Unplanned Marriage - Bab 192 Bawa Aku Mencari Ayah, ya?

Charles hanya mengatakan 'Oh' dengan datar. Lidahnya tiba-tiba menajam, "Bukankah kau selalu mau bersembunyi dariku? Kenapa hari ini tiba-tiba muncul?"

Veronica tak bisa menjawab. Jayden menarik-narik celana Charles dengan sedikit bingung, lalu melihatnya dengan sorot mata bertanya.

Charles menggendong Jayden, suaranya jadi jauh lebih lembut, "Jayden, ini teman ayah dulu."

Jayden sedikit terhenyak, mengapa paman tiba-tiba berubah jadi ayah?

Tapi Jayden sangat cerdas, saat itu juga ia mendukung Charles dan bertanya sambil memiringkan kepala, "Ayah, bibi ini cantik sekali."

Veronica sedikit terpukul oleh sebutan 'Ayah' itu. Setelah lama sekali ia baru bisa mengucapkan beberapa kata, "Kau...kau sudah punya anak...Bukankah beberapa waktu lalu di televisi kau bilang...bilang belum berkeluarga?"

Charles melihatnya sekilas, sudut bibirnya menyunggingkan senyum, "Kau tidak mau punya anak, tentu ada orang lain yang mau. Kalau tidak ada urusan, aku pergi."

Veronica berdiri di sana dalam diam. Melihat Charles pergi tanpa perasaan, ia membuka mulutnya, namun tidak berkata apa-apa lagi. Biarlah kalau Charles pergi, ia memutuskan berjaga di sini menunggu anaknya. Kalau sampai 2 hari lagi kedua orang ini tidak juga muncul, ia mungkin akan lapor polisi.

Jayden bersandar di pundak Charles dengan patuh. Kebetulan ia bisa menoleh melihat Veronica. "Paman, bibi itu sepertinya sangat sedih," katanya dengan suara pelan.

Charles menepuk-nepuk punggung Jayden, "Jayden sangat pintar."

"Kenapa Paman menyuruh Jayden memanggil ayah?" wajah dd dipenuhi keheranan.

Charles menjawab dengan hangat, "Terima kasih dd sudah membantu Paman. Setelah ini, kalau dibutuhkan lagi, Paman mungkin akan membutuhkan bantuan dd, bisa?"

"Ya!" Jayden membusurkan dadanya, menunjukkan kalau ia akan membantu apa saja yang dibutuhkan pamannya.

Charles membawa Jayden pulang. Rumah Keluarga Tsi berada di atas gunung, jadi perlu melewati jalan memutari gunung saat mengendarai mobil. Karena Marco dan Eva sedang berlibur, jadi Jayden dititipkan di sini. Hubungan Jayden dan Charles sangat baik. Hari ini Jayden merengek minta ikut Charles ke kantor, lalu terjadilah pemandangan Jayden menarik tangan Charles tadi.

Hanya saja suasana hati Charles masih tak kunjung membaik.

Dalam benaknya terus muncul sosok Veronica. Dibandingkan dengan 4 tahun lalu, Veronica tampak lebih anggun. Ia yang berusia hampir 30 tahun, kini tampak jauh lebih dewasa dan cantik. Tapi perubahan ini membuat Charles semakin marah, karena selama 4 tahun ini Veronica tak ada di sisinya, melainkan di sisi orang lain.

Charles juga sedikit banyak mengetahui tentang keadaan Veronica. Wanita ini berada di luar negeri untuk waktu yang sangat lama. Ia baru kembali ke China selama setahun ini dan bekerja di Gu Group.

Apa saja yang dilakukannya di luar negeri, Charles tidak tahu. Namun wewangian yang dipeloporinya bersama Gracia Xia mencapai hasil yang bagus.

Atau, ia sedang sibuk dengan urusan perusahaan.

Charles mendengar bahwa Elvian telah berkuasa di Gu Group. Selanjutnya, Veronica kembali lagi ke Gu Group. Ia dan Elvian mungkin berkaitan.

Tapi Charles sama sekali tak menyangka kalau Veronica bersedia menjadi tunangan Elvian.

Tangannya mencengkeram kemudi erat-erat. Kemarahan di benak Charles diam-diam tersulut, sampai-sampai ia tak bisa melihat jelas jalan di hadapannya.

Dennis menggendong Wenny naik ke atas gunung. Ia tahu kalau dirinya datang ke Perusahaan Besar Daily Life dengan menggendong Wenny, ia mungkin tak akan bisa bertemu dengan CEO Charles. Kalaupun ia menunggu di sana, siapa yang tahu Charles akan keluar dari mana. Pergi ke perusahaan bukanlah pilihan yang bijak.

Tapi Dennis sangat cerdas. Ia hanya bertanya pada sesepuh keluarganya dan langsung tahu di mana rumah keluarga Tsi berada.

Dennis yang selalu percaya bahwa manusia dan alam adalah satu, dengan gigih berjalan naik sambil menggendong Wenny walau hari telah gelap.

Wenny sudah mengantuk. Ia tertidur dengan bersandar pada pundak Dennis.

Tiba-tiba, sebuah mobil di belakang mereka berhenti mendadak. Dennis mengernyitkan alisnya dan segera mundur beberapa langkah hingga bersandar pada dinding tebing. Sepasang mata lembutnya menatap mobil itu dalam diam.

Charles turun dari mobil, "Kau tidak apa-apa, kan?"

Pemuda dan balita di hadapannya ini sepertinya orang luar yang tiba-tiba muncul di jalanan ini. Pada saat Charles dan mata pemuda itu bertatap-tatapan, pemuda itu langsung terkesiap, "Charles?"

Charles tak menyangka kalau pemuda ini mengenalnya, "Kamu...?"

Dennis baru saja hendak menyerahkan Wenny padanya. Tiba-tiba ia melihat Jayden yang sedang duduk mengamati mereka di kursi mobil. Matanya tampak agak mirip dengan Charles. Kejadian tak terduga ini membuat Dennis mengerutkan alisnya. Ia memilih untuk mengamati terlebih dulu sebelum berbicara.

Dennis pun memperkenalkan diri, "Tuan Tsi, ya? Perkenalkan, saya cucu 周吾正. Awalnya saya berniat berjalan-jalan untuk menikmati musim semi, hasilnya sekarang saya tersesat karena sudah terlalu malam. Entah apakah Tuan bisa membantu...Kupikir, Anda pasti mengenal kakek saya."

Charles awalnya ingin mengantar mereka turun gunung, namun melihat Jayden yang sudah mengantuk di kursi mobil, ia pun berkata, "Tentu saya mengenal Kakek Zhou, kalau tuan muda Zhou tidak keberatan, kalian boleh menginap semalam di rumah kami. Besok saya akan mengantarmu."

"Baik," Dennis tersenyum.

Senyum ini membuat Charles tertegun. Ia sungguh tak menyangka, cucu 周吾正 ternyata tampak seperti ini, sangat tak biasa.

Setelah naik mobil, Dennis terus menggendong Wenny dengan badan tegap seperti bambu. Charles pun bertanya santai, "Gadis ini sudah berapa tahun?"

"Empat tahun," Mungkin karena hatinya tersentuh, mata Dennis seketika menyorotkan segaris rasa iba, "Ibunya tidak pernah ada di sisinya, dan ayahnya tidak pernah muncul, gadis yang malang," katanya dengan suara pelan.

Dalam hati Charles terbersit rasa yang tak asing. Tanpa sadar ia mengamati Wenny dari kaca spion, ia tampak seperti boneka yang tertidur dalam gendongan Dennis. Ia tampak sangat cantik dan lucu, bibir merah mudanya manyun, sebentar-sebentar menggumamkan kata-kata yang tak bisa dimengerti.

Hati Charles seketika melunak.

Mobil berhenti di luar mansion. Charles turun dan menggendong Jayden, lalu berkata pada Dennis, "Tuan Muda Zhou, sudah sampai."

Udara dingin di luar membuat Wenny bergerak-gerak. Ia mengusap-usap matanya sambil membukanya perlahan. Sosok Charles tiba-tiba memasuki pandangannya, membuatnya tercengang.

Wenny kembali mengusap-usap matanya, ia seketika membuka kedua lengannya dengan gembira, "A...yah, ayah!"

Charles tertegun.

Saat itulah Wenny baru melihat dengan jelas kalau Charles sedang menggendong Jayden. Dalam sekejap ia cemberut dan mulai menangis, "Ayah kenapa tidak menggendong Wenny, ayah...Wenny mau ayah...huaa..."

Sebenarnya Wenny punya kesan yang sangat dalam terhadap Charles. Elvian sering mengunjunginya, juga selalu menyuruhnya memanggil 'Ayah Elvian'. Terkadang Wenny keceplosan memanggilnya ayah di depan Veronica. Veronica tak hanya menghukumnya, ia juga akan menarik Wenny ke depan foto Charles, lalu memberitahunya terus-menerus kalau ia barulah ayah Wenny yang sebenarnya.

Wenny punya kesan yang amat dalam terhadap wajah Charles.

Hanya saja selama ini Charles tak pernah berdiri senyata ini di hadapannya.

Wenny mulai meronta, bahkan Dennis pun sedikit kewalahan dibuatnya. Nona kecil itu menangis bergulung-gulung dan memberontak hingga membuat Dennis pusing. Ia melihat Charles dengan ekspresi minta tolong.

Charles merasa sedikit canggung, namun akhirnya ia meletakkan Jayden juga sambil berkata lembut, "Jayden, masuklah dan bermainlah bersama kakek dan nenek."

Jayden sedikit tak puas dengan sikap nona kecil ini, siapa ayahnya, sembarangan mengenal orang saja.

Tapi Jayden sangat patuh terhadap pamannya. Setelah Charles selesai berkata, Jayden menganggukkan kepala dalam-dalam, lalu berlari ke arah rumah.

James dan Tina telah menunggu seharian. Mereka senang sekali saat melihat sang cucu datang. Mereka menyambut Jayden di depan pintu, lalu menggendongnya masuk ke rumah.

Mansion ini selalu saja terasa seaneh ini. Karena perkataan Charles, Sakura jadi tak mengacuhkan Tina, sebaliknya, James juga tak tahu bagaimana cara menghadapi Sakura.

Charles berjalan ke hadapan Dennis, melihat Wenny yang menangis tiada henti dalam gendongannya, "Anak ini..."

"Dia adalah keponakanku," jawab Dennis memperkenalkan, "Tadi saya juga sudah bilang, ia tak pernah bertemu dengan ayahnya. Mungkin ia merasa Anda dan ayahnya lumayan mirip? Apakah Tuan Tsi keberatan untuk menemani anak ini sebentar? Dia sangat malang."

Tiga kata terakhir ini diucapkan Dennis dengan sangat pelan, tapi Charles mendengar semuanya. Di matanya terbersit rasa iba. Ia pun mengulurkan tangannya dan menggendong Wenny.

Begitu digendong, air matanya langsung berhenti mengalir. Mata besarnya menatap Charles lurus-lurus dalam waktu yang lama. Senyum cerah merekah di pipi merah mudanya, "Ayah! Ayah!"

Kata 'ayah' nona kecil ini terucap dengan sangat lancar, namun di dalam hatinya Charles merasa sedikit aneh.

Ia bukan orang yang baik terhadap semua anak. Jayden adalah putra Marco dan Eva, dan juga adalah keponakannya, jadi normal kalau ia menyukai Jayden. Sebenarnya Charles tidak seberapa terbiasa berhubungan dengan anak-anak, tapi saat Wenny menggelayut di lehernya sambil memanggilnya 'ayah', hati Charles tanpa disangka melunak.

Charles menoleh melihat Wenny. Sepertinya gadis ini sedikit lelah setelah menangis tadi. Matanya menyipit, namun tangannya menggelayut erat di leher Charles. Gadis ini tak sama dengan anak lelaki seperti Jayden. Di tubuhnya tercium aroma susu yang masih belum hilang, tubuhnya sangat lembut dan lunak. Charles menggendongnya dengan sangat berhati-hati.

Wenny menggosokkan pipinya di pipi Charles, "Ayah, Wenny mengantuk..."

Wenny?

Charles menatap Dennis dengan sedikit terkejut. Dennis tertawa, "Sepertinya keponakanku ini sangat ditakdirkan bertemu Anda, dia belum pernah sesuka ini terhadap orang lain."

Charles menggendong Wenny, lalu mengajak Dennis masuk ke dalam rumah. Ia menunduk dan berkata pada Wenny, "Setelah ini kau bisa segera tidur, Paman akan membawamu."

Wenny mengerjapkan mata, suaranya mulai bergetar, "Ayah...kamu adalah ayah..."

Charles mendapati kalau kali ini ia kembali menyebut dirinya 'Paman', gadis kecil ini sepertinya akan kembali menangis dan meronta. Dalam kepasrahannya, Charles pun berucap, "Baik, ayah."

"Ayah!" Wenny senang sekali. Ia mengecup pipi Charles keras-keras, lalu bersandar di pundaknya dengan patuh, "Paman Adik Kelas, Wenny sudah menemukan Ayah, Wenny sangat senang!"

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu