Istri Yang Sombong - Bab 627 Tindakan Penuh Semangat 1

Setelah pulang kerja Dudu langsung pergi ketoko hingga larut malam baru pulang kerumah.

Sebelum pulang, Dudu singgah ke rumah sewa di lantai bawah.

Saat Dudu tiba, pemiliknya baru saja mau pergi.

Kedua orang tua ini terkejut melihat Dudu.

Dudu sedikit tidak enak hati memandang mereka, “Kalian mau pergi?”

Kedua orang tua ini mengangguk, “Iya, pesawat malam ini, kita harus pergi ke bandara!”

“Permisi numpang tanya, rumah kalian sudah disewa belum?”tanya Dudu.

“Belum, waktunya terlalu mepet, tidak sempat!”

“Nah, kalau begitu bisa sewakan ke aku?” tanya Dudu.

Kedua orang tua ini memandang Dudu, “Bukannya kamu tinggal dilantai atas?”

“Aku……sebenarnya aku menyewanya untuk temanku, bukannya ini lebih efisien bisa saling menjaga!”ucap Dudu tersenyum.

Kedua orang tua ini tersenyum, “Kalau begitu, kami bisa tenang, ada orang yang membantu kami menjaga rumah!”

Dudu tersenyum, “Kalau begitu bisa sewakan untuk aku kan?”

“Tentu saja bisa, aku tenang menyewakannya padamu!”ucap wanita tua itu.

Dudu tersenyum, “Berapa harganya, sekarang kuberikan pada Anda!”

“Tidak tidak, tidak usah buru-buru!”wanita tua itu menyerahkan kunci pada Dudu, “Ada kamu yang membantu kami menjaga rumah, kami sudah tenang!”

“Tapi tetap saja harus beri uang!”ucap Dudu mengambil uang dari dompet.

“Nona Yang, tidak usah buru-buru, tunggu nanti kami kembali baru kasih juga tidak terlambat!”

(nama panjang Yang Dudu)

Dudu mencari dompetnya dan tidak ada banyak uang cash, lalu dia menengadah menatap mereka dan tersenyum malu, “Bolehkah?”

“Tentu saja boleh, kami percaya padamu!”

Dudu tersenyum, “Terima kasih banyak!”

“Harusnya kami yang berterimakasih padamu, kami juga tidak tenang sewakan rumah kami ke orang lain!”

“Kamu tenang saja, temanku pasti akan menjaga rumahmu dengan baik!”ucap Dudu tersenyum, hatinya berpikir, didunia ini masih banyak orang baik, beruntung sekali dirinya!

“Oke kalau begitu ini kunci kuserahkan padamu!”

“Terima kasih!”ucap Dudu tersenyum.

Lalu, kedua orang tua ini pergi, dan Dudu dengan khusus mengantar mereka kebawah, dia tahu mereka akan kembali satu tahun kemudian, dan tidak usah mencarinya lagi.

Setelah mereka pergi, Dudu langsung naik keatas, dengan senangnya memegang kunci, tidak peduli bagaimanapun harus menjaga rumah mereka dengan baik.

Saat Dudu pulang, A Shu sudah kembali, dan sudah selesai masak.

“Aku pulang!”ucap Dudu.

A Shu meliriknya sekilas, “Kenapa begitu malam!?”

“Sepulang kerja langsung ketoko, jadi sekarang baru pulang!Ucap Dudu, mengganti sepatu dan cuci tangan.

Dia yang duduk disana, melihat A Shu yang sudah selesai masak, mulai makan tanpa sungkan, dan baru menyadari masakan A Shu lebih enak dari masakannya.

“Tidak menyangka, masakanmu enak sekali!”ucap Dudu.

A Shu tersenyum tidak mengatakan apa-apa.

Saat ini, Dudu memandang A Shu, berpikir sejenak lalu bertanya, “A Shu, sekarang kamu tinggal dimana?”

“Di Hua Yang, kenapa?”tanya A Shu.

“Hua Yang? Bukannya itu jauh sekali dari sini?”

A Shu mengangguk, “Yah begitulah!”

“Terus kedepannya bagaimana kamu bisa menjagaku?”

A Shu.“……”

Menengadah memandang Dudu, “Kedepannya aku akan datang lebih awal!”

“Bagaimana kalau aku pulang lebih awal?”

A Shu,“……”

Memandang Dudu dan berkata, “Akan kupikirkan cara lain!”

Dudu tersenyum, “Tidak usah pikirkan, aku sudah ada cara!”

“Apa?”

Dudu tersenyum misterius, “Dibawah ada sepasang kakek nenek yang keluar negeri, mungkin satu tahun kemudian baru kembali, jadi menyewakannya padaku dengan harga murah, menyuruhku membantunya menjaga rumah!”ucap Dudu tersenyum bahagia.

A Shu,“……”

Memandang Dudu, ada semacam perasaan sungkan yang tidak terkatakan, dan kemudian, sudut mulutnya tersenyum dengan lembut.

Dudu mengerutkan kening melihat A Shu tidak berbicara, “Kenapa? Tidak suka?”

“Tidak!”

“Terus kapan kamu pindah kemari?”

“Kapan saja!”

“Ok, selesai makan pindah kemari!”

A Shu,“……”

Dudu ini sifatnya cepat berubah ya, membuat A Shu sedikit tidak terbiasa.

“Hari ini kamu sangat lelah, besok saja, kebetulan besok aku ada waktu, bisa pindah kemari!”

Dudu mengangguk mendengar ini, “Boleh juga!”mengingat ini, dia bangkit dan kembali lagi meletakkan kunci dimeja.“802!”

Memandang kunci dan menyimpannya, “Aku mengerti!”

Lalu, dua orang ini lanjut makan, suasana hati Dudu kelihatannya sangat bagus.

A Shu memandangnya, ada perasaan sungkan dalam hatinya yang tidak diungkapkan, hanya saja dia tetap makan dengan santai.

Setelah makan.

Setelah mandi Dudu duduk di sofa menonton TV, dia yang ingin makan buah, tanpa menyadarinya A Shu sudah pergi beli diluar.

Tapi ketika menunggu A Shu kembali, Dudu sudah kelelahan hingga tertidur disofa.

A Shu meletakkan buahnya dimeja, dan jalan menghampiri melihat Dudu yang tertidur disofa, kakinya yang panjang, dengan gaya tidurnya yang tidak sedap dipandang, dia tetap terlihat imut.

A Shu berjalan mendekat dan berjongkok didepannya, memperhatikan rambutnya yang terurai cantik, kulit putih dan wajahnya sangat mirip seperti anak kecil, yang perlahan menyentuh hatinya dengan lembut.

Dia menjulurkan tangan menyentuh rambutnya, semacam ada perasaan senang yang sulit untuk diungkapkan.

Hingga akhirnya, A Shu memeluknya dan membawanya kembali kekamar.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu