Unplanned Marriage - Bab 262 Dia Tidak Mungkin Sekejam Ini

Febi berkata, "Tidak ada masalahnya jika aku baik atau tidak...."

"Charles, semua yang aku bilang kepada pengacara saat ini semuanya adalah yang aku perjuangkan sendiri selama ini, meskipun juga ada bantuan dari Perusahaan Gu, taoi aku merasa bahwa aku seharusnya sudah tidak berhutang lagi kepada perusahaan Gu, tolong jangan ambil kembali semua ini." Elvian mengerti bahwa dirinya mungkin saja akan pingsan lagi, jadi sebelum itu, dia berusaha untuk berkomnikasi dengan baik dengan Charles ketika masih sadar.

Meskipun adalah musuh bebuyutan Charles, tapi dia sudah sangatlah mengerti Charles adalah orang yang bermoral, maka dari itu dia malah meminta bantuan kepada Charles.

Charles menganggukkan kepalanya dan mengatakan iya, tapi dia juga ingin bertanya kepada Elvian, jagi dia membiarkan Febi dan pengacara keluar.

Elvian menatapi sosok Febi yang pergi, terakhir, dia menoleh dan berkata, "Jika wanita yang aku temui dari awal adalah dia, mungkin saja tidak akan berakhir seperti ini."

Ketika dia berkata, tatapannya kosong, seolah sudah mengerti semuanya, tidak sedih dan tidak senang, dia tidak mengungkit dengan kondisinya saat ini.

"Sebenarnya ada satu hal yang ingin ku tanyakan kepadamu." Charles duduk kesamping Elvian, "Apakah kamu pernah berpikir bahwa kecelakaan mobilmu ini bukanlah sebuah kebetulan melainkan sebuah kepastian?"

Perkataan Charles membuat Elvian tercengang sejenak, namun hanyak sejenak lalu dia mennutup kedua matanya, "Baik kebetulan atau kepastian, sekarang sudah menjadi begini, tidak ada yang ingin kusampaikan lagi, aku tahu aku telah kalah, hanya saja masalah waktu saja."

Melihat Elvian yang tidak ingin banyak bicara, Charles juga tidak ingin lanjut bertanya lagi, dia bangkit dan berjalan didalam kamar lalu kembali kesamping kasur Elvian, "Tapi apakah kamu pernah berpikir bahwa kamu pernah merencanakan banyak hal untukku dan Veronica, kamu ingin mengalahkanku dan Veronica, kamu berpikir untuk mengontrol perusahaan Gu dan menjadi pemimpinnya, jika ada orang lain yang melakukan semua ini juga, maka setelah kamu jatuh, masih mungkin ada orang lain yang akan melukai Veronica. aku sekarang jauh jelas bahwa kamu bisa melukai semua orang tapi belum tentu bisa melukai Veronica, jadi sebaiknya kamu pikir ulang dulu, kamu bisa meneleponku setiap saat."

Seusai berkata, Charles pergi dan meninggalkannya, ketika melewati Febi dia berhenti dihadapannya dan berkata, "Jagalah dia dengan baik, jika ada kesulitan, maka teleponlah aku."

Febi menganggukkan kepalanya, matanya bersinarkan air mata.

Elena mengambil kunci rumah itu dan kembali kerumah, dia menelepon Edwin dan ingin berdiskusi bersamanya tentang bagaimana cara mengurus uang ini.

Sebagian dipakai untuk investasi, tapi dia tidak ahli dalam investasi, jadi dia hanya bisa menyerahkannya kepada Edwin.

Sebagian lagi bisa dipertimbangkan untuk membeli harta tetap, sepertinya harta tetap benar-benar sangatlah penting.

Sedangkan kakak.....

Elena masih sedang ragu-ragu, sebenarnya kakaknya sekarang hampir sama dengan orang mati, jika terus merawatnya, mungkin saja itu hanyalah membuang waktu saja.

Elena sangatlah sakit hati mengapa kakaknya bisa menjadi begini, tapi disamping dia sakit hati, dia tetaplah mempertimbangkan keadaannya saat ini, dia baru berumur 20 tahunan, dia masih punya masa depan yang cerah, jika semuanya dipakai untuk membiayai kakaknya yang lumpuh, maka mungkin saja dia tidak akan bersisa apa-apa lagi.

Setelah Elena selesai menelepon Edwin, dia menulis banyak kata-kata diatas kertas.

Setelah Edwin tiba, Elena sudah hampir selesai membagikan uangnya, ketika dia memperlihatkan kepada Edwin, dia tersenyum dan sengaja terlihat sedih juga, "Kakak Edwin, kakakku sekarang sudah lumpuh, keluarga Lu hanya tersisa aku saja, jika kamu masih menginginkanku, maka semua ini adalah hadiah nikahku."

Edwin menundukkan kepalanya dan menatapi isi tulisan Elena, dia terlihat senang, atau mungkin saja dia tidka menyangka bahwa Elena punya harta sebanyak ini, jika ditaruh di Shanghai, harta ini juga termasuk orang yang lumayan kaya.

Tangan Edwin menyentuh kening Elena, dan mengetuknya seolah memanjakannya, "Kamu ini, untuk apa mengkhawatirkan ini, jika kamu tidak mempunyai apa-apa sekalipun, keluargaku juga bukanlah keluarga yang kekurangan akan hal ini."

Elena sangatlah terharu, dia tidak menyangka bahwa Edwin akan mengatakan seperti ini.

Dia mengulurkan tangan dan memegang tangan Edwin, "Kak Edwin, sebenarnya semenjak kakakku kecelakaan, aku sudah sangatlah takut, aku takut kakakku tidak akan bangun lagi, aku sekarang sendirian, benar-benar takut, jika tidak secepatnya saja kita menikah anggap saja untuk membantu kakakku cepat bangun bagaimana menurutmu?"

Edwin tersenyum, "Tentu saja baik, ini adalah hal baik, aku akan pergi berunding dengan kakek dan nenekku."

Barulah Elena lega.

disaat ini tiba-tiba teleponnya berbunyi.

Elena lalu mengangkat telepon dan sisi lain dari telepon berkata bahwa dia adalah pengacara sementara dari Elvian, ada hal yang ingin disampaikan kepadanya.

Elena tidak menyangka bahwa Elvian masih mempunyai pengacara, dia lalu sangat gembira dan menarik Edwin lalu berkata, "Kakak Edwin, kakakku pasti masih punya barang tambahan yang disisakan untukku, mari kita pergi untuk menemui pengacara."

Setelah sampai dikantor pengacara, Elena tercengang.

Dia tidak menyangka bahwa dia tidak hanya tidak mendapatkan barang tambahan, melainkan bahwa semua perusahaan serta harta yang berada dibawah nama Elvian yang berada ditangannya semuanya dikasih kepada Febi dan Gerson.

"Tidak.....ini tidak mungkin....." Elena mengepalkan tangannya, dia melambaikan tangan kepada pengacara, "Kakakku tidak mungkin begini kepadaku!!! kamu pasti berbohong bukan?"

Pengacara tesenyum, "Nona Elena, kami yang bekerja sebagai pengacara selalu mendengar kata pengutus, jika Anda tidak percaya, disini ada kontrak yang tertulis, dan ada pernyataan yang disampaikan oleh Tuan Elvian sendiri, dia sendiri yang mengatakan akan memberikan barang-barang ini kepada Nona Febi dan Gerson, jadi, mengenai harta tetap dan saham perusahaan kamu tidak berhak untuk menggunakannya."

wajah Elena tiba-tiba pucat, "Tidak boleh, aku harus menelepon kakakku."

Tapi dia terpikiran bahwa kakaknya tengah terbaring di kasur pasien, dia lalu tegang, "Aku sekarang mau kerumah sakit dan akan bertanya kepadanya, dia tidak mungkin sekejam itu kepadaku! aku adalah satu-satunya adiknya!!!"

Edwin mengambil tulisan yang sebelumnya dituliskan oleh Elena, selain daripada harta Elvian, Elena sendiri masih punya sebuah rumah, yaitu rumah yang ditinggalinya saat ini.

Jadi Elena ini juga bukan tidak berharga sama sekali, setidaknya masih bernilai miliaran rupiah untuk diraih.

Elena tidak ingin mendengar perkataan pengacara lagi, dia langsung bangkit dan berjalan keluar, dia menyuruh Edwin menyetir dan dirinya duduk disampingnya, dia ingin pergi kerumah sakit untuk bertanya kepada Elvian.

Bagaimana boleh dirinya memperlakukannya seperti itu?!

Tapi ketika Elena dan Edwin tiba dirumah sakit, disana sudah kosong, suster mengatakan bahwa pasien dikamar ini tidak punya uang untuk terus membayar biaya perawatan, jadi mereka pulang kerumah untuk perawatan, sedangkan kemana perginya dia, para suster tidaklah mengetahuinya.

Elena hampir gila, semua ini karena Febi, jika bukan karena wanita itu, kakaknya tidak mungkin tidak akan peduli kepadanya dan memberikan sebuah hartanya kepada orang lain!

Elena menangis, Edwin mengelus rambutnya disampingnya, dia menasehatinya, "Tidak apa-apa, kita pulang dulu, kondisi kakakmu seperti itu juga tidak mungkin pergi terlalu jauh, kamu tinggal meneleponnya saja kemana perginya dia."

"Aku sudah meneleponnya, wanita hina itu tidak mengangkat teleponku!" kata Elena sambil mengertakkan giginya.

Edwin mengelus kepala Elena, "Sudahlah pulang dulu saja, jika kamu tidak ingin pulang kerumahmu, kamu juga boleh pergi ketempatku saja."

Elena terlihat kaget, dia berbisik, "Apakah....apakah ini cocok?"

Edwin tersenyum, "Apakah kamu masih membedakan aku dan kamu, sekarang kamu bertemu hal seperti ini, keluargaku juga tidak akan jahat terhadapmu."

Elena tersenyum dan mengalirkan air mata, dia mendekat kedalam pelukan Edwin, dan berkata "Terima kasih kak Edwin, sungguh baik sekali bisa bertemu denganmu."

ekspresi Edwin sangatlah misterius dibawah lampu kamar pasien, dan itu tidak berlangsung lama, sekejap ekspresinya kembali berubah lembut.

pagi hari dimusim dingin terasa cepat, mengenai masalah ketiga anak itu juga sedikit rumit.

Wenny pergi ke sebuah taman kanak-kanak yang bagus sekali, sedangkan Gerson pergi ke taman kanak-kanak didekat rumahnya, sedangkan Cornelius masih belum sekolah.

Sebenarnya Cornelius masih belum cocok untuk pergi ke taman kanak-kanak sekarang, tapi jika tidak membiarkannya pergi, maka akan terlihat seolah tidak adil terhadapnya.

Sedangkan Gerson, sebenarnya tidak ada masalah serius dengannya jika bersama Wenny, tapi Gerson begitu bandel, Veronica sedikit tidak tenang.

Pagi hari ketika bangun, Veronica membiarkan Tante Lee menggantikan pakaian untuk Gerson dan Cornelius sedangkan Veronica menggantikna pakaian untuk Wenny dan dia duduk termenung sejenak disana.

Corneliuslah yang paling mengerti, sepasang tatapannya yang lembut menatapi Veronica, Veronica menjadi tidak tega dan memutuskan untuk mengantarkan Cornelius sekolah juga, Cornelius harus hidup seperti anak normal pada umumnya, barulah dia akan membaik secara perlahan, dia tidak boleh diperlakukan seperti anak yang sakit.

Sekali berpikiran seperti ini, Veronica memanggil Gerson kesampingnya, dia masih belum akrab dengan Gerson, Gerson selalu bertingkah dirumah, Veronica baru saja sadar bahwa susah untuk berkomunikasi bersama anak ini.

Tapi demi Cornelius, dia harus mengingatkan Gerson dengan baik.

"Gerson. Tante Veronica berniat mengantarkan kamu dan Cornelius ke sekolah yang sama." Veronica berkata kepada Gerson, sedikit lembut juga sedikit tegas, jika terlalu lembut, anak ini tidak akan peduli kepdanya, makanya Veronica berkata seperti itu.

Veronica memegang tangan Gerson yang gemuk, "Meskipun kamu adalah adik dari Cornelius, dan kamu juga sering berebut ini itu dengannya, tapi jika berada dirumah, Cornelius tidak pernah berebut denganmu, apapun yang kamu mau dia akan memberikannya kepadamu, sebagai seorang kakak, dia sangatlah baik terhadapmu, jadi ketika berada diluar, kamu harus menjaganya dengan baik, apakah bisa?"

Gerson tidak begitu mengerti.

Veronica tidak boleh mengatakan bahwa Cornelius bermasalah, dia menggantikan sebuah pendeskripsian yang berbeda, "Biasanya kamu membully Cornelius dirumah karena kamu tahu gerakannya lambat dan sifatnya baik, tapi jika berada diluar, kalian adalah satu tim, apakah kamu mengerti?"

Gerson menganggukkan kepalanya, "Aku tidak peduli terhadapnya!"

Badannya yang gemuk berputar dan berlari, sambil berlari kearah tante Lee, dia sambil berteriak, "Yeah, pergi bermain!"

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu