Unplanned Marriage - Bab 44 Aku kepikiran (2)

Kalau memang Elvian memilih untuk menyembunyikan, maka yang bisa ia lakukan adalah pura-pura tidak tahu.

“Pekerjaan? Apa maksudnya?” Tanya Elvian dengan heran, kedua matanya pun melihat ke berkas yang di tangan Veronica.

“Mengenai......”Veronica baru mau menjelaskan, tapi angin sejuk meniup, membuat dia langsung merasa dingin sampai agak gemetar.

Melihat dia begitu, Elvian langsung bilang, “Kita masuk dulu aja, nanti baru ngomong.”

“Iya, kayak gitu boleh juga, kayaknya cuaca sudah semakin dingin.” Veronica menganggukkan kepala, lalu kedua orang itu pun jalan ke arah banguan segi empat, sepanjang perjalanan angin tidak berhentinya meniup, mengenai helai rambut Veronica, dan ini menarik perhatian Elvian.

“Kali ini perusahana Daily Life dengan keluarga Xie di kota Nanjing.......” Sosok belakang kedua orang tersebut semakin jauh, dan suara Veronica juga pelan-pelan semakin kecil.

Sesekali terdengar suara serangga, terdengar jelas sekali di sini, tapi di telinga Elvian hanya bisa mendengar suara Veronica.

Dalam pabrik pembuatan parfum itu, detik demi detik berlalu, setelah Veronica menjelaskan maksud kedatangannya kepada Elvian, Elvian pun berusaha memikirkan ide, berharap bisa membantu Veronica, tapi jelas sekali dia tida kepikiran apa-apa, dan tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam lima lewat.

“Kak Elvian, maaf banget ya, sudah hampir menjelang sore, masih saja belum ada ide, sampai repotin kamu temanin aku begitu lama.” Veronica berkata dengan tidak enak hati kepada Elvian sambil berjalan keluar dari bangunan segi empat itu.

Mereka meneliti sambil melihat-lihat berbagai macam bahan baku pembuatan parfum, tunggu sampai mereka sadar ternyata sudah beberapa jam berlalu, tidak tahu juga apakah kak Elvian ada urusan lain atau tidak.

“Tidak apa kok, justru aku karena tidak ada urusan jadi datang ke sini buat lihat ada yang mau dibantu apa tidak.” Elvian tertawa, ekspresinya begitu lembut, nampak sekali dia sangat senang.

Hati Veronica sempat pahit sejenak, Veronica pun tidak enak untuk menganggu lagi, “Kalau gitu aku pergi dulu, kak Elvian, tunggu ada waktu aku pasti ngajak kamu dan Canesia jalan.”

Sama Canesia? Meskipun sempat tercengang, tapi dengan cepat Elvian paham, sebenarnya dia juga tahu, Veronica itu cewek yang begitu cerdas, bagaimana mungkin dia tidak tahu perasaan dirinya ke dia, hanya saja dia tidak bisa merespon, jadi pura-pura tidak tahu saja, dan dia sendiri juga tahu tidak akan ada hasil, jadi juga tidak bakal dia katakan.”

“Oke, kalau ada waktu kita harus kumpul.” Kata Elvian sambil tertawa, dalam hati dia mengabulkan Veronica untuk menghindar dari perasaan dia.

Dia tidak pernah membuat Veronica sedih, dulu tidak, sekarang juga tidak, kelak juga lebih tidak lagi.

“Iya.” Veronica mengangguk, tanpa berkata lagi kedua orang itu jalan pelan-pelan, angin bertiup kecil, tapi tak bisa meniup kepahitan yang ada di udara.

Elvian menoleh menatap Veronica, dia menyadari ada kebingungan di matanya, teringat dia mungkin bingung soal kerjaannya, sehingga Elvian pun berusaha memikirkan ide apa yang bisa buat dia menjadi lebih senang.

Tanpa berhenti dia mencari-cari di sekitar, berharap bisa menemukan sesuatu.

Pas melihat seekor burung, langsung matanya berbinar, lalu berkata kepada Veronica dengan semangat, “Vero, kamu lihat, lihat, warna bulu burung itu cantik banget, ada tiga warna loh!”

Mendengar itu, Veronica juga agak terkejut, dengan sedikit tidak percaya dia menengadahkan kepala melihat ke arah yang ditunjuk Elvian, ternyata memang ada burung tiga warna yang berhenti di atas pohon.

Di bawah sinaran cahaya matahari, badan burung itu tampak berkilauan, memantulkan warna yang khas yang menyilaukan mata, pemandangan seperti ini membuat Veronica langsung berkata, “Indah sekali!”

Karena tawanya yang ceria yang lebar, membuat wajahnya jadi kelihatan lebih hidup.

“Iya, indah banget......” Elvian juga bergumam, hanya saja yang dilihat Veronica adalah burung kecil itu, dan yang dia lihat adalah cewek cantik di depannya itu.

Wangi bunga, wangi pohon, wangi rumput kecil di tanah, perpaduan ini jadi semakin berharga di tempat terbuka begini, juga membuat hati menjadi lega, ditambah lagi dengan burung di depannya itu, benar-benar alam sekali......Pemandangan yang paling indah.”

Alam......Alam......Mendadak Veronica termangu, kata itu terngiang-ngiang di otaknya, seolah-olah ada sesuatu yang mau muncul, dan itu sesuatu yang penting sekali.

“Yang paling penting adalah, hadiah dari alam, pada akhirnya akan kembali pada alam.” Di otaknya tiba-tiba terdengar suara yang begitu tegas tapi juga lembut, seketika Veronica berasa bergelora, berbagai ide mulai bermunculan.

“Kak Elvian! Aku kepikiran! Aku kepikiran!” Veronica sangat senangnya, sampai wajahnya benar-benar tidak bisa menyembunyikan kegembiraan ini.

Elvian menatap Veronica dengan tercengang, “Kenapa? Kepikiran apa?”

Veronica tertawa senang, bahkan sampai dia ingin meloncat-loncat tanpa dia bisa mengontrol diri, tapi dia tetap berusaha mengendalikan dirinya, “Aku kepikiran, guru aku pernah bilang, yang datang dari alam akan kembali pada alam, yang alamilah yang paling indah, juga yang paling bisa memikat orang lain, kak Elvian, aku rasa aku sudah menemukan bahan baku yang bakal dipakai kali ini.”

Kali ini target konsumen merk parfum mereka adalah wanita di atas 30 tahun, wanita berusia 30 tahun adalah masa-masa dimana mereka paling dewasa dan paling mempesona, jadi untuk parfum, yang paling cocok adalah yang alami, serta yang tidak banyak perpaduan wanginya, asalkan yang paling natural, dengan begitu otomatis bisa memancarkan pesona khas setiap wanita, inilah pesona dari natural.

Mendengar itu , Elvin ikut senang dengan hati tulus, “Hore Vero, kelihatannya hari ini kamu datang tidak sia-sia.”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu