Istri Yang Sombong - Bab 325 Mainan Presiden Mu 2

“Nona Xia, kamu melihat bunganya yang jelek, atau orangnya yang tidak punya selera?” tanya Mu Shaotian dengan santai.

“Ada bedanya?”

“Tentu saja beda!”

“Bedanya dimana?!”

“Suasana hatimu tidak terlalu senang!” kata Mu Shaotian.

Xia Zixi meliriknya, dan tidak mengatakan apa-apa.

Tapi Mu Shaotian dapat merasakan ada sesuatu yang salah.

“Bagaimana? Perlu aku menggendongmu pergi mandi atau apa?!” tanya Mu Shaotian padanya.

“Tidak perlu, aku masih belum cacat!” Xia Zixi langsung turun dari tempat tidur, kemarin saat perawat datang, dia sengaja menyuruh orang mengantar sebuah kursi roda.

Tapi, sedikit ribet, terutama kakinya yang masih dipasang gypsum.

Melihat dia yang begitu ribet dan masih tidak bisa berdiri tegak, Mu Shaotian tidak tahan melihatnya lagi, dan langsung menggendongnya.

“Mu Shaotian kamu……”

Lalu, Mu Shaotian menaruhnya di kursi roda.

“Nona Xia, tidak ada gunanya keras kepala, yang susah itu diri sendiri!” Mu Shaotian menatapnya dan berkata dengan santai, “Wanita itu lembut sedikit lebih bagus!”

Xia Zixi duduk dikursi roda, setelah mendengar perkataan Mu Shaotian, dia tersenyum dan berkata, “Lembut juga harus lihat orangnya!” sambil mengayuh kursi roda ke kamar mandi, dengan postur sedikit canggung.

Mu shaotian menunggunya keluar, lalu membahas dia akan lembut kepada siapa.

Setelah mandi, Xia Zixi keluar, dan Mu Shaotian sudah menyiapkan sarapan.

Mu Shaotian kembali memeluk Xia Zixi ke tempat tidur, dia merasa pundak Mu Shaotian bertenaga, kuat, kelihatan kurus, tapi tak menyangka dia begitu bertenaga.

Mu Shaotian menengadah, kedua orang saling bertatap muka.

Pada saat itu, Xia Zixi tertegun, dan berkata, “Direktur Mu, kamu tidak perlu ke bekerja? Kamu “melayani” aku begini, aku tidak sanggup menerimanya!”

“Benarkah?”Kalau begitu nikmati saja!” kata Mu Shaotian dengan santai, dan berhasil mendapat lirikan dari Xia Zixi.

“Kalau bukan karena nenek, apa kamu akan datang melayaniku?” kata Xia Zixi.

Mendengar perkataannya, Mu Shaotian tertegun, dan berkata, “Dasar kamu tidak ada hati nurani!”

“Ehn!?”

“Tidak apa, makanlah!” kata Mu Shaotian.

Karena dia tidak mengatakannya, Xia Zixi juga tidak banyak bertanya, dan sarapan.

Makan beberapa suap, Xia Zixi terkejut, “Beli dimana? Rasanya enak!”

“Bibi Li yang membuatnya!” kata Mu Shaotian dengan santai.

Berbicara tentang Bibi Li, sudut mulut Xia Zixi menyeringai, “Pantas saja rasa nya begitu familiar, enak sekali, bantu aku sampaikan terima kasih pada Bibi Li!”

Mu Shaotian melirik Xia Zixi, wanita ini baik kepada siapapun, hanya kasar padanya seorang.

“Kamu sebentar lagi ke kantor kan?” tanya Xia Zixi pada Mu Shaotian.

“Kenapa？Tidak rela aku pergi!?”tanya Mu Shaotian menggoda mengangkatkan alisnya.

“Oh, bukan, aku ingin bilang, sudah tidak pagi lagi, lebih baik kamu lebih awal sedikit ke kantor!” kata Xia Zixi.

Hanya dengan satu kalimat, wajah Mu Shaotian langsung kusam.

Mu Shaotian mengerutkan alis, dan berkata dengan tidak senang, “Kamu mengusirku!?”

“Tidak ada!”

“Kamu barusan jelas-jelas ada!”

“Aku ini, bukannya karena memikirkan pekerjaanmu!” kata Xia Zixi.

Berbicara tentang ini, Mu Shaotian memberikan senyum dingin ejekan beberapa kali, senyum itu, membuat pundak Xia Zixi terasa geli.

“Xia Zixi, aku pernah melihat orang yang tidak punya hati nurani, tapi tidak pernah melihat orang selevel kamu yang tidak ada hati nuraninya!” selesai mengatakannya, Mu Shaotian meliriknya dengan tajam, lalu balik berbadan dan pergi, ‘pang’terdengar suara bantingan pintu.