Unplanned Marriage - Bab 136 Tak Ada yang Bisa Dibicarakan Lagi di Antara Kita (2)

Veronica memarkir mobilnya di lapangan parkir Perusahaan Besar 'Daily Life', lalu menelepon Steven. Ia menyuruhnya memberikan ponsel kepada Charles.

"Halo?"

"Kau turunlah sebentar. Aku di lapangan parkir depan perusahaan, tikungan barat laut."

Charles tidak bertanya mengapa, ia langsung menjawab 'baik'.

Veronica menutup teleponnya dan bersandar pada kemudi. Wajahnya tiba-tiba dipenuhi ekspresi lelah.

Beberapa menit kemudian Charles mengetuk jendela mobil. Veronica membuka pintu mobil di kursi sebelahnya, menyuruhnya masuk.

"Cara bertemu seperti ini lumayan juga."

"Lumayan apanya," Veronica melihatnya dengan tatapan pasrah, "Apakah para reporter itu orang suruhan Andre? Apa tujuannya..."

Charles menimbang sesaat, lalu menjawab, "Tidak tahu, tapi semuanya bukan orang baik, semuanya memerlukan respons. Kupikir aku tidak boleh kalah dalam perang media."

"Kuncinya adalah kenapa kau berbicara seperti itu," Veronica tak bisa tenang. Ia jelas-jelas sudah menjelaskan padanya hal apa yang tidak boleh dilakukan, kata apa yang tidak boleh dikatakan. Ia mengakui kalau jawaban Charles hari ini sangat cerdas, serta menyisakan ruang asumsi, namun orang perasa yang mendengarkannya, pasti akan langsung mengerti apa yang terjadi, "Aku kau campakkan, tapi sekarang kau malah berkata...malah berkata..."

"Malah berkata apa?" Pertanyaan balik yang dilemparkan Charles membuat Veronica sedikit kesulitan melanjutkan kata-katanya.

Charles berkata istrinya tak pernah berubah.

Tapi siapa yang tahu siapa yang dimaksud istri oleh Charles.

Veronica mencibirkan bibirnya, "Maaf kalau aku ge-er, sampai melibatkan banyak orang merepotkanmu. Sekarang kalau dipikir-pikir, kalimat jawabanmu itu semuanya hanyalah trik, untuk membuat orang lain tak menemukan pegangan."

Baru selesai ia berkata begitu, sebuah tangan yang hangat menggenggam tangannya. Charles menjawabnya dengan suara rendah, "Memang seperti yang kau pikirkan itu."

Veronica membelalakkan matanya, "Kau pasti salah minum obat, Charles. Kalau hanya karena aku akan pergi ke luar kota, kau tidak perlu seperti ini, aku..."

"Aku akan menemanimu ke reuni keluarga," Charles menggenggam tangannya, "Dengan begini urusan beres, alasannya seharusnya cukup, di reuni keluarga, aku bisa menjagamu."

Veronica seketika kehilangan kata-kata.

Jawaban Charles ini, apa hanya karena ingin menemaninya ke reuni keluarga?

Charles tahu tentang masalah keluarga Gu lebih dari siapapun. Paling tidak, perceraian Billy dan Sharlene, Charles mengikutinya dari awal sampai akhir. Perebutan harta keluarga Gu, lebih membuat keluarga ini terdorong ke ujung tanduk. Meskipun keduanya sama-sama kalah, namun demikian mereka bisa mempertahankan kerukunan di permukaan.

Tapi Charles tahu jelas, di hati Veronica masih terdapat emosi yang mengganjal tentang orang ketiga itu, juga tentang Lucas dan Leonard bersaudara.

Jadi saat ia dan Chandra memintanya, ia pun langsung mengiyakan tanpa pikir panjang, sebab ia tahu watak Veronica sebenarnya tidak menyenangkan, lebih mudah menyebabkan masalah di tempat kejadian perkara.

Tapi Veronica dengan cepat tersadar dari lamunannya. Ia mengerutkan alisnya sambil berkata, "Di jalan tadi, aku menerima telepon Andre. Dia bertanya apakah aku menyukai pengaturannya. Aku tidak paham maksudnya, tapi kau berhati-hatilah, jangan sampai terjatuh dalam jebakannya."

"Perusahaan memang ada sedikit masalah akhir-akhir ini," jawab Charles setelah berpikir sejenak, "Tapi sementara masih bisa diatasi. Huff.."

Tapi serangan media Andre terhadap Charles ini, apakah alasannya, ia bahkan berkata pada Veronica kalau ini adalah hadiah untuknya.

Hadiah ini benar-benar kecelakaan. Hanya saja tak terpikirkan olehnya kalau ini bisa membuat Charles dan reuni keluarga Gu terhubung.

Saat Veronica terdiam, Charles menggenggam tangannya dan bertanya, "Aku akan menemanimu, ya?"

Veronica terkejut. Ia menjawab setelah menarik tangannya, "Tidak, aku tidak pergi."

Ia ingin segera menyelesaikan masalah di hadapannya, lalu pergi dari Shanghai ke Nanjing. Mempertimbangkan perubahan sikap Charles yang drastis dan tiba-tiba ini, Veronica pun tidak jadi mengatakan tempat tujuannya.

Sebetulnya sekarang Veronica juga menyesal dirinya terburu-buru menjumpai Charles. Ia jelas-jelas bisa menanyakan tentang perkataannya di televisi serta masalah Andre melalui telepon.

"Ya sudah, aku sebenarnya juga tak ada urusan lain, hanya ingin mengingatkanmu agar waspada. Andre si rubah licik itu, meskipun ia cacat tapi kulihat kekuatannya cukup besar. Lagipula, musuh kita tersembunyi, sementara kita terekspos. Mereka bisa melakukan hal kotor, sementara kau tidak bisa. Ini adalah sebuah titik lemah, berhati-hatilah," Veronica mengisyaratkan Charles agar turun.

Charles tak bergerak. Ia tiba-tiba menoleh, diam-diam memperhatikan sebelah wajah Veronica yang cantik seperti permata jade. "Veronica, kau sedang mencemaskanku," katanya dengan suara rendah, menggetarkan seisi mobil.

Veronica menghindari tatapannya. Bibirnya menyunggingkan segaris senyum pahit, "Sudah seharusnya kalau aku mencemaskanmu. Pada dasarnya tidak ada dendam di antara kita. Kalaupun ada, itu adalah urusan masa lalu. Dari hatiku yang terdalam aku berharap kau bisa hidup bahagia, jangan berjalan di jalan yang salah."

Kepahitan yang ditelan seseorang membentuk kehidupan yang berbeda-beda. Watak Charles sudah seperti ini, menyuruhnya untuk berubah mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

Veronica juga mengira dirinya tak bisa mengubah sifat batu orang ini, namun sepertinya sikap Charles padanya tak lagi seperti dulu.

Mungkin juga, kata-kata yang dibisikkan di telinganya sewaktu mabuk dulu, membuat sikap Veronica tidak sekeras dulu. Mengingat dirinya akan pergi dari sini dan tak akan bertemu Charles lagi, suara Veronica pun sedikit melembut, tidak sedingin tadi, "Aku harus pergi."

Entah efek apa yang akan dibawa oleh masalah opini publik yang tiba-tiba menjerat Charles ini dalam hidupnya.

Beruntung sekarang ia tak lagi bekerja di perusahaan keluarga Tsi. Golden Street ataupun pabrik parfum itu adalah tempat yang tak berpenghuni. Baginya, sulit tenang.

Jadi seharusnya tidak akan kenapa-kenapa.

Pikir Veronica.

"Kenapa kau tak kunjung turun," Veronica hendak menyalakan mobilnya ketika tiba-tiba menyadari kalau Charles masih duduk di kursi penumpang. Dengan sedikit pandangan heran, tubuhnya tiba-tiba merasa terpacu. Bibirnya pun menempel pada daerah yang dingin namun lembut.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu