Unplanned Marriage - Bab 53 Apa Kau Benar-benar Tidak Ingin Berdiri Sendiri (2)

Veronica tidak sadar kapan celana dalamnya dilepas, sekujur tubuhnya didekap dalam dekapan yang dingin.

Seketika, selimut sudah menyelimuti mereka berdua.

“Pelan sedikit..”

Walaupun gerakan Charles agak cepat, tapi dia juga cukup lembut. Sedikit demi sedikit mengecup tubuhnya dari atas sampai kebawah. Bahkan masih mencupang bagian bawah tulang dadanya.

Sejak saat ia menggunakan tangan membantunya saat itu, sebenarnya Veronica sudah memutuskan kalau akan menemaninya sampai selesai.

Sepertinya demi untuk membuatnya relax, Charles hampir mengecup seluruh tubuhnya.

Sebenarnya Veronica sangat gugup sampai kedua kakinya menyatu,tapi bibirnya tidak berhenti mendesah "ahh.”

“Ahhh!”

Karena terlalu malu, wajah Veronica pun tidak berani ia lihat.

Sorot matanya walau penuh dengan perasaan,tapi dia sangat menyadari pupil matanya yang menghitam cantik memancarkan kharismanya. Rambut yang berantakan diatas bantal putih, alisnya yang seperti bunga dibulan ketiga dan sepasang mata yang berkilau-kilau.

Dia merasa dirinya tidak seperti dia yang biasa,terlihat lebih lemah.

“Sakit..”

Veronica hampir memeluk seluruh leher Charles,dan ia benamkan diantara leher dan pundaknya,merasakan perasaaan sakit yang mengoyak.

Mata Veronica penuh dengan airmata, dia tahu apa yang mereka lakukan hari ini, melambangkan kalau dia dan Charles sudah menjadi suami istri.

Awalnya, saat Marco tidak menginginkannya, Charles juga sepertinya punya orang yang ia sukai. Keberadaannya juga seperti berada di ujung tanduk.

Dia yang awalnya adalah bunga yang sulit digapai, malah berubah menjadi barang tidak berharga diantara dua bersaudara. Marco tidak menginginkannya,Charles juga tidak begitu menyukainya.

Veronica mendekapnya erat, dan tiba-tiba bertanya dengan pelan,”Kita sudah menjadi suami istri kan?”

Charles tertegiun,dia mengecup kening penuh keringat Veronica dan menjawab pelan:”Bukankah kita memang suami istri.”

Sampai lama sekali, ruangan pun terdengar suara wanita mendesah:”Aku sudah tidak mau, apa kamu tidak bisa pelan-pelan sedikit...”

Tidak lama ada teriakan seperti kehilangan kontrol terdengar. Seolah digantung diawang-awang,dan kehabisan nafas.

Suara seperti inilah,yang terdengar berulang-ulang.

Sampai jam enam pagi.

Veronica terbangun dalam keadaan seluruh tubuhnya berada dalam dekapan Charles, ia pikir ia sedang bermimpi jadi ia mengusap-usap matanya. Baru ia mengingat kalau ia dan Charles melakukan itu lama sekali,sekarang pinggangnya sakit kakinya juga sakit, apa lelaki ini sudah lama sekali menahannya? Ini kan kali pertamanya, apa sedikitpun ia tidak memahaminya.

Hanya saja setelah itu ia menyadari kalau Charles sudah menyiapkan ini lama sekali, kalau tidak mana mungkin ia bisa kebetulan punya kondom.

Veronica mengembangkan senyum. Teringat pada ia yang kemarin malam marah kepadanya karena Andri Xie, lalu memaksanya berhubungan badan lagi dan lagi. Dan masih memaksanya mengatakan siapa suaminya, bodoh, tentu saja suaminya itu dia.

Ia perlahan mengedipkan matanya, tangannya menggambar wajah Charles di awang-awang. Benar-benar tampan, dia dimatanya, bagaimanapun tetap tampan.

Kita sudah jadi suami istri kan? Bukankah kita memang suami istri.

Tangannya tiba-tiba digenggam, tatapan tajam Charles sudah menatapnya. Wajah Veronica pun memerah, dia agak belum terbiasa dengan hubungan mereka yang tiba-tiba bisa seintim ini.

Dia ingin mengulurkan tangannya, tapi Charles memeluknya erat,sebelah tangannya masih berada di dadanya.

“Pagi.” Dia menarik wanitanya kehadapannya,dan mendekapnya dekat. Charles pun kembali memberinya French Kiss, baru ia berkata, ”Apa kamu lelah?”

“Iya....” Veronica membalikkan badannya,dan malah melihat tisu dan kondom didalam kotak sampah, semua itu membuat wajahnya memerah.

Mungkin karena menyadari arah pandangannya, Charles mengaku salah dan menjelaskan,”Kita sekarang tidak cocok punya anak.”

Sebenarnya Veronica tidak terpikir masalah anak, lagipula ia dan Charles baru punya hubungan seperti ini. Tapi dia tetap saja tidak menyangka kalau Charles tidak mau punya anak. Sebenarnya ia ingin bertanya kenapa, tapi kalimat itu sudah sampai bibir tapi malah tidak terucap, dan berganti ”lalu kapan kita boleh punya anak?”

Charles beranjak, lalu menoleh tiba-tiba, tidak lama baru ia menjawab, ”Aku tidak suka anak-anak,”

Veronica tertegun.

Dia yang sudah senang karena mereka berdua ada kemajuan, tiba-tiba dihempaskan dari ketinggian.

Kalau benar saling mencintai, dia seharusnya tidak akan mungkin tidak menginginkan anak dari mereka berdua.

Tapi dia bisa memahami, barangkali karena pertumbuhan Charles sedari kecil tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua, jadi dia berpikir seperti itu.

Tapi bisa jadi karena dia berpikir terlalu banyak, karena bisa jadi akhir-akhir ini memang belum cocok saja.

Veronica menepis pikiran yang tidak-tidaknya, saat ia membuka matanya Charles sudah selesai mandi dan mengganti bajunya ke baju olahraga dan bersiap pergi olahraga.

“Kamu masih ingin pergi olahraga?” Veronica melekukkan tubuhnya diatas kasur. Dia sekarang sedang tidak ingin bergerak, apa orang ini adalah superman? Dia bahkan masih ingin pergi olahraga!

“Sudah terbiasa.” Sebaliknya Charles terlihat begitu fresh, semangatnya juga penuh.”Kamu bangun dulu panggil sarapan, aku hanya pergi sebentar.”

Veronica membelokkan matanya, ternyata dia masih ingin pergi ke kantor bersamanya. Apa tidak bisa membiarkannya libur sehari saja?

Akhirnya Charles pun membalikkan badan dan beranjak. Veronica merasa kesal sebentar diatas kasur, baru ia perlahan beranjak dari kasur.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu