Unplanned Marriage - Bab 176 Dimarah SBab 176 Dimarah Seolah Anjing Oleh Gadis sendiri eolah Anjing Oleh Gadis sendiri

Tapi setelah mengerti, Adeline merasa sangatlah sedih.

"Setiap kali kamu bersama dengan direktur Tsi dan mengobrol mengenai cara berinteraksi antar suami istri, apakah kamu tahu betapa sedihnya aku?" Adeline langsung mengungkapkan pemikiran dalam hatinya kepadanya, "Kamu pernah bilang, jika benar-benar berencana untuk bersama, maka butuh berikan sebuah rencana untuk pasanganmu, dan juga harus memberikannya kepercayaan diri, kamu bilang pernikahan itu bukanlah permainan anak kecil, jika ada pemikiran seperti itu, maka harus terus romantis hingga akhir, jika ingin melamar, maka harus membiarkannya tahu bahwa dirimu mencintainya....."

"Semua yang kamu katakan kepadanya sangatlah bagus, tapi kamu sendiri tidak pernah melakukannya." Adeline sedikit kecewa dan menatapi pemandangan diluar jendela, diluar jendela, tiba-tiba angin bertiup kencang, dan pasir bertebaran kesana kemari, seperti hatinya yang berubah menjadi pasir yang berantakan, "Aku maish muda, jika ditiduri olehmu beberapa tahun lagi mungkin juga tidak akan bosan, lagipula aku tidak melawan, aku juga punya titik lemah yang dipegang olehmu, aku tidak berani sembarangan pergi, jadi dengan sedikit ucapan manis saja sudah bisa membuatku tinggal bersamamu......"

Adeline mengeluarkan dompet Ricky dari dalam tas dan mengembalikannya ke tangannya.

Adeline akhirnya tidak bisa menahan air matanya dan berbalik berlari kearah pintu belakang tanpa menoleh kembali.

Tatapan Ricky marah, namun dia tidak menghentikan Adeline, disaat tadi dia berteriak ingin menikah, tangan Ricky sudah dilepaskan.

Ricky menatapi Charles yang berdiri disana dengan diam, dia tersenyum dan berkata, "Aku mengatakan diriku sendiri ahli dalam percintaan, namun aku sendiri dimarahi seolah anjing oleh gadisku sendiri."

Charles berpikir sejenak lalu menjawab, "Apakah kamu menyukainya atau tidak?"

Ricky tidak menjawabnya malah berbalik bertanya, "Lalu bagaimana denganmu, apakah kamu menyukai Veronica atau tidak?"

Seusai berkata, Ricky melewati Charles dan meninggalkannya, dia benar-benar tidak menyangka bahwa perkataannya yang tidak disengajakannya itu didengar dengan baik oleh Adeline yang manganggapnya serius.

Pemikiran gadis ini terlalu dalam, dia tidak menampilkan apa-apa biasanya, jika hari ini dia tidak bilang, Ricky tidak akan pernah terpikiran bahwa dia berpikir seperti ini.

Ricky menyetir mobil dan membawa Charles kembali kevillanya, lelaki yang biasanya ceria sekarang terlihat dingin, auranya sedikit menyerupai Charles, Ricky lansung masuk kedalam kamarnya, dan membuka brankas menggunakan sebuah kunci, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah.

kotak itu sangatlah kecil, kemasan berwarna merah, sekali dibuka, isinya adalah sebuah cincin berlian yang lumayan besar, dia mengepalkannya ditangannya lumayan lama, sesaat kemudian dia berkata, "Kamu tidak mempercayaiku, kalau begitu ini juga tidak perlu berikan padamu."

Seusai berkata, dia meletakkan cincin ditempat semua, ekspresinya berubah normal.

Ricky membuka pintu dan keluar, Charles baru saja mengakhiri panggilan teleponnya, "Kamu sudah tidak apa-apa?"

Ricky mengelengkan kepalanya, "Hanya seorang gadis kecil saja, jika pergi yah pergi saja, kamu kira aku benar-benar mempedulikannya?"

Charles menganggukkan kepalanya, dan tiba-tiba berkata, "Caroline mengajakku bertemu."

------------------------------

Caroline menelepon Charles, sebenarnya adalah tidak sengaja, baik Charles maupun RIcku ataupun Andre, mereka merasa hal ini tidaklah biasa.

Albert adalah orang yang seperti apa, jika dia menganggap Caroline sebagai sebuah pion, maka hanya mungkin ada 2 pilihan, pertama adalah menggunakan Caroline untuk menghambat gerakan mereka, agar bisa menjadi peralatan untuk negosiasi, kedua adalah menjaga Caroline dengan baik, bagaimanapun juga Caroline adalah modal taruhannya.

Namun Caroline ternyata mengajak Charles untuk bertemu, tindakan ini pastilah tidak normal.

"Aku akan pergi." KAta Charles dengan tegas, "Aku sudah berjanji kepadanya, kami sudah sepakat dengan waktunya."

Andre tidak mengatakan apa-apa, di hal ini, dia tidak bisa banyak berkomentar, selain Rickym dia juga tiba-tiba terdiam.

Charles masih merasa bersalah terhadap Caroline, rasa bersalah ini semakin kuat ketika dia memutuskan untuk bersama dengan Veronica, Caroline bisa berubah menjadi sekarang ini ada sangkut pautnya dengan Charles sendiri, dia mengajak Charles, sekalipun kali ini ada bahaya, Charles juga pasti akan pergi.

Dia berjanji akan menolongnya keluar, maka dia pasti akan menolongnya.

Ini adalah salah satu prinsip dasar Charles, dia tidak akan berjanji dengan mudah, tapi sekali berjanji, dia pasti akan menjalankannya seumur hidup.

Charles dan Caroline akan bertemu di Villa yang sedang ditempati oleh Caroline.

Karena harus menjaga Veronica, Charles mengubah seminggu sekali datang untuk menjenguk Caroline, semenjak Andre berkonflik dengan Albert, untuk sementara dia tidak pernah datang kemari.

Didalam villa sangatlah diam, suasana terasa sangatlah mengerikan.

Charles masuk kedalam ruang tamu, dan naik kelantai atas, diatas sana, dia bertemu dengan Caroline yang pucat yang tengah duduk disamping jendela.

Caroline berkata dengan pelan, "Jika aku tidak mengajakmu, kamu mungkin saja tidak akan datang menjengukku kan?"

"Tidak." Jawab Charles, seolah didalam ruangan seperti ini, dia tidak bisa mengangkat kepalanya dan berbicara dengan normal, "Dimanakah Albert?"

"Aku menyuruhnya keluar terlebih dahulu, aku hanya ingin mengobrol bersamamu berduaan hari ini." Caroline sengaja menekan kata berduaan, setelah itu dia mengangkat kepalanya dan menatapi Charles, "Kamu masih belum menjawabmu, jika bukan karena aku meneleponmu, apakah kamu akan pergi selamanya?"

Didepan meja bulat didepan Caroline, masih ada sebuah kursi, Charles duduk dan menjawab dengan lembut, "Tidak akan, aku pernah berjanji kepadamu, aku akan menjagamu seumur hidupmu."

"Menjaga." Caroline tiba-tiba tertawa lepas, "Hanya menjaga saja? kamu jelas-jelas pernah berjanji kepadaku, kamu bahkan berjuang selama ini bukankah ingin memberiku sebuah masa depan? mengapa setelah aku kembali, semuanya berubah, aku benar-benar tidak mengerti, ada apa bagusnya putri orang kaya yang tidak mengetahui apa-apa itu, kamu bahkan demi dia memutuskan untuk melepaskanku."

Charles sedikit mengerutkan keningnya, "Caroline, waktu itu kita semua terlalu muda, dia mengalami banyak dan juga melewatkan banyak, aku selalu merasa kamu adalah seorang wanita yang mengerti baik dan salah, menurutku kamu seharusny sudah mengerti kejadian antara kita berdua, lagipula bukankah sekarang dirimu sudah ada Albert?"

Tatapan Caroline tidaklah berubah, tatapannya tetaplah tenang, namun didalam hatinya sangatlah kacau, sedikit lagi dia akan menyemburkan emosinya itu, dia menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya, "Kakak Albert masih sedang mencari kakaknya, dia bilang dia tidak bisa tenang jika tidak bisa menemukan kakaknya, dia takut kakaknya menyakitiku, apakah kamu bisa membantu untuk mencarinya?"

Charles melihat Caroline yang tiba-tiba memohon kepadanya, dia langsung mengerti alasan Albert membiarkan Caroline bertemu dengan dirinya------dia masih sedang mencoba.

Albert tidak bisa menemukan Andre, dia takut kartunya terungkap semua, dia terpaksa untuk membiarkan Caroline untuk mencari tahu terlebih dahulu, mencari tahu keadaan Andre dari Charles.

Namun Charles juga tidak akan mengungkit dimana keberadaan Andre pada saat ini, Albert berusaha segala cara untuk menemukan Andre mungkin karena Andre memegang banyak rahasia Albert, makanya Albert tidak berani beradu.

Kedua saudara ini benar-benar saling menyakiti, Albert tidak akan pernah menyangka bahwa ketika dia mensetting lokasi pertempuran di kota Shanghai, sama saja dengan mengunci dirinya sendiri.

Setidaknya ditempat ini Charles dan Ricky tidaklah lebih buruk daripada dirinya.

Kali ini pasangan saudara keluarga Du ini datang ke kota Shanghai juga tidak membawa banyak bawahan, dan juga tidak berani membawa banyak orang, sekarang mereka berada di shanghai, bukanlah markas sendiri, semakin banyak orang yang ada, maka semakin susah untuk menjalankan tugas.

Mereka membawa orang-orang hebat, dan menyetting di dekat villa bagus, namun juga adalah orang yang dipinjamkan dari teman mereka.

Charles dan Ricky adalah pebisnis biasa, meskipun biasanya orang bisnis sering bertemu dengan berbagai jenis orang, namun dibeberapa tempat, tetaplah tidak kokoh seperti mereka.

Kali ini Charles sengaja meminjam sebagian orang dari temannya, semua ini demi untuk melawan kekuatan tersembunyi Albert.

Dilihat sekilas, ini sangatlah imbang, kalau begitu belum tentu akan kalah.

"Aku tentu saja bisa membantu mencarinya." Charles menjawab dengan tanpa mengubah ekspresi, "Selama dia berada diluar sana aku juga tidak bisa tenang."

"Maksud Albert adalah agar kita bisa tinggal bersama." Caroline tiba-tiba berkata, "Charles, kamu juga tahu Andre tiba-tiba menghilang, orang disini semuanya ketakutan, meskipun Albert juga mempunyai bawahan, namun mereka begitu terpisah, lebih baik jika kita bersama saja."

Ketika Caroline memohon, tatapannya jernih, air matanya mengalir, seolah jika Charles tifdak menyetujuinya, maka air matanya akan berkucuran.

Dia tidak merasa ada yang janggal dengan permohonan Albert ini, Caroline bahkan merasa memang benar kata Albert.

Andre adalah musuh mereka semua, mengapa mereka harus berpisah, jika memilih untuk bekerja sama, maka tinggal bersama adalah sebuah hasil yang paling ideal.

Charles terdiam sejenak, "Tidak begitu cocok, jika kita bersama itu akan mudah untuk menampakkan objek yang kita incar."

Ekspresi Caroline berubah, dia tiba-tiba berdiri, dan menatapi Charles, dia mengulurkan tangannya dan memegang hidungnya, "Kamu bohong! kamu jelas tidak ingin aku bersama dengan Veronica, kamu takut aku punya niat jahat terhadap anak kalian bukan? Aku, Caroline waktu itu demi kamu bisa melakukan semua ini, maka sampai hari ini aku juga tidak akan melakukan hal seperti ini! Charles, kamu terlalu memandang rendah diriku!"

Charles berdiri, "Caroline, kamu salah paham."

Dipojok ruangan yang awalnya gelap tiba-tiba menjadi terang!

Adeline berlari keluar sambil menangis, dia tidak tahu kema dirinya harus pergi, dia lalu menelepon Veronica, "Kak Veronica, kamu ada dimana? aku ingin mencarimu."

Veronica mendengar bahwa Adeline menangis, dia lalu bertanya, "Kamu ada dimana? aku akan mencarimu."

"Tidak perlu, kamu ibu hamil, aku tidak tahu harus mencari siapa, makanya...."

"Kamu datang keperusahaan, kita cari tempat makan didekat sini, kita makan dulu." Veronica melirik sudah hampir jam pulang kerja, dia mengajaknya ketempatnya, jika memang tidak bisa, dia hanya bisa menemani Adeline kembali ke toko.

Adeline jarang bisa menangis hingga seperti ini, meskipun Veronica tidak waktu bersamanya, namun dia memang benar-benar menyukai gadis kecil ini.

Ketika Adeline datang mencari Veronica, kebetulan itu waktu pulang kerja, Veronica menarik tangan Corinne untuk pergi bersama, Corinne dan Adeline boleh dibilang adalah tangan kanannya diperusahaan pada waktu itu.

ketika Adeline bertemu dengan Corinne, dia terlihat senang, dia memeluk Corinne sesaat, mereka bertiga makan disebuah restoran kecil, Corinne langsung bertanya kepada Adeline, "Ada apa denganmu, aku dengar kamu menangis hingga parah sekali."

Sekali orangnya banyak, Adeline malah menjadi malu.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu