Unplanned Marriage - Bab 148 Direktur Tsi, apakah kamu mau pergi menyapanya

Kalau diingat kembali, saat itu dia benar-benar gembira, bahkan sangat berterima kasih kepada Elena.

Sekarang begitu melihat Elena yang layaknya serigala berbulu domba, Veronica menjadi kecewa dan sakit hati. Dan dia melakukan ini pasti ada tujuannya.

Begitu mendengar pertanyaan Veronica, Elena tersenyum lebar, lalu berkata: “Kak Elvian yang meminta Eliana untuk menghancurkan pernikahan kalian, tapi aku juga tidak mau kamu bersatu dengan kak Elvian. Untungnya Charles bersedia menikah denganmu, kalian sudah bersama dan kakakku tidak mungkin akan menginginkan kamu lagi. Selain itu, kami semua tahu kalau ada seseorang yang disukai Charles, kamu sudah tidur dengannya, lalu dicampakkan, bukankah itu hal yang menyenangkan?”

Veronica tidak berani percaya dan terbelalak kaget, ini benar-benar.....keterlaluan dan tidak tahu harus berkata apa lagi.

Elena akhirnya membuat Veronica terdiam, tertawa bahagia sampai memegang perutnya, “Kebenaran sudah terkuak, bagaimana perasaannya? Apakah hati kamu pedih? Sekarang kamu mengandung anaknya Charles dan menceraikan kamu, kakakku juga tidak akan menginginkan kamu lagi, dan akhirnya kamu akan kesepian!”

“Benar-benar tidak terpikir olehku, ternyata kamu begitu membenciku.”

Begitu mendengar jawaban Veronica, Elena terkejut dan sadar sudah berbicara begitu banyak. Dia mengalihkan tatapan ke gelas minumannya untuk menenangkan perasaan yang lagi kacau. Selanjutnya dia harus mencari satu alasan yang logis untuk menjelaskan perbuatannya selama ini.

“Itu sudah pasti, dari kecil sampai dewasa, kedua kakak selalu lebih menyayangimu, bahkan kakak kandungku sendiri juga begitu. Dirumah aku yang paling kecil, tapi aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya dimanjakan. Ada barang bagus selalu kamu yang didahulukan, dan aku? Aku cuma bisa memilih sisanya, dan membuatku sangat membenci kamu, namun aku tidak bisa tidak berteman denganmu. Dan sekarang sudah jelas, masing-masing tidak perlu saling sungkan lagi.”

Tidak terbayangkan oleh Veronica dengan alasannya Elena.

Tentu saja itu bukan alasan yang sebenarnya.

Kalau benar, ini tidak bisa menjelaskan alasan kenapa kakak beradik Lu berbuat seperti itu ke keluarga Gu.

Kebencian Elena terhadap dia mungkin karena perasaannya yang tertekan.

Selama ini karena sifatnya Veronica mungkin sudah menyinggung banyak orang. Mengingat selama ini dia selalu menganggap Elena seperti adiknya sendiri, begitu dengar alasan Elena membuat perasaan Veronica kurang enak juga.

Awalnya Elena berniat ingin pergi, kedoknya sudah terbuka tidak ada perlunya lagi tetap duduk disitu. Akhirnya dia beranjak dari kursi dan saat melihat ke arah lain, muncul senyuman aneh dan duduk kembali, “Aku tiba-tiba merasa dunia ini begitu sempit, apa pemikiran tuan muda tersebut melihat kamu bersama kakakku?”

Veronica mengikuti tatapan Elena, dan melihat Charles yang sedang duduk disitu dan didepannya duduk seorang laki-laki umur 40an. Sepertinya Charles dari tadi sudah melihat ke arah mereka, hanya saja dia tidak sadar karena bicara dengan Elena.

Tatapan mereka bertabrakan, hati Veronica tiba-tiba berdetak kencang, lalu diam-diam mengalihkan tatapannya dan sambil tersenyum, “Bukankah kamu sudah bilang, di hatinya ada orang lain dan kami juga sudah cerai. Kabar ini semua orang mengetahuinya bukan? Jadi bukankah tidak perlu takut apa yang akan dipikirkan oleh dia?”

Mungkin ingin membuat Elena kesal, Veronica dengan angkuh berkata: “Selain itu aku juga tidak merasa lagi hamil, dan menurutmu Elvian tidak menginginkanku lagi. Kamu mau bertaruh, apakah campur tangan dari kamu atau pesona aku yang lebih berpengaruh.”

Seketika Elena kesal hingga wajahnya memerah, berdiri dan dengan marah berkata, “Dasar tidak tahu malu! Kakakku tidak mungkin menghendakimu lagi. Kamu pikir siapa dirimu, kalau karena dendam di antara keluarga kita....

Sesaat Elena langsung mengatupkan mulutnya, dan sadar akan ucapannya sendiri yang seharusnya tidak boleh dikatakan. Seketika dengan enggan duduk kembali, hanya kali ini tidak duduk disamping Veronica, tapi didepan Veronica.

Suara Elena sedikit keras, hampir semua orang bisa mendengarnya.

Termasuk mejanya Charles.

Yang duduk didepan Charles adalah supervisor baru yang direkrut oleh perusahaan Daily Life, Filbert. Filbert melirik sekilas ke depan dan langsung mengerti kenapa pembicaraan mereka barusan tidak sesuai dengan intinya dan Charles kelihatan kurang konsentrasi.

“Bukankah wanita itu mantan istrimu?” tanya dia yang mengetahui sedikit kabar yang berkaitan dengan Charles. Apalagi sekarang menjadi bahan berita hangat, dengan bermacam-macam judul topik kalau istrinya adalah hasil rebutan dari tangan orang, belum lama menikah sudah bercerai. Seiring waktu berjalan akhirnya Charles mendapatkan semua anak grup perusahaan keluarganya, dan keluarga Gu muncul skandal hingga perusahaannya jatuh.

Ada salah satu sebab yang terasa agak ganjil, bahkan ada yang bergosip kalau Charles memanfaatkan istrinya untuk memajukan perusahaannya, dan ketika perusahaan keluarga Gu jatuh, memutuskan hubungan dan menceraikan Veronica.

Terhadap urusan pribadi Charles, Filbert tidak begitu paham. Namun tatapan matanya terhadap Veronica, terlihat masih memiliki perasaan untuk Veronica. Jadi dengan hati-hati bertanya, “Direktur Tsi, apakah kamu mau pergi menyapanya?”

Charles dengan pandangan suram, agak lama baru menggelengkan kepalanya, “Tidak perlu.”

“Ehm, iya juga. Lagipula sudah jadi mantan, kalau didekati tidak tahu para media akan mengarang gosip apa lagi. Tapi kamu tenang saja, jika aku bergabung kaitan dengan berita ini pasti aku tangani dengan baik.”

“Tidak apa-apa. Aku tidak peduli apa yang dibicarakan orang tentangku, yang penting bisnis lancar.” kata Charles.

Dengan alis mengerut, dia menyapu pandangannya ke arah mereka berdua dan entah apa yang mereka bicarakan.

Kembalinya Elvian dari kamar kecil, suasana benar-benar berbeda dengan sebelumnya, Elena duduk disampingnya, dan asyik main handphone sendiri, terlihat jelas sikap tidak pedulinya terhadap Veronica.

Elvian terdiam, merapikan lengan bajunya sambil duduk kembali, dan memakai isyarat mata untuk berkomunikasi dengan Elena.

Elena balas memandang sekilas, dengan tertawa dingin berkata: “Nona besar kita sedang marah, membuatku tidak berani duduk di sampingnya.”

“Kalau begitu kak Elvian, ayo duduk di samping aku.” pinta Veronica.

Elvian di buat bingung dengan keadaan ini, sejak kapan Veronica begitu semangat terhadap dirinya. Cuma cekcok sebentar dengan Elena sudah membuat suasana hatinya lebih baik. Tentu saja Elvian tidak menolak, di saat Elena penuh dengan emosi dia sudah duduk di samping Veronica.

“Kok sayurnya masih belum datang? Kamu tidak boleh kelaparan.” kata Elvian sambil mengangkat tangannya buat memanggil pelayan untuk segera membawa pesanan mereka .

Dalam sekejap sepiring demi sepiring makanan sudah tersedia diatas meja.

“Kakak, aku ingin makan itu!” dengan kesal Elena tunjuk ke piring jagung kacang pinus yang ada di depan Veronica.

“Kamu sendiri bisa mengambilnya kan?” balas Elvian yang sedang sibuk mengupas udang untuk Veronica.

“Kakak, jangan pilih kasih!” di bawah meja Elena menendang keras kaki Elvian, “Aku mau, aku mau.”rengeknya.

Tidak ada bedanya dengan sewaktu kecil.....

Elvian tidak berdaya sambil menggeleng dan menaruh udang ke mangkok Veronica, lalu mengambil lagi udangnya untuk membuat tenang Elena dan berkata, ”Oke, yang ini buat kamu terus jagung kacang pinus ini juga. Gimana Vero, bukankah makanan disini segar-segar?”

Veronica mengangguk. Sebenarnya dia tidak berniat berdebat dengan Elena untuk menarik perhatian Elvian. Hanya sekarang situasinya berbeda, sejak dia meminta Elvian duduk di sampingnya hingga sekarang membuatnya tidak leluasa.

Dia bisa merasakan tatapan Charles yang berubah-ubah, yang duduk tidak jauh dari dia. Selain membuat dia duduk tidak tenang, bahkan dia lupa untuk memikirkan kata-kata yang keceplosan dari mulut Elena.

Elena mengatakan, kalau bukan karena dendam diantara keluarga kita.....

Dendam? Ada dendam apa antara keluarga Gu dan keluarga Lu.

Elena selalu menyembunyikan hal ini, waktu mereka berdua masih bersama tidak pernah ketahuan. Tapi dia tidak bisa menutup sifat buruknya yang cepat emosi, begitu mengetahui wajah asli Elena, Veronica sudah mengerti bagaimana membuat Elena mengatakan kebenaran. Akhirnya Elena benar-benar keceplosan.

Apa sumber dendam keluarga Gu dan keluarga Lu? Dia bertanya-tanya dalam hati sambil berpikir, lalu dia menyumpit udang dan memasukkan ke mulutnya, tiba-tiba dia merasa ada yang salah dan perutnya mulai menolak makanan lagi.

Langsung menaruh sumpitnya, dengan wajah pucat berkata,”Aku ke kamar kecil sebentar.”

Dia menarik kursinya dan bergegas menuju ke arah kamar kecil.

“Elena, temani Veronica bentar.” pinta Elvian.

Elena yang baru saja mau memotong kaki kambingnya, dengan pelan mengangkat matanya, dengan senyum dingin berkata, “Namanya juga lagi hamil. Kamu benar ingin menjadi ayah dari anak orang lain? Tidak pernah melihatmu seperti ini, mengabaikan wanita dan anak sendiri.”

Perkataan Elena tidak membuat Elvian marah.

Elena tetap dengan kaki kambingnya, dengan ocehan di mulut yang menjadi kebiasaannya,”Aku peringatkan, kali ini Veronica pasti ada niat jahatnya. Setelah mengalami begitu banyak hal, aku pikir dia bukan wanita bodoh seperti dulu. Kamu jangan sampai terkecoh oleh dia dan melupakan rencana kita.”

“Omong kosong apa ini.” jawab Elvian sambil melirik Elena. “Dasar bocah, aku tidak melihat ada nya perhatian dari Veronica terhadapku, hanya saja sekarang lebih ramah.”

“He...dia berakting dan aktingnya sangat sempurna.”

Elvian tidak begitu senang mendengar komentar Elena, tapi dia tidak ingin berdebat dengan adik sendiri, menggeleng-geleng kepala dan tidak berbicara lagi.

Sambil menahan tangannya di dinding, Veronica muntah tidak henti-hentinya. Mendadak ada tangan dengan kelembutan mengusap-usap punggungnya.

Dia merasa kaku di punggungnya dan tersenyum masam, karma buruk apa ini sampai bisa bertemu saat makan?

Dia tidak perlu berpaling sudah tahu orang yang di belakangnya adalah Charles.

Setelah beberapa saat dia baru merasa lebih baik, sambil berpegang di dinding dan bersiap pergi, tangannya dipegang oleh Charles dan membawanya ke tempat yang agak tersembunyi.

Veronica mengerutkan alisnya dan menatap Charles, bertanya, “Apa yang kamu lakukan? Tuan Charles Tsi, mantan suamiku.”

Charles mengabaikan aroma yang keluar dari mulutnya, dengan suara rendah bertanya, “Mengapa kamu bisa bersama dengan kakak beradik Lu itu? Apakah kamu benar-benar tidak tahu orang seperti apa mereka? Kenapa lagi dengan kondisi tubuhmu? “

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu