Unplanned Marriage - Bab 254 Pertemuan Para Nona Besar

Perlahan Elvian tertidur semakin lelap.

Febi menggenggam tangannya, tampak kesedihan dalam pandangannya. "Kenapa kau... Hanya mencintai Veronica?"

Kemudian ia mandi dan naik ke ranjang, Elvian di tengah mimpinya, merasakan tubuh lembut dan hangat seorang perempuan, ia pun segera bergairah, ia menindih Febi, kemudian memulai pergulatan yang panjang.

Hingga tengah malam, Febi baru mengantuk, tetapi baru saja ia mau tidur, bel pintu di bawah berbunyi.

Febi merasa sedikit aneh, di sini biasanya tidak ada orang luar, dan juga tidak akan ada siapapun yang datang selain tetangga untuk meminjam sesuatu.

Febi asal menyampirkan jaket, baru saja membuka pintu, seketika ia merasakan hawa dingin di wajahnya, kemudian sebuah tamparan mendarat di pipinya.

"Wanita murahan!!" Seru Eliana sambil menerjang masuk, ia tidak langsung melihat Febi, melainkan langsung menuju ke lantai 2 dan membuka pintu kamar, hati Eliana hancur.

Saat itu, rasa sakitnya tak menampakkan bekas, apapun tak akan bisa merakit kembali pecahan itu.

Veronica pernah berkata, kalau suaru hari Elvian kehilangan segalanya, Eliana dan anaknya akan menjadi dunia bagi Elvian, cepat atau lambat Elvian akan kembali ke sisinya.

Namun setiap kali ia selalu tidak jadi meninggalkannya karena tidak tega, hanya ia yang begitu mencintai Elvian, ia tak tega Elvian kehilangan dunia yang ia inginkan.

Hasilnya, hingga hari ini Eliana baru tahu, kalau suatu hari Elvian tidak memiliki apa-apa, yang ada di mata Elvian juga bukanlah dia, karena sejak awal

di mata Elvian tidak ada dirinya!

Eliana bagaikan menggila, ia melihat perempuan itu juga ikut naik, ia segera menerkamnya dan memukulinya, mulutnya tak henti-henti memakinya wanita murahan. "Kalau bukan karena wanita murahan sepertimu, mana bisa ia berpindah hati!"

Elvian terbangun karena berisik, begitu membuka mata, dilihatnya Eliana sedang menyerang Febi, pakaian Febi sangat sedikit, tak bisa melindungi tubuhnya, rambutnya kacau balau, pakaiannya juga terobek hingga setengah lengan bajunya terlepas.

Elvian melepas selimut, kemudian asal mengambil mantel mandi dan mengenakannya, kemudian mencengkeram tangan Eliana. "Apa yang kau lakukan?"

"Elvian! Kamu masih tidak sungkan menanyaiku sedang melakukan apa?" Seru Eliana melengking, suaranya terdengar sangat melengking, ia menunjuk Febi dan bertanya, "Apa-apaan dia ini? Apa kau begini tidak merasa bersalah padaku?"

Apanya yang bersalah.

Elvian menyipitkan matanya, Eliana salah menempatkan dirinya, kenapa Elvian menikahinya, sejak kapan Eliana berubah menjadi wanita berkuasa begitu?

Hanya saja baru ia mau berkata, Febi lebih dulu membuka mulut, "Maaf, aku yang salah. Aku tidak seharusnya..."

Feni ingin memaki dirinya sendiri, tetapi dari awal ia memang hebat, ia tak pernah mengalah dengan senang hati, bahkan dari dulu ia tak pernah mengira akan menemui keadaan semacam ini, ia hanya memandang Elvian dengan tatapan memelas.

Elvian mengerti maksudnya, ia tidak ingin Elvian meninggalkan Eliana, Eliana tahu terlalu banyak rahasia tentang Elvian, kalau ia menghianati Elvian, itu akan mrnghancurkan masa depannya.

Elvian menatap Febi dalam diam.

Ia ternyata memang bukan pria baik dari dulu, ia tak seharusnya menyentuh Febi, akhrinya ia tidak bisa menahan, bahkan setelah merasakannya, rasa cinta membuatnya enggan melepaskannya.

Akhirnya ia menghela napas, menoleh pada Eliana dan berkata, "Aku tahu beberapa tahun ini aku bersalah padamu. Tetapi dari awal aku tak pernah berpikir untuk menikahimu. Kau boleh menyalahkan aku dan membenciku, kurasa seumur hidup juga hanya bisa begini."

"Jadi, kau tidak berhak mengatainya wanita murahan," ujar Elvian, sorot pandangannya perlahan mendingin, kemudian ia mendorong Eliana dan berkata, "Pulanglah."

Mata Eliana perlahan dipenuhi air mata, atas dasar apa? Kenapa? Dari hasil surveinya, gadis bernama Febi dulunya adalah anak orang kaya, tetapi hanya begitu saja identitasnya, bahkan ia berada di sisi Elvian juga tidak sampai 1 tahun, bisa-bisanya Elvian mengatakan hal tak enak didengar padanya demi perempuan itu!

Eliana berkata geram, "Elviana... Apa yang kau mengatakannya dengan sungguh-sungguh..."

Elvian tidak menjawab.

Eliana mengangguk. "Baik, dasar keju! Aku ini sejak kuliah sudah mengikutimu, tak kusangka setelah bertahun-tahun inilah yang kudapat! Apa kau tak peduli padaku, tak peduli pada anak kita? Baik, kukatakan padamu, cepat atau lambat, suatu hari nanti kau akan membayar perkataanmu hari ini!"

Eliana pun bergegas kembali di tengah kegelapan malam.

Febi berdiri perlahan, kemudian berjalan ke sisi Elvian dan masuk ke pelukannya. "Tuan, kalau kau begini, dia..."

"Sudah akan kalah, aku tak peduli kali ini," ujar Elvian menenangkan Febi, tetapi ia juga tidak mengantuk, ia berganti pakaian dan membujuknya untuk tidur awal, kemudian ia meninggalkan Kota D.

————————————————

"Kak! Ini adalah mobil-mobilan yang ibu belikan untukmu!" Ujar Wenny sambil berjongkok di sebelah Jayden, wajahnya dipenuhi senyuman yang sangat gembira.

Tak disangka ayah akhirnya membawa Kak Jayden kembali, Wenny merasa ayahnya sangat hebat.

Jayden mengulurkan tangan dan menerimanya, hanya saja ia tak begitu mengerti cara memainkannya.

Wenny pun merangkak menghampirinya, ia menempelkan kepala di lengan Jayden dan berkata, "Apakah kau tak bisa memainkannya? Aku ajari. Kata ibu di sini semuanya hanya mainan perempuan, jadi ia membelikanmu mainan laki-laki, ini adalah kereta api yang aku pilih!"

Jayden menatap kereta api di tangan Wenny dengan pandangan lembut, Wenny mempraktekkan cara mainnya.

Kereta api itu pun berjalan. "Tak tak tak tak", Wenny pun bertepuk tangan dan berseru, "Hahaha, menyenangkan sekali."

Hingga keretanyaberhenti, Wenny pun mengambilnya dan memberikannya pada Jayden dengan mata berbinar-binar.

Jayden menerimanya, kemudian berkata pelan, "Terima kasih."

Kata terima kasih itu malu-malu tetapi serius, Wenny tersenyum lebar dan berkata, "Kak, ibu bilang ke depannya kamu akan menjadi kakakku. Sehingga ibu memintaku untuk menjagamu dengan baik."

Wenny tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Jayden dalam hati saat ini, tetapi ia sangat gembira karena ia akan mempunyai teman, meskipun kak Jayden tidak suka bermain dan tak suka bicara, tetapi Wenny sangat menyukainya.

Dan di ruang tamu, Veronica sedang duduk di sisi Charles dan bertanya, "Apa yang kau katakan pada Nicholas sehingga ia mau memberikan Jayden pada kita?"

"Coba kau tebak?" Ujar Charles menggodanya.

Dalam hati Veronica berpikir, bagaimana mungkin ia tahu!

Charles menepuk-nepuk punggung tangannya, "Pertama, Perusahaan Besar 'Daily Life' menyeponsori rencana Perkumpulan Para Nona Besar kalian itu, kami mengeluarkan dana cukup besar untuk sponsor; kedua, tidak boleh membatasimu mengikuti kegiatan ini, juga tak boleh menatapmu; ketiga, perusahaan mengambil alih propaganda acara ini, dengan kata lain, seluruh bagian pemasaran dan resepsionis harus memasang brosur."

Nicholas benar-benar... Punya otak bisnis.

Sebenarnya Veronica tahu, kegiatan yang katanya punya maksud baik, belum tentu benar-benar bermaksud baik.

Yang Yulie lakukan itu baik, tetapi Nicholas belum tentu. Melalui permintaannya pada Charles, ia jelas melihat ambisi Nicholas yang menggebu-gebu.

"Kau menyetujuinya," ujar Veronica lalu merangkul dan mengecup leher Charles, "Terima kasih. Kalau tidak Jayden akan menjadi luka di hatiku."

Kali ini Charles meminta Jayden dengan bayaran yang sangat besar, sebenarnya memang demi Veronica, ia tak ingin melihat Veronica menderita, sehingga ia membicarakan masalah Jayden dengan Nicholas.

Tetapi saat ini Nicholas bukan seutuhnya menyetujui Jayden pindah ke keluarga mereka, hanya saja kalau sudah lewat dari 2 bulan dan keadaan Jayden memang benar berubah ke arah yang lebih baik, maka memang benar Jayden betul-betul berjodoh dengan keluarga mereka.

Sebenarnya mereka tidak perlu Veronica dan Charles melakukan sesuatu, cukup membiarkan Jayden dan Wenny bergaul beberapa saat, suasana hati Jayden pun sudah bisa berubah ceria.

Dengan kata lain, karakter Wenny benar-benar baik, ia bisa terus menemani Jayden bermain, Veronica mendidiknya dengan baik, Charles memberinya kode, meminta Wenny memperlakukan Jayden sebagai adiknya, agar Wenny bisa menjaga Jayden bagaikan menjadi kakaknya.

————————

Hari Jumat, Veronica pergi menghampiri Perkumpulan Para Nyonya Besar yang sebenarnya, kali ini ia berdandan, tentu tak boleh kalau bertemu Nicholas seperti waktu itu, paginya saat ia berangkat, Veronica terus bertanya apakah ia boleh ikut, Veronica memintanya tetap di rumah menemani kak Jayden bermain, sedangkan Charles juga di rumah, mereka harus menuruti perkataan ayah.

Charles merangkul pinggang Veronica, melihat dandanannya hari ini, meski tidak mencolok, tetapi cantik sekali, itu membuatnya mengernyitkan dahi.

Veronica menjelaskan pelan, "Aku bukannya agar tidak dipermalukan para perempuan itu, tetapi kedudukanku dari awal memang tidak setinggi mereka."

Tetapi dandanan Veronica tak menggunakan barang bermerk apapun, semua adalah hasil pasangannya sendiri, wewangian yang ia pakai juga hasil produksinya dan Gracia, jadi dandanannya ini, tidak sesuai standar perempuan fashionable, tetapi memiliki aura khusus.

Charles menunduk dan mencium wangi di lehernya, kemudian berkata, "Pergilah, jangan bicara dengan Nicholas."

Anak keras kepala ini! Veronica tertawa, kemudian naik ke mobil yang telah disiapkan oleh Charles.

Seperti kata Veronica, di pertemuan ini ia bukanlah tokoh besar, jadi ia tak akan menjatuhkan nilai dirinya dan tak membiarkan orang memandangnya rendah, ini adalah kharisma yang ia bentuk semenjak masih kecil.

Sejak awal Yulie memang tidak ingin memilih Kota D sebagai tempat pertemuan, karena di tempat itu adalah milik keluarganya, orang biasa tentu tidak bisa masuk, tetapi Nicholas merasa kalau begitu tidak akan ramai, terlihat terlalu resmi.

Meskipun semuanya adalah perempuan dari keluarga terkemuka, tetapi bagaimanapun mereka semua anak muda, lebih baik mencari tempat mengobrol yang santai.

Akhirnya mereka memilih sebuah kafe, di sana bisa minum sambil berbincang, lingkungannya cukup bagus, tidak akan membuat orang merasa tertekan. Dengan begini Yulie bisa-bisa terlihat tidak membaur dengan orang biasa.

Veronica memasuki kafe, Yulie sedang berada di tengah sekelompok perempuan, saat melihat Veronica, ia tersenyum, ia pun berjalan ke arah Veronica, menggandengnya kembali ke sekelompok gadis itu, "Ayo, biar kukenalkan, ini Nyonya Gu, ia adalah salah satu anggota pertemuan kita."

Veroica baru menyadari orang yang datang cukup banyak, tidak hanya 10 orang.

Nicholas tidak di sana, yang bertanggung jawab atas acara ini jelas adalah Yulie.

Dan begitu Veronica akan berbicara, di belakangnya terdengar suara seorang gadis, "Ia juga nona besar? Bukannya ia bahkan adalah seorang ibu yang sudah memiliki anak? Dan lagi Group Gu milik keluarganya, juga sudah bukan group terkemuka di dalam negeri, atas dasar apa memilihnya mengikuti acara ini?"

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu