Unplanned Marriage - Bab 33 Dia ingin menikmatinya (2)

"Ve... Veronica ..." gumam Charles, suaranya serak dan rendah.

Dalam sekejap, dia sudah tiba di depannya, tiba-tiba dia mengulurkan tangannya pada Veronica.

“Apakah kamu sengaja?” Suara rendah pria itu ada di telinganya.

Bibirnya dengan lembut menyentuh telinganya.

Ini membuat Veronica tidak berdaya, dia hanya dapat bersandar pada Charles.

"Ah ... um ..." Dia mengerang.

Tangan Veronica terangkat lemah, melilit lehernya, memberi dirinya dukungan untuk berdiri.

Pandangan di mata Charles bahkan lebih gelap. Tangannya meremas pinggangnya dengan kuat.

Bibirnya tertutup olehnya, kekuatannya begitu besar sehingga Veronica tidak bisa bernapas.

Aroma berapi menyulut kabut di kamar mandi, dua tubuh yang bersatu tampak di cermin di depannya.

Matanya liar, seperti sedang menelan mangsa di depannya.

Dia mengisap keras, dan lidah lembut menghantam bibirnya, seolah-olah dia telah menghabiskan semua kekuatannya.

Veronica bahkan tidak menyangka Charles benar-benar seperti yang dikatakan Elena Lu, ini sudah di luar jangkauannya, dia hanya bisa berserah padanya.

Charles melepaskan bibirnya, menghembuskan napas panasnya ke telinganya.

Kaki Veronica dengan lembut menempel pada Charles, napasnya masih terengah-engah, tetapi Charles jelas tidak berencana untuk memberinya waktu untuk istirahat.

Tiba-tiba Charles membungkuk dan menggendong Veronica, menggantungkan kedua kaki Veronica ke pinggangnya.

"Ah!" Veronica berseru, lalu Charles mencium bibirnya dengan lembut.

Lembut sekali, seperti memperlakukan harta yang paling berharga.

Sentuhan lembut membawa getaran yang berbeda, tetapi itu juga membuat Veronica tidak bisa bernapas. Kemudian Charles meletakkannya diatas ranjang.

Dia menekan tubuhnya.

Bobot tubuh Charles membuat Veronica kesulitan bernafas. Veronica penasaran, dan juga panik akan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Veronica…” Charles tiba-tiba memanggil namanya, membuat Veronica semakin bergairah.

Melihat wajah Charles, ada gelombang impuls di hatinya yang ingin dia tempati.

Ini membuat wajah Veronica tiba-tiba berapi-api, "Aku ..."

Kata-kata itu berhenti, diikuti oleh ciuman berapi-api, dan sekali lagi menjadi ganas.

Dia mendongak sedikit dan merasakan tangan dinginnya menyelinap ke mantelnya, menyebabkannya getaran pada seluruh tubuhnya itu terasa lagi.

Dia mengulurkan tangan dan mengaitkannya di leher Charles. Dia mencium bibirnya dan merasa bahwa tubuhnya menjadi kaku karena inisiatifnya.

Tetapi pada saat Veronica menyentuhnya, dia merasa ingin tahu segalanya tentang Charles, dia ingin mereka menjadi lebih dekat lagi.

Ciuman itu semakin intens, panas dan melekat, seluruh tubuhnya dipelajari oleh Charles, dan ciuman panas itu jatuh di dadanya dan Charles menggigitnya dengan pelan.

Gerakan itu membuat Veronica mendesah, sehingga Veronica tidak dapat mengendalikan dirinya lagi.

Perasaan ini belum pernah ia alami sebelumnya, wajahnya penuh rasa ingin tahu, dan matanya berbinar-binar.

"Ah ... ah ..." Suara desahan Veronica, terus-menerus berdering di ruangan.

Dia tidak bisa menunggu lebih lama, matanya gelap, tetapi tiba-tiba, dering telepon berdering.