasa dia sedikit gemuk, jadi menyuruhnya banyak melakukan olah raga dan diet, jadi dia tidak terlalu keberatan dengan masalah ini lagi.

Tapi Lavenia Tsi mempunyai aura yang menyebalkan. Hanya diam saja mampu membuat orang yang melihatnya merasa tidak senang. Jadi meskipun dia bersedia melakukan hal ini, juga tidak membuat Edelin Chen serta yang lainnya merasa senang. Tidak lama setelah mereka pergi, mereka saling pandang, juga tidak tahu apa yang mereka pikirkan.

Lavenia Tsi dalam kelompok ini mendapat teman baru. Sebenarnya juga merupakan anggota baru. Orang itu pernah dibully oleh Edelin Chen serta yang lainnya cukup lama, dan juga merasa kesal pada Edelin Chen, namanya Devina Lou.

Devina Lou bertubuh kecil, adalah perempuan yang imut, memiliki kulit putih, bulu mata juga sangat lentik. Sebelum Devina Lou pergi, Devina Lou bertanya padanya, "Lavenia, apa ada yang perlu aku bantu?"

Lavenia Tsi menggelengkan kepala, "Tidak usah. Aku bisa menyelesaikannya seorang diri, sebenarnya juga hanya sedikit saja."

"Kalau begitu hati-hati ya pulang nanti." Devina Lou ragu sebentar, dan menasehati Lavenia Tsi, "Aku terlalu mengerti mereka. Tadi saat mereka pergi, aku melihat ada yang aneh dengan tatapan mereka. Kamu harus berhati-hati."

Lavenia Tsi tanpa sadar melihat ke arah pintu masuk, dan melihat di luar sudah tidak orang lagi. Dia mengerutkan dahi bingung, tapi kemudian tertawa dan menggelengkan kepala, "Baiklah, aku tahu. Kamu cepat pulang sana, jangan sampai membuat orang tuamu khawatir."

"Ok." Devina Lou berkata dengan suara kecil, "Kalau begitu kamu juga cepatlah pulang."

Dalam hati Lavenia Tsi berpikir, aku malah tidak mau pulang cepat. Pulang nanti malah melihat Wenny Gu dan paman kecil berduaan terus, dia tentu tidak dapat terima.

Meski begitu, sebenarnya dia sangat senang Wenny Gu bisa mendapatkan paman kecil. Beberapa tahun belakangan, dia selalu mendengar Wenny Gu berkata seperti itu terus, hingga telinganya terasa sudah mau pecah.

Awalnya Lavenia Tsi menjadi trainee di sini adalah untuk mendekati Fernand Meng, tapi Wenny Gu malah mendekati Fernand Meng dengan cara lain yang lebih berkhasiat. Jadi sebenarnya sudah tidak ada arti lagi dia terus menjadi trainee di perusahaan ini.

Setiap hari dia menjadi trainee. Dari pagi sampai malam tidak bisa bertemu dengan Fernand Meng. Lebih baik mengantar makanan pada Fernand Meng saja setiap harinya.

Karena Fernand Meng tidak bisa masak, juga sudah mengatakan padanya agar setiap malam membuatkan makanan baginya. Pagi hari jam 7, Fernand Meng juga akan mengirim SMS padanya. Kalau pria itu belum ganti baju, maka dia yang akan mengantarkan makanan pada pria itu.

Itu artinya juga, Lavenia Tsi dan pria itu hubungannya sangat dekat, oh tidak, seharusnya sangat dekat hingga pria itu hampir melihat seluruh tubuhnya.

Lavenia Tsi juga tidak tahu apakah dia sedang pacaran dengan pria itu, yang jelas pria itu lumayan baik padanya, dan dia juga tidak seperti dulu lagi begitu takut pada pria itu.

Jadi Lavenia Tsi yang dibully di sini merasa sangat tidak berdaya. Charles Tsi kalau tahu putrinya sendiri setiap hari bersih-bersih begitu selesai latihan, seperti office girl saja, pasti akan langsung pingsan sangking marahnya.

Lavenia Tsi sebenarnya suka berlatih dari pagi hingga malam. Dulu dia malas gerak, sekarang setiap harinya belajar menari dan melakukan yoga bersama guru. Meskipun dia tidak sebaik yang lain, bahkan sedikit kacau, tapi rasa bermanfaat itu membuat dia terus bertahan.

Kalau tidak dia tinggal saja di seberang rumah Fernand Meng, dan tidak usah terus bertahan di sini lagi.

Dia membuang sampah yang terakhir, lalu meletakkan peralatan latihan kembali ke tempatnya. Sebelum pergi, dia mendengar bunyi kretak dari luar pintu.

Lavenia Tsi terdiam, meletakkan barang di tangannya lalu berjalan untuk melihat. Pintu kelihatannya tertutup rapat. Dia dibuat takut oleh bunyi tadi, dan mendorong pintu, tapi pintunya ternyata dikunci?!

Lavenia Tsi sekarang merasa panik.

Dia dari dalam berteriak beberapa kali, "Apa ada orang? Di luar ada orang tidak? Pintunya terkunci!"

Tidak ada yang menjawab.

Lavenia Tsi mengelilingi ruangan latihan cukup lama, lalu mencari sebuah tongkat tipis dan memasukkannya ke lubang pintu. Namun, tentu saja tidak ada gunanya.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu