Unplanned Marriage - Bab 381 Apakah kamu disakiti?

Wenny merasa bingung, dan mengacak-acak rambutnya sendiri, dengan tak berdaya berkata: “Singkat kata, masalah ini yang dia katakan apa berlaku? Waktu itu bukankah dia memaksa kepribadian pagi itu untuk berjanji padamu, kini jika dia ingin menarik diri, juga harus lihat kepribadian pagi itu setuju atau tidak.”

Lavenia tetap menggelengkan kepala, dengan tegas menyatakan tidak setuju.

Wenny jadi yakin, anak ini menyukai dua kepribadian tersebut, namun yang paling dia sukai yang kepribadian malam.

Pantas saja ketika menarik dia di depan Renaldi tidak ada sedikitpun rasa ragu-ragu, apa sebenarnya diam-diam ingin menghilangkan kepribadian pagi tersebut?

Wenny kaget dengan pikirannya sendiri, saat ini Lavenia sedang menggosok matanya hingga merah, dia menjawab pikiran kakaknya,”Biarpun dia memaksa Kakak Bai untuk mengenali aku, tapi ... ... kalau tidak ada dia, bagaimana aku bisa memiliki kenangan indah ini, dan kenangan indah ini akan kuingat selalu dalam hati sekalipun aku pergi sekolah.

Wenny jadi melongo mendengar kata-kata Lavenia.

Akhirnya dia hanya bisa menghela nafas dalam hati, gadis berhati baik ini bukankah adiknya sendiri? Meskipun punya seribu kemungkinan untuk bisa bersama dengan Fernand, jika berkenaan dengan masalah prinsip bagaimanapun dia tidak akan menyetujui.

Dia lebih baik kecewa sendiri.

Adik yang seperti ini yang mereka jaga dari kecil hingga dewasa, sekalipun mengalami masalah dengan Fernand kali ini, dia juga akan baik-baik saja.

Lavenia mendesaknya untuk istirahat, agar dia tidak mengkhawatirkan dirinya.

Dia hanya ingin duduk sebentar lagi di situ.

Wenny bilang ingin tidur di kamar Lavenia malam ini, tidak akan pergi kemanapun. Sebenarnya Wenny takut dengan adiknya tidak berpikiran terbuka, umur sembilan belas tahun, usia yang masih muda, masa-masa yang begitu indah namun di ukir oleh pisau Fernand dengan sangat dalam.

Ketika Wenny pergi untuk membersihkan diri, Lavenia memandang keluar melihat pemandangan, dengan berusaha dia berdiri, melangkah keluar dari kamar, dan menuju ruang baca papanya, dengan pelan mengetuk pintu.

Dari dalam terdengar suara jawaban dari Charles, “Masuk.”

Lavenia menarik napas panjang, mendorong pintu lalu berjalan masuk.

Dia masih sedikit takut dengan papanya.

Sebenarnya Lavenia tahu papanya yang serius hanya penampilan luar saja, hatinya sangat lembut, terutama terhadap kedua anak putrinya, benar-benar sepenuh hati dan sangat melindungi mereka.

Papa yang seperti ini, tidak bisa ditemukan di dunia ini.

Lavenia melihat Charles yang sedang bekerja di bawah lampu baca, saat ini matanya memerah kembali, nyaris langsung ingin mengeluarkan kata “papa, maaf”, namun dia menelan kembali dua kata ini.

Dia tidak boleh menangis, jika dia menangis akan membuat papanya berpikir dia sekarang tidak bahagia.

Papa pasti akan sangat sedih.

Teringat dengan masalah papanya yang sakit karena Fernand, membuat Lavenia sedih, dia berdiri tidak jauh dari Charles, hingga Charles bertanya, “Kenapa Lavenia? Ada hal apa?”

“Pa, mama ingin aku datang agar menyeduh teh untukmu.” Lavenia dengan cepat berjalan ke ruangan teh, memilih daun teh kesukaan Charles, setelah menyeduh lalu membawanya ke samping meja kerja Charles, dan juga dengan patuh berjalan ke belakang Charles, “Pa, aku akan memijit bahumu.”

Charles tersenyum ringan, dengan tatapan lembut, ”Kamu ini, sudah berapa lama tidak pernah menyeduh teh buat papa.”

“Sudah lama ... ...” Dulu ketika ada waktu senggang, Lavenia paling suka datang ke ruang baca untuk menemani Charles, dengan senang membantunya, sekarang diingatkan kembali oleh Charles, dia baru sadar sungguh sudah lama tidak memasuki ruang baca ini.

Di bawah tatapannya terlihat beberapa helai uban papa, Lavenia tidak bisa menahan dan akhirnya menangis, “Papa ... ... maaf... ...aku sudah salah ... ...”

Tangan Charles terkepal erat, membalikkan badannya dan melihat mata merah dan wajah Lavenia, lalu mengulurkan tangan mengusap air matanya, baru bertanya:”Apakah kamu merasa disakiti.”

“Bukan. Lavenia sayang sama papa mama.” Lavenia tahu dia tidak boleh mengadu masalah Fernand di depan Charles, karena papanya tidak menyukainya.

“Katakan saja. Ada masalah apa.” Mata Charles juga sedikit terasa panas, putri yang dia jaga selama ini, tiba-tiba menangis seperti ini di depannya, dia tidak tega, namun Charles tidak menampilkan ekspresi apapun, hanya dengan jelas berkata, “Jangan takut, papa dari awal sudah bilang, walau kamu melakukan kesalahan tetap saja masih putriku, dan apa yang ingin kamu lakukan , papa selalu mendukungmu.”

Lavenia dengan mata terkulai, berusaha tersenyum, ”Aku ingin sekolah, sekolah ke luar negeri.”

“Ingin mempelajari jurusan apa.” Charles tidak menduga cuma hal ini putrinya datang untuk mencarinya, namun dia tahu Lavenia pasti ada masalah baru akan seperti ini.

Dasar Fernand bocah busuk!!

Melihat ekspresi mata papanya yang berubah, akhirnya dia tidak bisa menahan dan berkata, ”Pa, tidak ada hubungannya dengan Kak Bai. Kamu jangan sampai membencinya, di dalam hatiku, selain perasaan, dia masih keluarga kita, juga seperti anak bagi mama, benar tidak?”

Kata yang mengharukan dari Lavenia membuat Charles melihatnya dengan pandangan sayang.

Putrinya yang patuh benar-benar tidak menyia-nyiakan arti nama yang dia pilih “lembut”,lemah lembut, sangat perhatian, tidak ingin membuat repot orang lain.

Jelas-jelas seorang gadis yang tumbuh dalam keluarga yang mewah, namun punya mata yang selalu memberi perhatian pada setiap orang, sekalipun di sakiti, tetap saja tidak bersedia percaya di dunia ada sebagian orang jahat.

Charles menjadi senang dan lega, bukan masalah walaupun ada sedikit insiden dengan Fernand, dan dia masih bisa menikah. Jika sampai terjadi sesuatu antara Fernand dan Lavenia, itu adalah kerugian Fernand sendiri.

Apalagi Charles tahu Fernand juga adalah Cornelius, dia juga tidak mungkin seperti Veronica yang begitu menyukainya. Selalu dengan pandangan yang kejam memandang pria yang merenggut putrinya.

Jika dua orang ini berpisah, putrinya bersedia sekolah di luar negeri, sebenarnya ini sebuah awal yang sangat baik.

Charles mengulurkan tangan dan memegang tangan kecil putih lembut Lavenia, dengan suara rendah dan lembut bertanya:”Lavenia ingin ke sekolah mana, papa akan atur untukmu.”

“Ehm... ...aku ingin ke sekolah adik, boleh?”

Charles terdiam, “Mau daftar ke jurusan apa?”

“Kedokteran.” Lavenia sudah ada rencana dalam hati, meskipun dia tidak sepintar kakaknya, namun dia mau belajar, juga punya pemikiran jadi asalkan dia punya niat pasti tidak akan kalah jauh dengan orang lain.

Lavenia terdiam tidak bicara, Charles bertanya lagi, “Kamu sudah yakin?”

Lavenia mengangguk, “Iya. Aku yakin.”

Charles menampilkan wajah dengan senyum puas, “Oke. Kalau gitu papa akan mengurus pendaftarannya.”

Gosip terbaru Fernand dengan cepat sudah tersebar keluar, mengenai putusnya hubungan dia dan Lavenia, nyaris dalam semalam sudah menjadi berita para pers.

Jujur saja, masalah ini terkuak begitu cepat, Fernand membuka mata dan merasa kepribadian malamnya menimbulkan masalah lagi.

Namun untungnya dia tidak ribut dan segera tertidur kembali, jika tidak dia akan merasa dirinya sudah seperti pengambil alih.

Namun dia merasa jelas perubahan masalahnya, karena Michael seperti orang gila selalu meneleponnya, bertanya sebenarnya apa yang terjadi, mengapa bisa ada gosip baru lagi?

Sebenarnya Fernand juga tidak habis pikir, masalah ini jelas berkaitan dengan kepulangannya dari luar negeri.

Ketika di luar negeri, biar bagaimanapun dia membuat ribut, juga tidak akan tersebar begitu luas, dan saat pulang ke negeri, berbeda lagi, masalahnya dengan Lavenia juga segera diketahui umum, dan informasinya dalam sekejap tersebar luas di internet.

Michael benar-benar ingin mati, jujur saja, Fernand di mata penggemarnya adalah seoarng cowok yang cemerlang, sedikit misterius, dan juga punya sepasang mata teduh yang membuat mabuk orang, istilahnya dia adalah dewa yang jatuh dari langit, dan bukan semua orang bisa mendekatinya.

Namun hasilnya!! Dalam semalam dia seperti menjadi seorang playboy.

Reputasinya berubah tiga ratus enam puluh derajat, sekarang dunia penuh dengan suara sedih penggemar wanitanya, sebenarnya mereka tidak peduli siapa pacarnya Fernand, bahkan putusnya Lavenia dengan dirinya juga membuat penggemar merasa senang, namun bisa tidak jangan baru putus lalu pergi lagi mencari yang baru??

Kunci masalahnya adalah, jika begini apa bedanya dia dengan Chris si playboy?

Kalau Chris memang sifatnya begitu, nah Fernand buat apa berlagak seperti itu?

Fernand tidak bisa apa-apa lagi, hanya bisa meminta maaf pada Michael, dia sendiri kini juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Ketika Michael sudah menutup teleponnya, di ponselnya masih ada beberapa panggilan tak terjawab, sebagian ada yang dari para pers, ada juga dari perusahaan, juga asisten, dan dia tidak mempedulikan semuanya.

Fernand terbangun di rumahnya sendiri, menggosok-gosok pelipisnya dan merasa lelah, dengan jelas sudah bermain semalaman dan tidak membiarkan dia istirahat.

Fernand tidak mendapatkan petunjuk, hanya bisa mencari di ponsel sendiri, pesan masuk semua di hapus bersih, bahkan nomor kontak Lavenia juga tidak ada. Dia benar-benar bingung, saat itu yang bersikeras ingin bersama Lavenia bukankah dia? Mengapa dia tiba-tiba berubah dan bilang tidak mengenalnya juga?

Dia sangat jelas dengan sifat Lavenia, cerdas pintar dan penurut, semua hal selalu mengutamakan dia, walaupun lagi sedih juga memaksakan diri tetap tersenyum, juga sangat inisiatif dalam melakukan sesuatu, tidak pernah menganggap dirinya seperti nona muda keluarga Tsi, ketika bersama mau diperlakukan bagaimanapun dia terima, dan juga biarpun di luar dia tidak akan sengaja mencari perhatian, dan bersama Micky menjadi asisten dengan hasil kerja yang memuaskan.

Selama ini dia memiliki perasaan baik terhadap Lavenia, dulu mungkin dia berpikir orang ini akan menimbulkan masalah bagi dia, namun kali ini, masalah Lavenia ini dia bersedia untuk menerimanya.

Namun tidak di sangka, orang itu malah memakai cara ini, menghapus keberadaan Lavenia dari dunianya, seperti mengingatkannya, dia menginginkan Lavenia, jadi pergi atau tidak itu urusan dia.

Fernand tidak menemukan cara untuk menghubungi Lavenia, dengan segera menghubungi ponsel Michael, agar mengirimkan nomor ponsel Lavenia.

Di ujung sana Michael menggeram, “Masih urusin Lavenia, cepat pergi bersiap-siap, aku sudah mengutus penata gaya ke rumahmu, perusahaan sudah bersiap untuk menjernihkan masalah tadi malam, kamu sekarang jangan mengusik siapapun. Sudah putus hubungan ya sudah?”

Michael tidak memberi waktu dan kesempatan bagi Fernand, dengan suara debaman memutuskan panggilan telepon.

Sangat jelas Michael sudah sangat marah.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu