Istri Yang Sombong - Bab 327 Saling Terikat 1

Namun, duduk di sana, entah kenapa terus terasa sangat ngantuk, akhirnya berbaring dan tertidur.

Xia Zixi tidur dengan sangat lelah, dia terus-menerus mengalami mimpi, adegan yang tak terhitung jumlahnya melintasi mimpinya, sangat berantakan, pada akhirnya, mimpi buruk membangunkannya.

Berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit, dahi diselubungi lapisan keringat dingin.

Tidur ini amat melelahkan.

Dia sudah lama tidak mengalami mimpi buruk, tidak sangka hari ini dia malah bermimpi buruk di rumah sakit.

Dia menggeleng-gelengkan kepala, duduk di atas ranjang, tidak pernah tidur dengan begitu lelah!

Mengambil ponsel, melihat notifikasi, tidak ada satu pun panggilan masuk, lalu Xia Zixi memasukkan kembali ponsel ke bawah bantal.

Tiba-tiba ingin keluar dan jalan-jalan, jadi Xia Zixi pun perlahan bergerak turun dari ranjang… …

Sisi lain.

Mu Shaotian berada di perusahaan, duduk di kursi putar, bentuk wajah yang menawan penuh kesuraman, tangan dengan santai memainkan ponsel, tetapi wanita itu masih saja belum meneleponnya, bahkan mengirimkan sebuah pesan teks pun tidak.

Memikirkan ini, raut mukanya semakin buruk.

Apakah dia begitu pengin menang?

Saat sedang berpikir, ponsel tiba-tiba berdering.

Dia terkejut, lalu segera mengambil ponsel, ketika melihat nomor yang muncul di layar, matanya seketika langsung kembali suram, menekan tombol angkat dan bersandar dengan malas, "Apa?!"

Setelah pihak sana mendengar perkataannya, mengolok-olok, "tampaknya kamu tidak berharap menerima panggilan telepon dariku!"

“Ada apa, langsung bilang!” dia sudah mengekspresikan bahwa sekarang dia sangat tidak senang.

“Kami ada di tempat biasa, mau datang tidak?”

Bengong sejenak, berkata, “Dua puluh menit!” Sesudah itu langsung mematikan telepon.

Di dalam suite bar.

Tiga lelaki tampan duduk di sana, masing-masing memiliki karakteristik mereka sendiri, memberikan perasaan yang berbeda kepada orang-orang, tetapi mereka semua begitu luar biasa hingga orang-orang tidak berani melihatnya.

“Kenapa? Apa yang dia katakan?” Xiao En memegang gelas bir, bertanya dengan pelan, suaranya sangat enak didengar.

“Dua puluh menit!” Kata Kuang Tianyou, ponsel langsung dilempar ke atas meja.

“Aku bilang sepuluh menit!” Ini adalah perkataan Mo Shaochen, nada suaranya penuh kepastian.

“Setuju!” Xiao En menyodorkan gelas, sudut bibir Mo Shaochen terangkat, keduanya saling menyentuh gelas dan minum.

Sesuai dugaan, sepuluh menit kemudian, Mu Shaotian muncul di suite.

Tampaknya dia tidak terlalu senang.

Xiao En memandangnya, “Kamu tidak perlu menampilkan sosok patah hati untuk datang menemui kami!”

Mu Shaotian sekilas melihatnya, lalu mengabaikannya, duduk dan mulai minum.

Sosok yang tidak senang terlihat dengan begitu jelas.

“Kenapa? berengkar?” Kuang Tianyou bertanya padanya dengan mengangkat alis.

“Aku tidak tahu apa yang kamu katakan!” Mu Shaotian mengangkat kelopak, meskipun mulutnya tidak mengaku, tapi ekspresinya sudah mengkhianati dirinya sendiri.

Kuang Tianyou tersenyum, memandang Mu Shaotian, “Iyakah? Tapi barusan dia malah menelepon aku… …”

Membahas ini, Mu Shaotian langsung mendongak, kening berkerut, melihat dia dengan ragu, “Dia menelepon kamu? Apa yang dia katakan?”

Kuang Tianyou tertawa, “Ternyata pria yang sedang jatuh cinta, IQ juga menjadi nol!”

Mendengar perkataan itu, Mu Shaotian memutar mata padanya.

Xiao En dan Mo Shaochen terus duduk di samping dan mengamati interaksi mereka, lalu berkata.

“Tianyou, sekarang kamu masih tidak mau mengalah?” Tanya Xiao En.

Kuang Tianyou menoleh ke mereka, Mo Shaochen duduk di samping, dengan santai mengambil gelas bir, ekspresi seperti sedang menyaksikan drama yang asyik.

Mendengar itu, Mu Shaotian melihat mereka, “Apa yang kalian pertaruhkan?”