Unplanned Marriage - Bab 384 Kamu dan Paman kecilmu

Dia dengan sekuat tenaga membuka halaman di internet, juga memeriksa namanya dan Dennis, tapi tidak ada hasil, baru menarik napas panjang lega.

Ternyata benar hanya sebuah mimpi.

Wenny dengan kelopak mata hitam dan kuyu memandang Dennis yang ada di sampingnya, dengan suara yang agak parau, “Paman kecil, menurutmu apa tujuan mereka? Jika bukan hanya untuk membuat malu kita.”

Dennis melihat Wenny yang kelelahan, juga merasa sedikit cemas. Dia mengulurkan tangan dan menekan pelan wajahnya, dengan lirih berkata:”Kan aku sudah bilang, kamu tidak usah khawatir dengan masalah ini.”

“Aku hanya sedikit menyesal.” Wenny dengan kepala terkulai, jika bukan dia sengaja memikat Dennis, maka tidak akan tertangkap kamera orang...

Dennis malah tertawa, “Malah bagus tertangkap kamera di atas bukit.”

“Mengapa?”

“Setidaknya terhalang oleh kaca mobil.” jawab Dennis tidak lengkap, namun Wenny sudah paham maksudnya.

Wajahnya memerah lagi.

Kalau ada yang sengaja berencana untuk membuntuti dia dan Dennis, maka mereka akan menyewa seorang penyidik swasta yang sangat pengalaman, dengan begitu masalah Wenny dan Dennis akan lenyap tak berbekas.

Bila dia bersama Dennis, tidak mungkin tidak melakukan hubungan mesra, apalagi sekarang lagi ingin memiliki bayi, andaikan tertangkap kamera di hotel ataupun kamera pengawas di rumah, jarak video tidak akan terlalu jauh seperti di dalam mobil, namun layaknya syuting film aksi di depan kamera.

Maksud Dennis sangat jelas, membandingkan dengan video yang terlihat jelas semuanya, dia lebih memilih tertangkap foto di dalam mobil.

Wenny tersenyum pahit, dalam keadaan yang sangat sulit ini masih ada pilihan yang lebih baik, benar membuatnya tak berdaya.

Namun kini informasi belum disebarkan, dia hanya bisa menunggu reaksi dari mereka.

Wenny bangkit berdiri untuk membersihkan diri dan bersiap untuk pergi ke grup tarinya, belakangan ini dia harus bersiap untuk menyiapkan pertandingan tarian, meskipun pertunjukan perdana tapi dia tetap anggap penting, dia tidak mengizinkan adanya kesalahan dalam tariannya.

Masalah tertangkap kamera benar sangat mempengaruhi suasana hatinya, sebenarnya pikiran Wenny di penuhi oleh masalah ini, sungguh tidak bisa tenang hatinya, dia beberapa kali menarik napas dalam sambil bercermin, tiba-tiba teringat sesuatu dan dengan cepat berlari ke samping Dennis.

Hari ini Dennis tidak bekerja di luar, baru bersiap ingin mengantar Wenny, tiba-tiba saja seperti angin puting beliung melompat ke pangkuannya, langsung menindihnya di atas ranjang.

“Paman kecil!” Dengan ganas berkata:”Masalah ini kemungkinan besar pelakunya adalah Hanny!”

“Apa maksudnya?” Mendengar nama Hanny di sebut, Dennis tidak menyiratkan wajah kaget, masih tetap tenang saja.

Hari itu Hanny mencari Wenny, dan Wenny mengatakan tidak ada bukti, hanya berdasarkan kata-kata di mulut orang juga tidak akan percaya.

Sebenarnya sasarannya hanya dia, sekarang hanya melihat apa tujuan mereka.

Wenny sekarang lagi kesal karena ada bukti tersebut di tangan orang lain, sekarang penggeraknya bukan dia lagi melainkan orang lain.

Dennis menghela napas, terakhir pelan mencubit tangan kecil Wenny, “Kamu tahu ... ...jika kita pergi bertanya, dia juga sama bisa balik bertanya, tidak ada bukti berdasarkan apa kita menuduhnya.”

Seketika Wenny terdiam, benar juga, dia tidak ada bukti untuk menuduh Hanny.

Apalagi saat ini jika buru-buru mencari Hanny, akan membuat dia melihat lelucon, andaikan bukan Hanny? Jika saja itu orang lain?

Wenny tidak bisa berkata lagi, Dennis benar, untuk saat seperti ini harus tenang dulu.

Wenny menghela napas lagi, “Baiklah, aku pergi ke grup tari dulu.”

“Akan kuantar.”

“Tdak perlu, tidak perlu.” Wenny menolak Dennis dan menahannya di atas ranjang, “Paman kecil, kamu tidur lagi saja. Kamu harus berpikir, jika saja masih ada orang mengikuti kita, bagaimana cara untuk menggagalkan mereka!”

Setelah Wenny keluar dari rumah, duduk di dalam mobil dan berpikir agak lama, kalau harus tenang tidak masalah, namun dia tidak boleh hanya duduk saja sambil menunggu serangan.

Wenny menghubungi Gerson agar mencarinya di tempat grup tari.

Dia mencari Gerson karena papanya yang bernama Elvian, dukungan moril dari Elvian lebih kencang daripada papanya, penampilan luar Gerson yang cemerlang, juga sangat hebat dalam membantu usaha papanya.

Setelah berpikir lama, Wenny merasa perlu ada penolong seperti Gerson di sampingnya.

Dia bukan tidak ingin Dennis terlibat, hanya saja Dennis tidak akan setuju dengan hal yang akan dia perintahkan Gerson lakukan.

Waktu jam makan siang, Wenny mentraktir Gerson makan di sebuah restoran dekat grup tari. Gerson datang membawa Renaldi.

Raut wajah Wenny berubah, “Kamu kenapa bawa-bawa dik Renaldi?”

“Adik Wenny yang pelit ingin traktir makan, kenapa aku tidak boleh membawa adik Renaldi?” Gerson terkikik senang, “Apakah aku yang memesan menunya?”

Wenny melotot padanya, dalam hati pikir dia akan mengatakan masalahnya, sekarang ada Renaldi disini bagaimana dia bisa bicara?

Renaldi bisa melihat jelas ucapan dan air muka orang, saat ini dia melihat raut wajah Wenny yang ragu dan dengan tenang berkata, “Jika tidak leluasa maka aku pergi saja dulu sebentar?”

Orang sudah berkata demikian, Wenny mana enak mengatakan tidak ingin dia ada di situ, dia menghela napas berkata:”Sudahlah Renaldi kamu tinggal saja. Otak kamu begitu pintar, mungkin bisa beri aku saran.”

Renaldi tersenyum sambil menggangguk:”Baiklah.”

Gerson memanggil pelayan untuk memilih menu, Wenny menyedot minuman sambil mata menatap Renaldi, Renaldi yang melihat Wenny selalu menatapnya, dengan aneh bertanya:”Mengapa melihat aku begitu?”

“Aku lagi pikir, waktu masalah kedua orang tuamu tersebar, apakah tidak ada orang yang menghalangi?”

“Tentu saja ada.” Alis Renaldi berkerut, meskipun dia tidak mengerti mengapa Wenny penasaran dengan masalah orang tuanya, “Yang aku dengar saat itu ada nenek keluarga Shen yang paling tidak setuju, tiap hari membully mamaku. Tapi untungnya papaku di keluarga Shen punya hak untuk bicara.”

“Eh, ternyata benar tiap keluarga punya masalah masing-masing.” Masalahnya beda, cara mengatasinya juga tidak sama.

Jika Wenny adalah orang keluarga Zhou, mungkin masalah ini gampang di urus.

Jika melibatkan keluarga Tsi, Dennis tidak akan seperti Ricky yang punya hak untuk bicara.

Meskipun Renaldi penasaran, tapi dia tidak banyak bertanya, malah Gerson yang menajamkan telinganya, “Masalah yang ingin aku bantu, kamu akan mengatakannya sekarang, atau ingin sambil makan sambil bicara, atau setelah makan baru bicara.”

“Dasar cerewet!” geram Wenny. “Aku ingin tanya, apa kamu bisa mencari penyidik swasta yang paling bagus di kota Shanghai ini untuk menyelidiki siapa yang curi memotret aku.”

“Siapa yang memotret kamu??” Gerson tidak mengerti, namun dengan cepat berkata “oh”, “ Jangan bilang kamu di potret orang foto telanjang ... ... ...”

“Gerson!!” Wajah Wenny memerah, biarpun saling kenal dan untungnya mereka berdua sudah orang dewasa. Tapi dia jadi menyesali Gerson yang membawa ikut Renaldi.

Gerson membelalak matanya, “Apakah tebakanku benar?”

Muka Wenny menjadi merah padam, ingin bantuan orang maka harus menceritakan masalah dengan jelas, lagipula Gerson orangnya lumayan, selama ini selalu berlaku baik terhadap dia dan Lavenia.

“Kamu jamin tidak akan membocorkan masalah ini?” tanya Wenny melihat Gerson, tapi tidak bertanya pada Renaldi.

Dia masih lebih percaya pada Renaldi, lagian bocah ini sebentar lagi akan ke Inggris, dia tidak perlu khawatir mulutnya tidak tertutup rapat.

“Kamu mencari aku, bukannya sudah percaya padaku?” Gerson bertanya pada Wenny dengan sedikit tidak mengerti.

Wenny berpikir Gerson mendadak saja menjadi pintar membuat dia tidak bisa menunggu, dengan tergagap mengatakan, “Seperti yang kamu pikirkan.”

“Astaga.” Minuman dalam mulut Gerson hampir saja tersembur keluar, Renaldi tetap dengan tenang sambil mengaduk kopi di depannya.

Gerson : “Siapa? Kamu dengan siapa?”

“Kamu kenapa sih banyak bertanya!!” Wenny dengan wajah marah, “Cukup bilang saja kamu bantu atau tidak!!”

“Bantu!” jawab Gerson tanpa pikir panjang, “Tapi kamu harus kasih tahu pacar kamu siapa orangnya? Kenapa masalah ini tidak membiarkan pacar kamu sendiri yang menangani?”

Wenny dengan muka merah dan tegang, “Dia tidak seperti kamu yang punya koneksi banyak, oke? Ih kamu bikin jengkel saja! Cerewet lagi aku akan pergi!”

Wenny membawa tasnya dengan posisi ingin pergi, Gerson hanya melihatnya dan tampak nyata dia tidak khawatir Wenny akan pergi.

Sesaat Wenny berdiri, terakhir dengan berhati kecil dia duduk kembali, mengangkat buku menu makanan di meja, dengan suara kecil, “Paman kecilku, Dennis.”

Dihalang oleh buku menu, dia mendengar suara batuk keras Gerson.

Kali ini wajah Wenny merah bagaikan lumuran darah, karena walaupun dia mencintai Dennis, cuma Lavenia dan Clarissa yang tahu, dan tidak pernah mengatakan pada orang lain.

Tidak disangka kali ini menyingkap hubungannya malah dengan cara seperti ini.

Wenny sungguh tidak berdaya.

“Kamu dan paman kecilmu????”

Renaldi yang duduk di samping mendadak sadar, pantas saja Wenny menanyakan orangtuanya, keadaan hubungannya dengan Dennis sepertinya hampir sama dengan hubungan orang tuanya.

Karena itu, dia menaruh minat sedikit masalah ini.

Wenny tidak menyadari pandangan Renaldi, malah dengan wajah dan telinga merah memukul meja, “Gerson, kamu sudah bicara terlalu banyak!”

“Jangan bilang begitu.” Gerson sadar dari kagetnya, mendehem kecil, “Wenny, sejak kapan perkembangan hubungan kamu dengan paman kecilmu, malah tidak kasih tahu pada kami, sungguh tidak jujur.”

“Bukannya aku sudah beritahu sekarang?” Wenny dengan alis berkerut, “Sudah lama hubungannya, mengapa? Dia adalah pria yang paling kucintai.”

Gerson dengan tangan menopang dahi masih tidak berani percaya, agak lama baru menghela napas, “Oke. Aku sudah paham. Ada yang sengaja merencanakan ini, menyuruh penyidik swasta untuk memotret kalian yang lagi ... ...”

“Langsung intinya Gerson!” ujar Wenny tidak sabar.

Gerson hanya bisa tertawa, selama ini dia di bully oleh Wenny dan merasa ini balasannya untuk melampiaskan kejengkelannya.

Tapi yang pasti seperti dipikirkan oleh Wenny, dia tidak mungkin tidak membantunya.

Hubungan antara Gerson dan Wenny seperti hubungan adik kakak, sejak kecil dia menyukai Lavenia sebagai pasangannya, dan mengganggap Wenny seperti adiknya sendiri, lagipula dari dulu mereka berdua selalu ada hubungan persahabatan.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu