Istri Yang Sombong - Bab 531 Meminta Kompensasi 1

Malam hari.

Selesai makan dengan Dudu, Xia Zixi pun pulang. Karena tahu bahwa Mu Shaotian masih sangat sibuk, setelah mandi dia langsung tidur.

Beberapa hari ini dia terus sibuk bolak-balik, memang agak lelah.

Begitu berbaring, tidak lama pun sudah tertidur.

Begitu nyenyak sampai dia bahkan tidak tahu kapan Mu Shaotian pulang.

Biasanya dia tidak tidur senyenyak ini, dia akan dengan mudah terbangun ketika ada sedikit suara, tetapi saat Mu Shaotian pulang, dia bahkan tidak menyadarinya sama sekali.

Sampai… … dia terbangun oleh gesekan.

Xia Zixi dengan setengah sadar membuka matanya. Saat menampak Mu Shaotian, dia bergumam, "Kamu sudah pulang?"

Mu Shaotian dengan lembut menciumnya, melihat dia yang tidur nyenyak, tergugah hatinya Mu Shaotian, "Iya!"

“Aku bangunin kamu?” Mu Shaotian bertanya dengan suara rendah, awalnya dia hanya ingin sekadar menciumnya lalu pergi mandi, tapi tidak sangka hanya menyentuhnya sudah tidak bisa menahan diri, ingin menyentuhnya lebih dalam.

“Iya… …” Xia Zixi merespons dengan malas.

"Bagaimana? Sangat capek?" Tanya Mu Shaotian, membelai wanita kecil menggemaskan yang ada di bawah tubuhnya ini, melihat Xia Zixi tidur begitu lelap, dia pun tahu bahwa Xia Zixi berlarian sana sini selama beberapa hari terakhir untuk menyelidiki masalah.

Xia Zixi mencoba membuka matanya, dia masih terlihat setengah sadar. “Iya!” Dia mengangguk, rambutnya yang lembut terurai, menambahkan kelembutan seorang wanita pada dirinya.

“Aku dengar, orang itu dibebaskan!” Kata Mu Shaotian.

Membahas ini, Xia Zixi mengulurkan tangan dan merangkul leher Mu Shaotian, mengangguk, “Iya!”

“Kamu berbuat begitu, berarti menyia-nyiakan apa yang sudah kamu selidiki selama ini!” Kata Mu Shaotian.

“Tapi aku juga tidak mau menyalahkan orang yang tidak bersalah!”

“Iyakah? Aku kira……” Mu Shaotian menciumnya dengan lembut, suaranya santai dan kabur, begitu mempesona.

“Kira apa?” Xia Zixi bertanya pada dia, mata agak menyipit, karena barusan bangun, suaranya masih serak, tapi itu malah membuatnya lebih menggemaskan.

Mu Shaotian tidak bicara, Xia Zixi seketika mengerti sesuatu, tertawa, “Tuan Mu, jangan-jangan kamu cemburu?”

Mu Shaotian mendongak dan melihat dia, wajah yang pesona membuat jantung orang berdebar-debar, “Kenapa? Aku tidak boleh cemburu?”

“Bukan tidak boleh, hanya saja tidak sesuai dengan gaya tuan Mu, begitu tidak percaya diri!”

“Ini tidak ada hubungannya dengan percaya diri, cemburu termasuk salah satu cara pria mengekspresikan perasaannya!”

“Oh, begitukah? Kalau begitu, tampaknya tuan Mu benar-benar cemburu!” Xia Zixi tertawa.

Mu Shaotian menatapnya, memandang senyumannya itu, jantung berdebar, mendekatinya, kedua tangan menangkup wajahnya, "Ya, benar, aku memang cemburu, kenapa, Xia Zixi, aku peringatkan kamu, seumur hidup ini, bahkan kehidupan selanjutnya, mata dan hati kamu hanya boleh ada aku seorang, kalau kamu berani mengkhawatirkan pria lain, aku tidak akan membiarkan kamu begitu saja!" Mu Shaotian memperingatkan Xia Zixi dengan tegas, nada suaranya itu terdengar kepedulian yang sangat kental.

Bagi Xia Zixi, setiap peringatannya merupakan kepedulian yang tak terungkapkan.

Karena peduli, takut kehilangan, sehingga berbuat demikian.

Xia Zixi tersenyum padanya. Tatapan penuh dengan kebahagiaan dan ketenangan. "Itu tergantung pada bagaimana kamu memperlakukan aku….."

Mendengar itu, Mu Shaotian tiba-tiba mendekatinya, menatap dia, “Aku mau kamu… …”

Xia Zixi, “……”

“Itu, Tuan Mu, aku sangat capek, istirahat dulu… …” Kata Xia Zixi, dia mengekspresikan bahwa dia sudah terbiasa dengan kata-kata seperti ini dari Mu Shaotian.

Mu Shaotian tersenyum, “Tapi aku tetap saja mau makan kamu!” Malam hari, lampu tidak dinyalakan, hanya bisa terdengar suara magnetik Mu Shaotian yang dilontarkan di dekat telinga Xia Zixi.