Unplanned Marriage - Bab 379 Apakah Kamu Salah Orang?

Hanya saja Renaldi Shen menemukan satu masalah, yang berbicara dengan mereka barusan ditakutkan adalah kepribadian keduanya Fernand Meng, bila benar adalah kepribadiannya yang kedua, maka kemarahannya juga adalah kemarahan yang beralasan…

Melihat Lavinia Tsi ingin mengejar, tapi juga takut dia tidak senang, Renaldi Shen berkata satu kalimat, “Tidak apa-apa, aku tidak menyangka ini adalah kepribadiannya yang lain. Kamu harus tahu, menjadi pribadi yang kedua itu sebenarnya sangat tidak punya percaya diri, jadi lebih baik kamu pergilah menyemangatinya. Aku di sini kapan saja ada waktu.”

Lavinia Tsi mengangguk, segera pergi mengejar Fernand Meng.

Lavinia Tsi sungguh tidak tahu Fernand Meng bakal bereaksi sedemikian, dia selalu mengira Fernand ingin menyembuhkan dirinya dari masalah itu.

Fernand Meng mengitari rumah besar itu menuju arah pintu keluar, langkahnya besar-besar dan cepat, Lavinia Tsi sama sekali tidak bisa menyusulnya, dia berteriak memanggil-manggil “Kakak Bai”, akhirnya kaki kecilnya keseleo dan dia terjatuh.

Mendengar suara gadis muda di belakangnya yang terus memanggilnya, Fernand Meng mengeryitkan alisnya, tiba-tiba suara seseorang terjatuh itu membuat langkah kakinya terhenti sejenak.

Lavinia Tsi terduduk kesakitan, berusaha berdiri sekian lama tapi tidak bisa.

Akhirnya ada sebuah tangan yang terulur di depan matanya, dilihatnya telapak tangan yang dikenalnya itu, dia menyambutnya dan berdiri, lalu berkata perlahan: “Kak Bai, kamu dengar dulu penjelasanku.”

“Tidak ada yang perlu dibicarakan.” Fernand Meng mendengar suaranya yang bergetar itu, tanpa alasan merasa sedikit sebal, “Aku mengijinkanmu masuk dalam kehidupanku, tapi sama sekali tidak bilang bahwa kamu boleh ikut campur dalam kehidupanku.”

“Tapi kita ke depannya kan akan hidup bersama, aku tahu kamu masih ingin sehat, iya kan?” Lavinia Tsi ingat dengan jelas bahwa dia pernah berkata kepadanya, dia mencari orang yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

Pandangan mata Fernand Meng seketika berubah menjadi suram, aura yang suram dan mencekam membuat Lavinia Tsi tanpa sadar melangkah mundur, Fernand berkata dengan sangat lambat: “Itu adalah dia, bukan aku. Apakah kamu salah orang?”

Tidak.

Lavinia Tsi menggelengkan kepala, dia yang itu juga pernah bertanya demikian, tapi Lavinia sebenarnya tidak memikirkan sampai dalam perbedaan keduanya.

Meskipun hubungan Fernand Meng versi siang hari dengan dirinya juga sudah mulai dekat, tapi pastinya tidak sebaik yang versi malam. Orang yang malam hari ini bisa mengumumkan di depan seluruh dunia bahwa Lavinia adalah kekasihnya.

Perasaan cinta yang begitu kental seperti secawan minuman beralkohol tinggi, Lavinia Tsi benar-benar dimabukkan oleh minuman seperti itu yang disodorkan Fernand.

Dia sungguh mencintai Fernand.

Justru karena mencintainya, Lavinia bersedia memikirkan cara membantunya menyelesaikan masalah yang membingungkannya.

Namun demikian tidak terpikirkan olehnya, dia menyentuh sampai ke garis bawah, masalah dia yang seorang yang tidak mau menghadapi.

Lavinia Tsi menggeleng dengan panic, “Tidak. Kakak Bai aku tidak salah. Aku sungguh tidak salah kenal orang….”

Fernand Meng memandang Lavinia Tsi dengan tatapan dingin, tatapannya lebih dingin daripada di langit, Lavinia dengan panik memegang tangan Fernand, dengan berlinang airmata dia berkata: “Makanya aku menyuruhmu menemuinya, bukankah ini juga karena aku dan kamu semakin baik?”

“Apakah kamu tahu, kalau benar ingin disembuhkan, orang yang dibunuh itu pastilah aku.” Fernand Meng tiba-tiba membungkukkan badan, senyum dingin menghias bibirnya, lalu dia menegakkan badanya kembali, dan melambaikan tangan kepada Lavinia Tsi, “Jadi, selamat tinggal.”

Lavinia Tsi tidak mengerti maksud dari selamat tinggalnya itu, dia hanya diam terpaku memandanginya yang makin berjalan semakin jauh.

Saat itu Lavinia Tsi merasa sangat kacau, sepatah katapun tidak ada yang sanggup diucapkannya.

Yang berulang lewat di pikirannya adalah: kalau benar ingin sembuh, orang yang dibunuh itu pastilah aku.

Lavinia Tsi sesungguhnya belum pernah memikirkan bagian masalah yang ini, karakter yang manapun baginya sama-sama baik, lagipula dia juga berhubungan dengan sangat harmonis dengan kedua karakter itu, dia tidak pernah berpikir dari dulu, pengobatan ini akan melibatkan sampai masalah yang begitu dalam, yaitu dibunuhnya salah satu kepribadian.

Mungkin Renaldi Shen yang memberitahu.

Wenny Gu berlari keluar mendapati adiknya yang terduduk lemas dan terluka di kursi samping taman, “Apa yang terjadi di antara kalian berdua?”

“Aku hanya….aku hanya ingat berhubung Renaldi sedang belajar ilmu kedokteran, sangat mendalami masalah psikologi dan ilmu kejiwaan, maka aku ingin dia membantu memeriksa Kakak Bai….” Lavinia Tsi dengan wajah pucat menjawabnya, “Tapi aku tidak menyangka dia begitu marahnya, dia bilang aku ingin membunuhnya.”

“Apa maksudnya?” Wenny Gu tertegun, “Aku tahu dia ada masalah dengan kejiwaannya. Tapi masalah kejiwaan, diobati juga bisa sembuh. Nantinya kalau kalian sudah bersama-sama, suatu hari kambuh bagaimana coba? Kalau begini aku rasa kamu dan dia lebih baik tidak bersama.”

Lavinia Tsi tahu kakaknya ingin yang terbaik untuknya, dia juga tidak bisa terus menyembunyikan masalah ini, akhirnya dengan terisak dia berkata: “Dia berkepribadian ganda. Dia pernah berkata secara pribadi denganku, karena di masa kecilnya dia diperlakukan dengan keras oleh orang lain, dalam waktu yang lama dikurung di ruangan yang gelap, juga sering menderita siksaan fisik dan mental, sehingga di alam bawah sadarnya dia menutup dirinya sendiri untuk waktu yang lama, sampai suatu kali dia disiksa sampai demam tinggi…..”

Albert Du memang kelakuannya sangat aneh.

Di akhir hidupnya, dia menyiksa Fernand Meng demi kesenangannya.

Untunglah ada Ines, kalau tidak entah bagaimana nasib hari-harinya Fernand Meng.

Tapi Ines pun sama sangat menderita juga.

Di tahun paling terakhir Albert Du sudah hampir menjadi gila, dia mengurung Ines di ruangan bawah tanah, tidak diberi makan dan minum, juga menggantung Fernand Meng, sekehendak hatinya mencambuknya dengan kejam, lalu pergi ke ruang bawah tanah menyiksa Ines.

Fernand Meng mendengar suara tangisan Ines, dia akhirnya memikirkan cara, memanfaatkan kesempatan saat ada orang datang mengantarkan kiriman, dengan bantuan kakak kurir memikirkan cara untuk kabur.

Dia langsung kabur ke kantor polisi, membuat laporan polisi dengan alasan penyiksaan anak-anak dan kekerasan rumah tangga, setelah polisi memeriksa luka-luka di sekujur tubuhnya, langsung mengirim pasukan menangkap Albert Du dan memasukkannya dalam penjara.

Di luar negeri, kekerasan dalam rumah tangga juga harus menanggung tanggung jawab pidana, apalagi waktu itu Ines dikurung di ruang bawah tanah, pihak kepolisisan waktu menemukannya sudah tidak berpakaian, sangat berantakan, sekujur tubuhnya terluka, jiwanya pun mengalami gangguan yang sangat berat.

Akhirnya Albert Du dihukum penjara beberapa tahun, namun tidak sampai satu tahun dia meninggal di dalam penjara.

Fernand Meng dan Ines bersama-sama dibawa ke rumah sakit, setelah dia siuman, mendengar berita Albert Du diadili, dia mengalami demam tinggi.

Setelah demamnya sembuh dia lalu memiliki kepribadian ganda.

Tapi orang yang seumur hidup Fernand Meng tidak akan biarkan, yang demi dia sudah menderita siksaan adalah Ines, di umurnya yang masih sangat muda dia membawa Ines ke rumah sakit dan merawatnya baik-baik bertahun-tahun.

Belakangan Ines walaupun berangsur pulih, tapi kondisi kejiwaannya sangatlah tidak baik, lagipula sering ada saat-saat dia kehilangan ingatannya.

Fernand Meng terus berharap Ines bisa menemukan seorang pria yang mencintainya seumur hidup, tapi dia tidak mau, dia bilang dirinya seumur hidup ini sudah terlalu banyak melakukan kesalahan, akhirnya ini juga yang didapatnya.

Seumur hidupnya dia pernah mencintai dua orang pria, yang seorang sekarang sudah hidup bahagia, yang seorang lagi sudah meninggal.

Dia ingin membawa serta mimpinya perlahan meninggalkan dunia ini.

Belakangan musik Fernand Meng sukses, dia punya perusahaan manajemennya sendiri, juga bisa memberikan kehidupan yang layak bagi Ines, Ines juga mendukungnya untuk kembali ke negaranya.

Ines tahu bahwa Fernand Meng terus mengingat negaranya, tapi Ines terus menyuruhnya ini dan itu, menyuruhnya jangan meneruskan karakter seperti Albert Du, menyuruhnya selalu ingat bahwa dia masih memiliki seorang ibu bernama Veronica Gu.

Fernand Meng terus merasa hidupnya ini, meskipun tidak punya ayah dan ibu, tapi ada dua orang ibu yang deminya berkorban sangat banyak, tapi ibu yang kedua ini dia tidak bisa abaikan.

Oleh sebab itu, ini juga yang menjadi alasan waktu belakangan dia menghadapi Veronica Gu, ada rasa ingin bernostalgia namun tidak berani mendekat.

Lavinia Tsi tahu semua masalah ini, dia ikut prihatin dengan masa lalu Fernand Meng, jadi dia sungguh berharap bisa membantunya untuk sembuh, dia juga tahu Fernand Meng mau memberitahunya, sama karena Lavinia memisahkan antara Cornelius dan Fernand Meng.

Karena Fernand Meng sangat takut orang lain selalu menganggap Cornelius itu sangat menyedihkan.

Cornelius tidak menyedihkan, Cornelius sudah berubah menjadi Fernand Meng, dia sudah sukses, jadi dia sangat hebat. Ini adalah jawaban Lavinia Tsi kepada Fernand Meng waktu itu.

Lavinia Tsi berbicara sambil berlinang air mata, dia sejak awal tidak pernah berpikir, akan ada satu hari melihat Fernand Meng melambaikan tangan dan berkata selamat tinggal.

Wenny Gu melihat wajah Lavinia Tsi begitu tertekan, lalu mengeluarkan tisu membersihkan mukanya, “Sudahlah. Apa yang dikatakan oleh Renaldi ada benarnya juga, kamu tidak seharusnya memanggilnya datang.”

Lavinia Tsi menarik-narik ujung bajunya, sekian lama barulah dia berkata: “Kak, aku mau bicara jujur, aku menganggapnya sebagai kekasih….”

Maka barulah menyuruhnya datang, juga karena di mata dan dalam hatinya ini adalah kekasihnya maka tidak pernah memikirkan urusan sampai ke tingkat yang begitu dalam.

Baik Renaldi Shen, ataupun Fernand Meng, mereka semua sudah mengingatkannya akan satu hal, bisa benar-benar ingin sembuh, ditakutkan akan membunuh salah satu kepribadiannya.

Sedangkan dia sama sekali tidak ingin terjadi hal demikian.

Kesalahan sudah terjadi, Lavinia Tsi hanya bisa berulangkali menelepon Fernand Meng, mencoba mengembalikan kembali pikirannya yang jernih.

Wenny Gu garuk-garuk kepala sedikit bingung, “Maksudmu kamu suka yang versi malamnya, kalau begitu bukankah berarti menghilangkan yang versi siangnya?”

Lavinia Tsi menggelengkan kepala, “Bukan begitu juga maksudnya, yang siang hari juga sangat baik.”

Dulu dia tidak suka versi yang siang, tapi sekarang sebaliknya sangat suka, dia sangat lembut, kelembutannya itu sangat menyentuh hati membuatnya dapat merasakannya sangat dalam, meskipun dia sejak awal tidak pernah mengatakan kata-kata bahwa dia mencintai Lavinia Tsi, tapi dari tindakannya bisa membuat Lavinia merasakan perasaan sebagai seorang kekasih.

Siapapun yang menghilang, dia tidak rela.

Fernand Meng yang siang hari pernah menanyakannya satu hal: Kalau aku memintamu memilih satu, kamu berharap siapa yang akan menghilang.

Versi yang malam pernah berkata padanya: Tahukah kamu, kalau betul diobati, berarti kamu menyuruhku mati.

Lavinia Tsi menoleh melihat Wenny Gu, dengan tidak bersemangat berkata, “Kak, aku sungguh tidak ingin membunuh salah satu dari mereka. Adakah cara untuk mempertahankannya?”

Wenny Gu memandang adiknya dengan sangat serius, “Gadis bodoh, apa yang kamu pikirkan. Kamu berencana menghabiskan seumur hidupmu dengan orang yang berkepribadian ganda? Apakah kamu pernah memikirkan resikonya?”

Sama seperti yang dikatakan oleh Renaldi Shen, kepribadian ganda itu ada kemungkinan salah satu di antaranya adalah karakter yang anti sosial, karena penyebab terjadinya kepribadian ganda tentunya karena pernah mengalami pemicu yang sangat dahsyat, mengakibatkan perasaan tidak puas akan dunia ini atau perasaan ingin menghindar, dengan begitu barulah bisa keluar kondisi seperti ini.

Karakter seperti ini ada kemungkinan berbahaya, jadi kalau bisa diobati, tentu saja lebih baik diobati.

Setelah kembali ke dalam rumah, Veronica Gu menanyakan mengapa Fernand Meng tidak kembali bersama Lavinia Tsi, Wenny Gu membantu menjelaskannya dengan mengatakan bahwa dia ada urusan, jadi segera pergi.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu