Unplanned Marriage - Bab 218. Charles! Tsi! Kamu sudah cukup belum!

Tepat ketika keheningan memenuhi ruangan, terdengar suara bel rumah dari luar, pembantu rumah tangga pergi membuka pintu, mata Wenny seketika bersinar, berlari menuju pintu, "Ayah Ibu."

Karena melihat ayah dan ibunya datang bersama untuk menjemputnya, Wenny merasa sangat senang, Charles jongkok dan memeluk Wenny, tatapannya lembut, "Rindu ayah?"

"Rindu!" suara Wenny yang jernih bergema di dalam ruangan, kemudian dia merasa sedikit mengabaikan ibunya, dia pun segera menambahkan, "Juga rindu Ibu!"

Ricky dan Adeline saling bertatapan, Veronica dan Charles datang menjemput Wenny bersama menandakan apa? Mereka sudah berbaikan?

Merasakan senyuman di mata adeline, Veronica mendadak teringat adegan dia pertama kali menyadari sosok Adeline, di ruang rapat, dia sedang bercanda dengan orang lain, namun dia bertatapan dengan mata yang begitu jernih dan bersinar, Veronica menggendong Wenny, kemudian pergi mengobrol dengan adeline, Charles jelas ada yang ingin dibicarakan dengan Ricky.

"Batu nisan?" Ricky mendengar deskripsi Charles, keningnya sedikit berkerut, "Sebelum dia pergi, dia melihat tulisan-tulisan itu di kuburan?"

"Benar." Charles tidak mungkin tidak memasukkan hal ini ke dalam hatinya, hanya saja saat ini dia tidak punya waktu memikirkan sebab akibat yang ada di dalam hal ini secara mendalam.

Ricky menyalakan sebatang rokok, berdiri di samping jendela, tenggelam dalam pikirannya, "Tapi kalau Albert Du, dia kenapa berbuat seperti ini? Kalau dia ingin membalas dendam, Veronica saat itu bukannya sangat cocok untuk balas dendam....."

Memikirkan sampai sini, alis Charles berkerut, dia akhirnya mengerti kesusahan dan ketidakberdayaan Veronica saat itu, saat itu dia tidak ada di sisi Veronica, kalau benar ada masalah, dia juga tidak sempat membantunya.

"Kalau tidak Albert Du yang saat itu juga mendapat masalah, sampai-sampai tidak bisa menang dari seorang ibu hamil?" Ricky berkata dengan nada bercanda, "Hanya saja setelah bertahun-tahun, dia juga tidak muncul, permasalahan yang tersembunyi seperti ini benar-benar membuat orang merasa tidak aman."

Charles mengangguk, beberapa tahun ini dia juga terus mencari tahu keberadaan Albert, tapi orang ini bisa-bisanya seperti menghilang dari dunia ini.

Telah lewat beberapa tahun, meskipun kehidupannya mulai stabil, namun Albert Du benar-benar seperti duri yang tersembunyi dalam kegelapan, tidak tahu kapan akan menusuknya.

"Begini saja, hari ini sudah larut, besok kita pergi ke kuburan, bertanya-tanya keadaan saat itu, bisa mengganti batu nisan, pasti ada orang yang pernah berhubungan dengannya." Ricky berpikir sejenak, kemudian menyarankan ide ini.

Charles pun setuju.

Meninggalkan kediaman Shen, Wenny merasa sangat bersemangat, belum keluar dari suasana bahwa ayah dan ibunya sepertinya sudah berbaikan, sebentar tertawa sebentar berteriak, Veronica menggendongnya, mengeluh dengan suara kecil, "Wenny, Ibu bukannya pernah mengajarimu, tidak boleh berteriak keras seperti ini?"

"Anak kecil memang seperti itu, untuk apa begitu mengontrolnya." Charles berkata tidak setuju.

Veronica melirik Charles, "Perempuan feminim itu diajari dari kecil, kamu tidak tahu perkataan sifat umur 3 akan terbawa seumur hidup?"

Wenny tiba-tiba menyandari di dekat bahu Veronica, kemudian berbisik ke telinganya.

Veronica terdiam sejenak, menunduk melihat jam tangannya, kemudian mendongak melihat Charles.

"Kamu sekarang ada waktu?" Veronica bertanya tiba-tiba.

"Ada apa?"

Veronica lagi-lagi menunduk dan merapikan poni Wenny, "Wenny ingin kita menemaninya ke taman bermain, tapi sekarang sudah sedikit larut."

Charles melihat jam tangannya, jam 4 sore, memang sudah sedikit larut untuk pergi ke taman bermain, dia menatapi Wenny dengan mata tak berdaya, "Besok ayah dan ibu membawamu pergi, bagaimana?"

Wenny sangat pintar, begitu mendengar ini dia pun melemas, dia tahu seberapa sibuk ayah dan ibunya, terlebih lagi adegan dimana mereka muncul bersama dan tidak bertengkar sudah lama tidak dia temui, namun dia juga tidak menangis, hanya saja matanya basah, "Wenny tidak mau besok.....maunya hari ini....Ayah setiap kali tidak menepati janji, ibu juga."

Charles yang sayang putri ini paling tidak bisa melihat air mata putrinya, melihat Wenny yang kasihan seperti ini, dia pun bermaksud membawanya ke taman bermain tidak peduli bagaimana caranya, akhirnya dia baru saja dia melangkah, dia kepikiran sesuatu, dia pun berpaling melihat Veronica dengan ekspresi tidak berdaya, "Keluarga Zhou membuka sebuah taman bermain di daerah lingkaran kelima, kamu coba telepon?"

Veronica tertawa, "Kamu bukannya selalu memarahi Dennis Zhou? Selalu cemberut setiap ketemu dia, sekarang datang waktunya meminta bantuannya, tidak mohon sendiri?"

Meskipun berkata seperti itu, namun Veronica tetap mengeluarkan ponselnya dan menelepon Dennis.

Ketika Veronica berkata bahwa Wenny ingin pergi ke taman bermain, selama ini dia dan Charles tidak pernah bersama membawa Wenny pergi, Dennis pun menjawab dengan datar, "Tunggu aku, kalian tunggu di pintu masuk taman bermain."

Veronica menutup ponselnya, melirik Charles kemudian menunduk melihat Wenny, "Wenny, kalau suatu hari kamu bertemu dengan lelaki yang membangun sebuah taman bermain untukmu, nikahi saja."

Wenny bertanya dengan muka bingung, "Ibu, apa arti nikahi?"

Wajah Charles berubah seketika, "Veronica! Gu! Kamu kenapa mengajari yang tidak-tidak?"

"Mana tidak-tidak." Veronica menganggap serius dan berkata, "Wennyku baru berumur 4 tahun, sudah ada lelaki tampan yang berlari deminya, kalau bukan karena perbedaan umur yang begitu jauh, menantu lelaki ini pasti sudah aku terima."

Ketika berbicara, Charles melihat senyum nakal Veronica, dia baru tahu Veronica hanya sembarangan bicara.

"Sudah. Kamu tahu mengapa Dennis begitu baik terhadap Wenny?" Veronica mengelus kepala Wenny, "Tidak serumit yang kamu pikirkan, juga tidak sekotor yang orang-orang bayangkan. Karakter Dennis datar, juga dingin dari lahir, dari kecil Wenny juga dijaga olehnya, oleh karena dalam hatinya, dia memanjakan Wenny sebagai seseorang yang lebih tua."

Kalau benar seperti yang dikatakan orang-orang, Dennis seharusnya langsung menghindari mereka, namun dia begitu mendengar ini adalah keinginan Wenny, dia langsung setuju tanpa berpikir.

Dennis Zhou, seperti yang dia duga, bukanlah orang-orang awam itu.

Charles termasuk membenarkan perkataan Veronica, meskipun dia tetap sangat keberatan seorang anak berumur 18 tahun memandikan putrinya.

Mendengar paman tampan mau datang, Wenny langsung merasa sangat senang dan bersemangat! Seperjalanan menyanyikan lagu, menurut dia, seumur hidup ini yang paling dekat dengannya, ada neneknya Sharlene, ada pamannya Chandra, ada ayah dan ibu, tentu saja masih ada satu orang lagi, orang itu adalah paman tampan Dennis!

Taman bermain ini dibuka di daerah lingkaran kelima, sampai kesana sudah jam 5 lebih, saat ini mereka bahkan sudah tidak menjual tiket masuk, Charles memarkirkan mobil, Veronica menggendong Wenny turun dari mobil, dia pun melihat Dennis sedang berdiri menunggu di luar taman bermain, memakai pakaian santai dan sportif, tapi penampilannya ini tetap sangat keren!

Wenny melihat paman tampannya, dia langsung tidak bisa menahan semangatnya, mengulurkan tangan dan berlari menuju Denis, "Paman tampan!!! Paman tampan!"

Sudut bibir Dennis membentuk senyuman ringan, mengulurkan tangannya menangkap Wenny, "Kenapa, ingin bermain di taman bermain?"

Wenny mengangguk, kemudian menggelengkan kepala, "Ingin main, tapi ingin bermain bersama ayah dan ibu!"

Mungkin karena takut menyakiti Dennis, Wenny segera menambahkan, "Juga ingin bermain bersama paman tampan!"

Charles awalnya ingin berkata, "Kalau tidak kamu langsung mengantar kita masuk kemudian kamu pulang", namun dia langsung berhenti begitu mendengar perkataan putrinya.

Dia sangat kecewa melihat anaknya sendiri yang sangat gembira di pelukan Dennis!

Meskipun Veronica menyuruhnya jangan peduli, tapi Charles menyadari dirinya tidak bisa tidak peduli, namun ketika dia membuka mulut bermaksud mengatakan sesuatu, Veronica menggandeng tangannya dari belakang, "Jarang-jarang Dennis keluar, biarkan dia membawa kita main lebih baik, bagaimanapun dia adalah pemilik taman bermain."

Sebenarnya Dennis juga jarang kesini, satu-satunya kelebihan adalah begitu mengatakan identitasnya, taman bermain seperti tidak ada orang lain, jalan kemana tidak perlu memeriksa tiket.

Ditambah lagi tepat sudah waktu tutup, semua pekerja mulai mengusir para tamu, hanya tinggal mereka di dalam taman bermain.

Ada sebuah manajer taman bermain yang menemani mereka, berkata dengan sopan dan semangat: "Tuan muda Zhou, 70 persen permainan disini bisa dimainkan, tapi 30 persen lagi perlu dikontrol oleh petugas, kita juga tidak bisa menghentikan mereka yang mau pulang kerja, anda lihat...."

"Tidak apa-apa, 70 persen itu sudah cukup." Dennis melihat sekeliling, "Wenny ingin main apa?"

"Bukan. Tuan muda Zhou...."

"Katakan secara langsung." Dennis hanya berkata dengan ringan, manajer itu langsung terdiam, di dalam hati berkata Tuan muda Zhou ini masih berumur 18 tahun, kenapa nada bicaranya seperti orang berumur 38 tahun, terlalu berwibawa.

Namun Charles dan Veronica berdiri di belakang, Charles awalnya merasa tidak senang, dia saja belum puas menggendong putrinya, bisa-bisanya terus digendong oleh Dennis!

Namun akhirnya merasa, bagus juga begini, karena dia juga sudah sangat lama tidak menggandeng tangan Veronica seperti ini, mereka berdua berjalan lambat di jalan.

Manajer itu pun mengatakan hal yang ingin dia katakan, "Sebenarnya begini, banyak permainan yang tidak cocok untuk anak sebesar ini, sebenarnya dia lebih cocok pergi ke taman bermain untuk anak-anak, hanya saja sudah datang, bagaimana kalau kita memilih beberapa yang cocok untuknya, bagaimana menurut anda?"

Dennis berpaling, melihat Veronica tiba-tiba begitu malu-malu seperti seorang gadis kecil, tidak terasa bibirnya membentuk senyuman tipis, "Kakak senior, bagaimana kalau kamu dan abang ipar pergi mencari tempat untuk bermain, aku bawa Wenny pergi main korsel dll."

Dennis sangat jelas ingin memberi mereka kesempatan kencan, untungnya Charles tidak tenggelam dalam hal putrinya direbut oleh orang lain, dan diam-diam setuju.

Ketika mereka menuju ke arah lain, Veronica sengaja bertanya kepada Charles, "Kenapa? Masih merasa adik kelasku ini tidak baik?"

Charles bimbang sekian lama, akhirnya mengatakan isi hatinya, "Sebagai menantu, usianya tetap terlalu besar."

"Charles! Tsi! Kamu sudah cukup belum!"

Di mata Charles terlihat tawa, menggenggam tangan Veronica berjalan mengikuti trotoar.

Taman bermain di waktu senja, orang-orang sudah sangat sedikit, karena hari ini pemilik taman bermain membawa keponakan perempuannya datang, oleh karena itu lampu-lampu masih tetap menyala, sebagian besar pekerja masih tetap menjaga di posnya, ada beberapa bibi yang menyapu jalan, sedang membersihkan sampah yang terkumpul sejak pagi.

Veronica tiba-tiba tertawa dan berkata kepada Charles: "Tidak disangka datang suatu hari dimana kita mendapatkan keuntungan karena Wenny."

Charles jelas tidak suka dengan topik pembicaraan ini, tapi dia tetap menjawab, "Kamu ingin main apa?"

Veronica melihat sekeliling, menunjuk ke Ferris Wheel yang masih bergerak perlahan di depan, "Bagaimana kalau kita pergi main itu?"

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu