Unplanned Marriage - Bab 177 Jika kamu tidak naik sekarang, tapi kamu juga tetap harus naik

Corinne melihatnya tidak berkata, lalu menendangnya dari bawah meja, "Ada masalah hanya bicara dengan kak Veronica, dan tidak mengatakannya denganku, apakah kamu masih menganggap aku adalah sahabat baikmu?"

Adeline mencari Veronica juga karena kehidupan mereka saling berhubungan, Ricky dan Charles adalah pertemanan yang sangat kokoh, makanya dia sering terbiasa untuk mencari Veronica.

mendengar Corinne menegurnya, Adeline sedikit tidak berdaya, dia berkata sambil menundukkan kepalanya, "Hari ini aku kencan buta dengan seorang lelaki yang dicari oleh ibuku."

"Kencan buta? lalu bagaimana dirimu dengan Ricky?" Veronica sedikit kaget, dia tidak tahu ada apa dengan mereka berdua, bahkan hingga membuat Adeline pergi kencan buta.

"Tadi malam, dia bilang dia minum arak, dan menyuruhku untuk menjemputnya." Adeline menceritakan semua kejadian, "Akhirnya aku tiba ditempat kejadian dan melihatnya memeluk wanita lain, suasana hatiku menjadi buruk, aku berpikir, jika dia memang benar-benar menyukaiku, apakah dia masih akan melakukan hal seperti itu? Seperti Direktur Charles, aku tahu dia sangatlah menjaga dirinya, didalam kantor, sekalipun ada yang ingin mendekatinya, dia tidak akan memberinya kesempatan seperti itu, namun Ricky tidak seperti itu, dia sepertinya merasa hal seperti ini sangatlah biasa saja."

Adeline tersenyum "Aku tidak bisa menerimanya, jika dia adalah lelakiku, mengapa aku harus melihatnya bermesraan dengan wanita lain, aku merasa sebenarnya dia tidak menyukaik, dia hanya melihat aku masih mudah saja, dan bisa dipermainkan olehnya beberapa tahun lagi, jika tidak.... mengapa dia terus saja tidak membatalkan pertunangan dengan tunangannya itu, dia sebenarnya sedang menunggu sudah bosan denganku lalu langsung menikah dengan wanita itu."

Veronica dan Corinne saling bertatapan, Corinne paling tidak cocok untuk berkomentar, hal dirumah orang kaya seperti ini dia tidak tahu, tapi dia mengerti bahwa Adeline sangatlah menyukai Ricky, jika tidak mengapa dia bisa menangis hingga begini.

"Kalau begitu kamu bilang saja kepadanya." Corinne mencibir, "Jika bisa maka bersama, jika tidak pisah saja, untuk apa serumit begini."

"Justru karena mempertimbangkan beginian, aku merasa tidak bisa mengandalkan semuanya didirinya." sambil berkata, Adeline kembali tenang, "Aku sudah menyukainya begitu lama, aku juga tidak berhutang kepadanya, tapi ketika aku kencan buta hari ini, aku tidak tahu mengapa dia juga berada disana, semua yang aku katakan didengarnya, terakhir aku langsung membuka kartu, aku bilang aku ingin menikah."

"Terus?" Corinne menanyakannya dengan terburu-buru.

"Adeline sangatlah tidak berdaya, "Dia tidak menjawabku, aku tahu dia mungkin tidak berencana untuk menjawabnya.......jadi aku mengembalikan kartunya dan berlari keluar."

Adeline juga tidak tahu apa yang harus dilakukan oleh dirinya, dia tidak akan menundukkan kepalanya dihadapan Ricky lagi, jangan jangan dirinya memang harus mencoba berkencan dengan Carlos?

"Apakah kamu masih puas dengan pasangan kencanmu tadi malam?"

"Masih lumayan." Adeline mengerakkan lengannya, "30an tahun, mempunyai seorang putri berumur 5 tahun, dia adalah boss sebuah pabrik kecil, dia juga mempunyais sedikit kekayaan, orangnya juga jujur, kata-katanya juga lumayan bagus."

"Kalau begitu pacaran saja!" Corinne langsung menepuk meja, dan berkata, "Jika Ricky memang suka, maka dia pasti akan terangsang, saat ini jika kamu tidak memancingnya, dia tidak akan menyadari masalahnya, dia seolah adalah tuan besar yang sudah dimanjakan olehmu, sekali kamu pergi, apakah dia bisa menerimanya atau tidak?"

Adeline tidak tahu.

Dia hanya ingat bahwa Ricky seperti kembali ke beberapa tahun yang lalu, sangatlah tidak peduli, membuatnya sedikit takut, dia tidak suka dengan perubahan ini, tapi dia juga hanya bisa menerimanya saja.

Maka dari itu dia memutuskan untuk berkencan dengan Carlos, pikir Adeline.

Veronica tidak mengatkan apa-apa dari awal, dia tahu Adeline adalah gadis yang sangat mempunyai pendirian, dia datang mencari dirinya karena hanya ingin mengobrol dengannya saja, untuk meredakan suasana hatinya saja, Adeline seharusnya mempunyai keputusan sendiri.

Disaat Veronica akan berbicara, teleponnya berbunyi, dia mengangkat telepon, nomor dilayar tidak dikenalinya, awalnya dia ingin tidak menghiraukannya, namun telepon itu berbunyi lama, Veronica hanya bisa menjawabnya, dari sisi lain telepon terdengar suara Caroline, "Veronica, cepat datang, jika kamu masih tidak datang, aku akan pergi mati bersama Charles...."

Veronica kaget, apa yang terjadi? dia langsung bangkit dan berkata, "Caroline, kamu jangan sembarangan! kita bisa membicarakannya dengan baik-baik."

"Jadi, apakah kamu datang atau tidak." Suara Caroline membuat Veronica panik, dia tahu Charles pergi mencari Caroline, namun apa yang terjadi, mengapa bisa seperti ini.

Veronica menarik nafas dalam-dalam, "Baik, aku pergi."

Dia tidak tahu apa yang dipersiapkan Caroline untuknya, tapi dia mendengar bahwa emosi disisi sana tidak stabil, bahkan membuat emosinya terpengaruh.

Adeline melihat eksoresi Veronica berubah, dia bertanya, "Ada apa kak Veronica, apa yang terjadi?"

Veronica hanya menjelaskan sedikit lalu bergegas berlari keluar.

Corinne berkata disampingnya, "Tidak boleh, apakah Caroline ini menjebakmu, kamu pasti akan bahaya jika pergi kesana Kak Veronica, jangan pergi, ok?"

Veronica berjalan cepat, di jalanan dia menahan taksi, "Adeline, kamu cepat hubungi Ricky, tanyakan kemana perginya Charles, apakah dia pergi ke tempat Caroline."

Sambil berkata, Veronica mulai menelepon Charles.

Sekali demi sekali dia meneleponnya, tetap tidak ada yang menjawab, sekali ada yang menjawab yang terdengar juga hanyalah suara ketawa Caroline.

terus menerus seperti ini, Veronica mulai panik, dia langsung mematikan teleponnya, dia berbalik badan menatapi Adeline.

Adeline tahu ini sangatlah krisis, namun dia baru saja putus dengan Ricky, jika dia meneleponnya sekarang, dia sedikit tidak tahu harus bagaimana, tapi semua hal ada urutan penting atau tidaknya, dia juga tidak bisa menjaga semua ini.

du....du......du....

"Ada apa?" Suara Ricky terdengar.

Adeline menahan rasa sedih di benaknya, "Apakah Direktur Charles hari ini pergi mencari Caroline? Tadi Caroline menelepon dan menyuruh Kak Veronica untuk pergi, jika tidak dia akan mati bersama Direktur Charles."

"Apa?!" Sekali mendengar perkataan Adeline, Ricky langsung melempar telepon dan terdengar suara berisik dari sisi sana.

Adeline menatapi teleponnya lalu mengangkat kepalanya, "Menurutku, perkataan Caroline mungkin benar."

Veronica langsung naik ke taksi.

Corinne dan Adeline awalnya ingin ikut, tapi Veronica tidak membiarkannya pergi, dia menyuruh mereka menunggu kabar disana, sekali ada kejanggalan, setidaknya mereka masih bisa bantu.

Jika Charles memang ada bahaya, maka Ricky pasti juga akan ada, mereka juga tidak butuh dua orang wanita untuk bertambah onar.

Veronica sampai di villa, Ricky masih belum sampai, dia lalu menelepon Caroline, "Aku sudah kemari, kamu bilang Charles bersamamu, bagaimana aku bisa tahu kamu berbohong atau tidak?"

Caroline masih saja tertawa, "Bagaimana menurutmu? sekarang sekalipun kamu tidak ingin naik, kamu juga tetap harus naik."

Dua orang berdiri dibelakang Veronica, Veronica merasa pinggangnya dituduh menggunakan pistol, rasa itu muncul lagi, sebelumnya Andre menggunakan sebuah pisau dan menyuruhnya naik, seketika rasa tidak berdaya itu muncul lagi, dia tidak tahu harus melakukan apa, namun dia tetap menyamar seolah tidak ada apa-apa.

Apakah Caroline gila? Dia ini hitungannya menculik bukan? Jika dirinya tidak datang kemari, apakah Caroline juga akan mencari cara untuk membawanya kemari?

Veronica berusaha terlihat tenang, ketika didorong ke lantai dua, dia sudah melihat Caroline yang duduk sendirian di jendela.

Caroline terlihat lebih murung daripada sebelumnya, dia terlihat kurus, baju yang dikenakannya bagikan sebuah jas besar yang dilapiskan saja.

"Nona Gu, kita bertemu lagi." Suara Caroline tetap terdengar lemas.

Veronica melihat telepon Charles yang berada di meja, barulah dia mengerti ternyata entah bagaimana caranya Caroline mendapatkan telepon Charles, barulah dia terjebak.

"Sepertinya Nona Gu sangatlah menyukai Charles, baru dibilang begini saja, bagaimanapun juga kamu juga datang." Caroline membiarkan mereka berdua mengantarkan Veronica kehadapannya, dan menyuruh mereka mundur, barulah dia mendorong teh kehadapan Veronica, "Nona Gu, silahkan minum teh."

"Aku tidak minum teh." Veronica mengelengkan kepalanya.

"Karena Nona Gu mengandung?" mata Caroline memerah tatapannya sedih, "Nona Gu, apakah kamu tahu aku sakit hati atau tidak? Sakitnya hingga sudah mati rasa, mungkin karena sudah kosong hatiku, kamu jelas tahu bahwa aku berjuang banyak untuk Charles, dan juga menunggunya begitu lama, mengapa kamu harus berada diantara kami?"

Seketika Veronica tidak tahu harus bagaimana, sesaat kemudian barulah dia mengangkatkan kepalanya, "Nona Caroline, aku tidak merasa bersalah terhadapmu, ketika aku menikah dengan Charles, aku tidak mengetahui keberadaanmu, jika aku tahum aku pasti tidak akan memilih untuk menikahinya, jika ada hubungan mesra diantara suami istri, itu semuanya normal saja, kamu tidak bisa memohon agar Charles menjaga diri untukmu selama belasan tahun bukan? aku mengandung hanya adalah sebuah pengecualian saja, jika bisa, sebenarnya aku tidak ingin anak ini datang sekarang, sebenarnya aku sudah berkali-kali berpikir untuk mundur dari kalian berdua, hanya saja Charles tidak membiarkanku pergi saja."

"Jadi, makanya aku bilang, kamu yang membuatnya seperti ini." Ekspresi Caroline tidak berubah, "Awalnya, aku berharap aku bisa menerima fakta ini dengan tenang, aku tidak meminta bisa bersama dengan Charles, aku hanya memohon agar hatinya ada aku, hanya saja terakhir aku menyadari bukan seperti begini, kalian semua sedang membohongiku, hanya karena agar aku bisa menerima nasibku, kalian semua melakukan banyak hal untukku. Namun aku tidak ikhlas, aku benar-benar tidak ikhlas....."

Caroline menunjuk 5 kepada Veronica, "Aku masih punya waktu 5 tahun, mengapa waktu 5 tahun saja kamu juga tidak ingin memberikannya padaku, mengapa, mengapa aku mengorbankan begitu banyak namun tidak bisa mendapatkan kebahagiaan, sedangkan kamu putri orang kaya yang dari kecil hidup mewah bisa mendapatkan semuanya."

Veronica menghempaskan nafasnya, dia tahu rasa pahit dalam hati Caroline, makanya dia juga berusaha untuk menghindar dari pertanyaannya, bahkan dia sangat bersedia Charles berusaha untuk menolong Caroline.

Dia juga tahu bahwa cinta dirinya terhadap Charles tidak kalah dengan Caroline, tapi jika memang ada masalah, hanya bisa bilang Caroline dan Charles tidak ditakdirkan.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu