Unplanned Marriage - Bab 297 Kakak Adik

Ketika Wenny Gu ingin bercerita dengan Lavenia Tsi, ponselnya berdering. Dia mengangkatnya lalu mengabaikan Lavenia Tsi, “Halo, Paman.”

“Apa kamu sudah sampai di rumah?” tanya Dennis Zhou.

Wenny Gu terkejut dan menjawab dengan setengah berbisik, “Sudah. Kemana lagi aku pergi kalau bukan pulang ke rumah?”

“Baguslah.” jawab Dennis Zhou, “Apa kamu kembali untuk mencari pekerjaan? Ada yang bisa kubantu?”

“Tidak perlu.” Wenny Gu masih memiliki harga diri. Dia adalah gadis dengan peringkat terbaik, juga sekolah di Jerman. Bagaimana mungkin dia meminta bantuan orang lain hanya untuk sebuah pekerjaan? Itu tidak benar. Namun, dia berpikir lagi dan memendam harga dirinya dalam-dalam. Asal bisa dekat dengan Dennis Zhou, harga diri tidak berarti apa-apa.

Dia bertanya dengan lirih, “Apa kamu mengenal seseorang di industri teater?”

“Hm. Apa kamu tahu Via Belle Dance Company?”

“Via Belle? Aku tahu Via Belle.” Wenny Gu pernah mendengar nama perusahaan itu di luar negeri. Via Belle Dance Company bergerak di bidang tari klasik dan sering tampil di luar negeri. Dia pernah dengar perusahaan itu memiliki standar tinggi bagi siapapun yang ingin bergabung. Wenny Gu pernah menjadikan Via Belle Dance Company sebagai salah satu tujuannya.

Dennis Zhou tahu dia tidak bisa menghindar dari Wenny Gu. Dia lalu berkata, “Aku akan mengunjungi investor mereka beberapa hari kedepan. Ikutlah denganku.”

Jantung Wenny Gu berdegup kencang. Dia menahan rasa gembiranya lalu menjawab, “Baiklah.”

Setelah menutup teleponnya, Lavenia Tsi bertanya apakah barusan telepon dari paman kesayangannya. Mata Wenny Gu memerah. Lavenia Tsi mendorongnya dengan keras, “Apa yang kamu pikirkan? Paman hanya ingin mengenalkanku dengan investor perusahaan tari dan membiarkanku mencoba menari untuk peran tarian utamanya.”

“Oh, Dennis Zhou, pria yang mapan dan rupawan, mau repot-repot membantumu mencari pekerjaan? Dia bahkan mau repot-repot mengenalkanmu pada seseorang?” tanya Lavenia Tsi, “Mengejutkan sekali.”

“Aku tidak paham apa yang sedang kamu bicarakan.” Wenny Gu lalu menutup telinganya.

Lavenia Tsi menyeringai, “Apa kamu tidak paham juga? Dennis Zhou tidak akan melakukan hal seperti itu uuntukku. Dia bahkan tidak tahu berapa usiaku tahun ini. Kita sama-sama keponakannya, tapi perlakuannya padamu sangat berbeda!”

Wenny Gu kehilangan kata-kata melihat wajah Lavenia Tsi yang murung. Ketika Lavenia Tsi hendak memarahinya lagi, ponselnya berdering.

Ada telepon dari nomor tidak dikenal. Dia biasanya tidak mengangkat telepon dari nomor asing begini. Namun, beberapa saat kemudian, dia mengangkatnya.

“Nona Gu, ini Michael Tsu. Apa kamu mengingatku?”

“Michael Tsu?” Wenny Gu mengulang-ulang nama itu dibenaknya. Dia hampir meminta maaf karena tidak mengingatnya, namun tiba-tiba, “Ah! Kamu manajer Fernand Meng, ‘kan?” Lavenia Tsi yang sudah beranjak sampai pintu tiba-tiba berlari masuk lagi sambil tersenyum riang ketika mendengarnya.

Dia lalu menghampiri Wenny Gu dan menatapnya dengan manja.

Wenny Gu terbatuk, “Michael Tsu, apa yang bisa kubantu?”

“Apa Nona Gu masih tertarik dengan hal yang kita bicarakan beberapa saat yang lalu?” terakhir bertemu, Wenny Gu dan Michael Tsu saling tukar kartu bisnis masing-masing. Michael Tsu tahu Wenny Gu adalah bagian dari Imperial Orchestra di Jerman. Dia lalu mencari tahu lebih dalam tentang Wenny Gu dan akhirnya tertarik dengannya.

Wenny Gu terkejut. Dia ingat keluarganya menginginkannya bergabung dengan industri hiburan.

Wenny Gu ingin menolak namun Lavenia Tsi terus mendesaknya, “Apa kita bisa bertemu dan mendiskusikan ini? Aku ingin tahu kinerja di perusahaanmu. Lagipula, ini bukan hal yang bisa langsung diputuskan, ‘kan?”

Michael Tsu lalu mengatur waktu pertemuannya dengan Wenny Gu.

Wenny Gu menutup teleponnya dan menatap Lavenia Tsi, “Baiklah. Aku baru saja membuat janji dengan seseorang. Apa kamu ingin datang bersamaku?”

“Ah, kamu memang kakak kesayanganku!” Lavenia Tsi memeluk Wenny Gu erat-erat.

“Lepaskan aku dasar gendut! Bukannya kamu tidak segendut ini sebelumnya?”

Lavenia Tsi tidak mempedulikannya. Dia sangat gembira bisa bertemu dengan manajer Fernand Meng dan tidak lama lagi dia pasti bisa bertemu dengan Fernand Meng.

Dia ingin meminta bantuan Michael Tsu untuk memintakan tanda tangan Fernand Meng untuknya.

Dengan begini, dia akan popular di kelasnya.

Selain bertemu dengan manajer artis, kakaknya juga akan meminjamkan baju-bajunya padanya.

Wenny Gu merasa adiknya memiliki selera yang buruk. Apa bagusnya Michael Tsu? Dia lalu meminjamkan gaun berwarna biru yang dibelinya di Jerman kepada adiknya. Lavenia Tsi memiliki kulit seputih salju, jadi warna itu sangat cocok untuknya.

Lavenia Tsi memang sedikit berisi, namun untung postur tulangnya kecil. Jadi, bentuk badannya masih terlihat proposional.

Dia masih berusia 18 tahun, namun lingkar dadanya lebih besar dari Wenny Gu. Sayangnya, pinggangnya tidak selebar milik Wenny Gu. Jika pinggangnya bisa lebih lebar lagi, badannya akan sangat proporsional.

Gaun berwarna biru yang dipilih Wenny Gu sangat cocok di tubuh Lavenia Tsi. Wenny Gu merasa khawatir adiknya sudah secantik ini di usia mudanya.

Dia menghela nafas, “Adikku sayang, mengapa aku merasa kamu berniat memikat Michael Tsu?”

“Memang.” jawab Lavenia Tsi, “Aku tidak ingin dia melupakanku, dengan begitu aku bisa mendekati Andrew.”

“Baiklah. Baiklah.” Wenny Gu tertawa melihat sikap adiknya. Lavenia Tsi masih sibuk dengan gaunnya. Dia sudah lama ingin mengenakan gaun minimalis yang menggairahkan itu. Akhirnya, tidak lama lagi dia bisa mewujudkan mimpinya.

Wenny Gu lalu teringat ketika dia mengenakan baju Dhea Meng.

Gaun itu terlihat sedikit sesak di badan Lavenia Tsi, namun pas di badannya sendiri. namun, karena sesak, gaun itu menunjukkan lekuk badan Lavenia Tsi dengan jelas. Dibanding dengan adiknya, Dhea Meng hanyalah wanita berbadan besar!

Wenny Gu melihat gaun itu di tubuh adiknya dan membayangkan wajah Michael Tsu yang menganga. Dia lalu menghampiri adiknya dan menaikkan gaun bagian dada, “Seram sekali kalau dadamu tumbuh lebih besar lagi.”

Veronica Gu bahkan tidak tahu dari siapa Lavenia Tsi mewarisi semua itu. Wenny Gu menyentuh kulit adiknya yang lembut, “Entah siapa yang akan lebih cantik nantinya. Oh iya, kamu mau mendaftar universitas mana? Apa kamu sudah memikirkannya?”

Lavenia Tsi merasa dia tidak memiliki talenta apapun. Dia memautkan bibirnya, “Aku ingin belajar fengshui dengan paman, tapi aku takut dia tidak ingin mengajariku.”

“Diamlah.” ujar Wenny Gu.

Lavenia Tsi mendesak Wenny Gu untuk cepat bersiap-siap. Dia tidak ingin membuat Michael Tsu menunggu terlalu lama. Wenny Gu masih di depan kaca, mengamati pakaiannya perlahan, “Berjanjilah padaku kamu akan bersikap anggun nanti layaknya puteri kedua keluarga Tsi. Jangan bertingkah bodoh. Asal kamu tahu, semakin rendah dirimu, orang semakin tidak menganggapmu.”

Lavenia Tsi merasa kata-kata itu lebih cocok untuk Wenny Gu seorang. Lihat saja bagaimana dia bersikap di hadapan paman kesayanganya.

Namun, Lavenia Tsi menahannya demi Andrew dan Fernand Meng-nya. Dia tidak peduli dengan Wenny Gu.

Lavenia Tsi mengenakan gaun berwarna biru milik kakaknya. Dia terlihat cantik seperti boneka. Sedangkan Wenny Gu hanya mengenakan kaos putih dan celana pendek. Mungkin karena dia sudah berhasil memikat Michael Tsu jadi dia tidak peduli dengan apa yang dikenakannya.

Charles Tsi sedang sibuk di kantornya seperti biasa. Dia mengajak putera Marco Tsi dan Eva Zhou bersamanya. Dia tidak berniat mewariskan perusahaannya ke kedua puterinya. Lagipula, kedua puterinya tampak tidak memikirkannya.

Diusianya saat ini, banyak hal telah berubah. Dulu, perusahaan ini dan hubungannya dengan Marco Tsi sangat penting baginya. Eva Zhou adalah wanita yang baik. Dia membantu Marco Tsi memperbaiki hidupnya. Charles Tsi tidak tahu apakah Marco Tsi atau dirinya yang harus mewarisi perusahaan ini.

Wenny Gu terkesan acuh. Lavenia Tsi lebih awas, namun dia awas tentang hal-hal yang aneh. Kedua gadis itu sama dimanjanya. Charles Tsi tidak ingin mereka bekerja di tempak seperti Tsi Group.

Di masa depan, Charles Tsi akan mencari pria baik-baik untuk kakak beradik itu dan menikahkan mereka. Dia akan mewariskan aset dalam jumlah besar supaya mereka tidak perlu repot memikirkan uang untuk baju dan makanan. Itu adalah harapan terbesar Charles Tsi.

Saat itu, Charles Tsi sedang tidak berada di rumah. Veronica Gu sedang duduk dan sibuk merangkai bunga. Dia menoleh ke kakak beradik yang sudah berdandan cantik itu, “Apa kalian mau keluar?”

“Hm. Aku ingin belanja dengan Lavenia. Jadi, kami tidak makan malam di rumah.” ujar Wenny Gu sambil menggandeng tangan adiknya.

Veronica Gu bertanya, “Apa kamu butuh Randy untuk mengantarmu?”

Randy adalah supir Charles Tsi. Tadinya, Steven adalah asisten pribadinya. Namun, dia lalu mengundurkan diri dan membuka bisnisnya sendiri.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu