Unplanned Marriage - Bab 41 Lagi Haid (2)

Begini saja sampai selamanya.

Sayangnya belum sempat dia mengatakannya keluar, terdengar suara pintu terbuka, dan Marco sudah membuka pintu masuk sambil berkata : “Kak, Andri Xie mengajak kita untuk minum.”

“Aaa!” Veronica terkejut sampai kedua tangannya menyangga di pundak Charles sambil kelabakan mau bangkit berdiri, tapi karena pinggang yang pegal dia langsung terjatuh ke pangkuan Charles lagi.

“Hmm...” Dengan agak canggung Marco berdiri di tengah ruangan, mau pergi salah, mau tetap di sini juga salah, setelah tertawa mencandai baru dia berkata : “Kakak sedang bersenang-senang.”

Hanya saja saat ini cara Marco memandang Veronica sudah berbeda, sepertinya setiap kali dia ketemu sama mantan pacarnya ini, selalu ada saja tindakan Veronica yang membuat dia tercengang.

Tidak pernah dia melihat sisi Veronica yang tersipu malu begini, dia yang dulu adalah orang yang cuek dan dingin.

“Jadi malu.” Charles tidak membantah, pelan-pelan dia membantu Veronica bangkit bediri, “Katakanlah kepada Tuan Muda Kedua, hari ini aku ada urusan, tidak pergi lagi."

“Oh......Ada urusan.” Kata Marco sambil melirik ke Veronica, sedangkan Veronica yang tak jauh dari sana tidak mau melihat ke Marco, dia kembali ke sisi dia yang cuek itu.

Ekspresi seperti ini sangat membuat Marco tidak senang, dia tidak langsung pergi dan langsung mendekat ke meja Charles, "Kak, aku ingat bahwa dulu kamu selalu membedakan hal privasi dengan hal penting, disaat ini kamu malahan bersama dengan Veronica berkencan di dalam kantor, sepertinya ini kurang bagus, benarkah?“

“Sekarang sudah di luar jam kerja.” Terdengar suara wanita yang jernih namun menarik dari belakang, Veronica mendekat ke samping Charles, “Diluar jam kerja berarti jam bebas, sepertinya kamu terlalu banyak ikut campur. Lagian apa yang kami lakukan, tidak ada hubungannya sama kamu.”

Dia memang kurang senang sama Marco, jika bukan karena dia memiliki permasalahan dengan Eliana , dia tidak akan begitu canggung disini.

Tapi dia lumayan bersyukur juga sama Marco yang berubah hati, dia sama sekali tidak menyesal menikah dengan Charles.

Marco mengernyitkan alis, “Perhatiin pengaruh yang ada, kalau tersebar kan gak bagus.”

“Tetap masih lebih mending daripada Eliana yang pamer jadi manajer karena status istrinya itu.” Veronica tertawa dingin, dia dan Charles sudah lumayan rendah diri, tidak membiarkan orang lain tahu kalau dia itu istri Charles, mereka sudah menyembunyikan pernikahan mereka di kantor, dan sekarang malah suruh dia perhatiin pengaruh yang bakal ada.

Charles yang dari tadi diam tak bersuara akhirnya mengangkat bicara sambil meremas tangan Veronica, “Sudah, jangan debat lagi, tidak akan ada akhirnya. Kamu tunggu sini dulu, aku akan berbicara sebentar sama Marco. Marco, Tuan Muda Kedua sana kamu harus sambut dengan baik ya......”

Charles mendekat ke samping Marco, lalu memperingati dengan suara kecil apa yang harus diperhatikan pas menyambut Andri.

Meskipun telinganya lagi mendengar, tapi mata Marco sesekali melirik ke Veronica, setelah Charles sengaja menghalangi pandangannya baru terakhir memperingati, “Sudah ingat semua? Aku serahin urusan ini ke kamu.”

“Oke oke.” Marco menjawab dengan acuh tak acuh, lalu membalikkan badan pergi.

Sedangkan Charles, baru saja dia membalikkan badan, sudah melihat air muka Veronica yang agak berubah. Dengan langkah cepat dia mendekat, “Kenapa?”

Veronica mengangguk, perut kecilnya yang tiba-tiba nyeri itu rasanya tidak enak sekali, setelah agak lama baru dia bicara dengan terpatah-patah ke Charles, “Lagi haid.”

“Haid?” Tanya Charles dengan bingung.

Dengan wajah memerah Veronica menjelaskan lagi : “Ya itu, datang bulannya......cewek......”

“......” Charles langsung membungkukkan badan membopong Veronica, sambil agak terkejut dia langsung merangkul leher Charles, “Aku hanya merasa sedikit tidak enak, tidak ada masalah besar.”

“Diam.” Dengan bahunya Charles membuka pintu ruang istirahat, lalu membaringkan Veronica di atas ranjang dan menyelimutinya, “Perlu apa? Air hangat?”

Dengan seksama Veronica menatap Charles, lalu berkata dengan gagap : “Bukan, tapi pem, pembalut......”

Perusahaan Daily Life bertempat di tengah pusat kota di Shanghai, di sekitaran sini hanya ada gedung-gedung yang menjulang tinggi, jadi supermarket kecil begitu hanya ada di dalam gedung.

Di saat ini, seorang pria ganteng yang berpakaian jas ini masuk ke sebuah supermarket kecil.

Di tatapnya karyawan situ, awalnya dia mau tanya, tapi agak canggung buat menanyakan barang itu.

Charles yang berjalan masuk mulai membuat karyawan situ terpukau, ada dua cewek yang langsung datang mendekat, “Tuan, tuan, mau beli apa?”

Dengan singkat padat jelas Charles menjawab : “Lihat-lihat dulu.”

Selesai berkata dia langsung melangkah ke rak bagian lain.

Kedua cewek tadi berbisik sambil mengamati Charles : “Pria tinggi ini ganteng banget.”

“Iya iya, tidak tahu dia sudah punya cewek apa belum.”

“Yah, kelihatannya sudah ada, coba kamu lihat dia lagi bawa barang itu.”

Barang yang ditunjuk cewek itu adalah pembalut, jelas-jelas memang barang yang dipakai cewek.

Dengan muka kebingungan Charles melihat barang berbentuk persegi itu, kalau soal kerjaan dia memang oke, tapi kalau soal begini, pengetahuan dia benar-benar nol.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu