Istri Yang Sombong - Bab 723 Tidak Berani Menghadapi 2

“Silahkan, Nona!”

Xia Zixi mengangguk sambil tersenyum.

“Nona, ditempat kami ada papan harapan, apapun yang anda harapkan, anda bisa menempelkan permohonan anda di dindin, dan semua akan terkabul loh, anda ingin mencobanya!?” pelayan itu berkata sambil tersenyum, lalu menunjuk kearah dinding di sebuah sisi, sebuah papan hitam besar bagaikan papan tulis dijaman sekolah dulu, diatasnya tertempel berbagai macam kertas warna warni, ada warna pink, biru, hijau, terlihat begitu berwarna dan cantik.

Kalau dulu Xia Zixi mendengar ini, mungkin dia akan merasa ini sangat naïf, hanya mainan anak kecil.

Namun pelayan mengatakan, “Setiap permohonan merupakan sebuah penantian, meskipun tidak berhasil, dia tetap akan meninggalkan bekas indah dalam kenangan hidupmu!”

Xia Zixi mengangguk.

Pelayan tersenyum, menyodorkan pena juga kertas berwarna pink.

Xia Zixi menerimanya, ragu ingin menuliskan apa.

Pelayan berkata lagi, “Apapun bisa kamu tulis loh, ini akan ditempel diatas, sampai kamu datang berikutnya, kamu masih bisa menemukannya!”

Xia Zixi tersenyum, menuliskan satu baris kalimat, “Berharap mendapatkan sebuah hati, selamanya tidak berpisah, saling bergandeng tangan, hidup tua bersamanya!”

klaimat ini pernah muncul dalam syair kuno.

Jelas-jelas tulisan ini menunjukkan harapan terhadap cinta, namun Xia Zixi merasa kalimat ini lebih tepat untuk mengungkapkan perasaannya sekarang.

Perasaannya pada Mu Shaotian…

Setelah menulisnya, ia melihat tulisan yang ia tulis, lalu tersenyum.

“Harus tulis namanya ya, lalu menempelkannya, agar harapanmu bisa terkabul!” pelayan juga berkata sambil tersenyum.

Lalu Xia Zixi menulis namanya di sudut kanan bawah, lalu berjalan kesana, menempelkannya disamping bunga-bunga.

Pelayan yang melihat dari belakang, berkata sambil tersenyum ramah, “Harapanmu pasti akan terkabul!”

Xia Zixi tersenyum, melihat kearah sebuah kertas yang berda ditengah kertas warna warni, diatasnya etrtulis, ‘Aku ingin kita bisa bersama selamanya…….’

Tanpa sadar ada senyum tipis yan menghiasi sudut bibirnya.

Disini, ada berapa banyak harapan yang dititipkan.

Namun ada berapa banyak yang bisa terkabul….?

Akhirnya ia kembali ketempat duduknya, setelah meminum minumannya, Xia Zixi pun pergi.

Langit sudah gelap, lampu jalan yang samar, bintang di langit juga tidak bisa terlihat jelas, sama sekali tidak tahu bagaimana cuaca esok hari.

Ada yang mengatakan kalau langit dipenuhi bintang, esok hari pasti akan cerah, merupakan hari yang indah.

Hanya saja tidak tahu apakah hari esok untuknya akan seperti apa……

Ia berjalan perlahan menyusuri jalan, namun sama sekali tidak menelfon supir untuk datang menjemputnya.

Disaat seperti ini, ada sebuah mobil yang berjalan mendekat, berhenti disamping Xia Zixi.

Xia Zixi tercengang, lalu melihat orang yang turun dari atas mobil.

“A Ke?”

Dulu A Ke pernah melindunginya, terhadap pria yang dingin ini, Xia Zixi sama sekali tidak merasa benci, malah sangat berkesan dalam ingatannya, membuatnya merasa aman.

“Nona Xia!” A Ke menyapa Xia Zixi dengan datar.

“Kenapa kamu bisa ada disini?” Xia Zixi bertanya.

A Ke terdiam sejenak, lalu menjawab, “Karena lewat sini!”

Xia Zixi mengangguk dan berkata, “Sepertinya sudah lama tidak berjumpa denganmu!”

A Ke tidak banyak menjelaskan, melainkan hanya menatapnya, “Kamu, seorang diri?”

Xia Zixi mengangguk.

“Aku antar kamu pulang!”

“Tidak perlu…”

“Tidak apa, toh satu arah!”

Satu arah kah?

Tanpa menunggu reaksi Xia Zixi, A Ke sudah membukakan pintu untuknya.

Xia Zixi hanya bisa naik begitu saja.

A Hua mengendarai mobil dengan stabil.

“Kamu masih bekerja di Yun Rui?”

“Aku sudah tidak bekerja di Yun Rui!”

“Tidak? Tapi bukankah dulu kamu yang bertugas melindungiku?”

A Ke menyadari sesuatu, berkata, “Aku dibayar oleh Bos Mu!”

“Oh, ternyata begitu!” Xia Zixi mengangguk, juga tidak berpikir sembarangan.

Mobil melaju dijalan.

Melihat Xia Zixi tidak bicara, pandangannya lurus ke luar, pandangan A Ke juga tertuju kearahnya, ingin bertanya, nmaun bibirnya baru bergerak, akhirnya tidak jadi mengatakan.

Agak canggung.

Xia Zixi malah melihatnya, tersenyum : “Ada yang ingin dikatakan?”

A Ke menggeleng, “Tidak ada!”

Namun jelas-jelas Xia Zixi melihat dari sudut mata kalau ada yang ingin ia katakan.

“Ada aoa katakanlah, aku bukan Mu Shaotian, kamu juga tidak perlu berlaga cool dihadapanku!”

A Ke tersenyum…

Setelah ragu sesaat, akhirnya berkata, “Kamu, sedang tidak senang?”

Tidak menyangka, dia bisa menyadari dengan mudah kalau dia sedang tidak senang.

Xia Zixi bertanya, “Apakah aku menunjukkannya dengan begitu jelas?”

A Ke mengangguk dengan jujur, karena kalau bukan karena dia sedang tidak senang, pasti dibibirnya selalu dihiasi oleh senyuman, namun sekarang, dia terlihat begitu terluka.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu