Istri Yang Sombong - Bab 674 Masa Depan A Shu 3

Hanya saja hati Dudu tidak bisa tidak merasa kasihan padanya.

Waktu dua hari berlalu begitu saja.

Hari ketiga di sore hari, ada sebuah mobil berhenti didepan toko mereka.

Dua hari ini telah berlalu, Dudu dan A Shu sudah melupakan masalah ini, tidak ada yang mengungkitnya lagi, tapi siapa sangka Peter datang mencari ke sini.

“Halo, kita bertemu lagi!”ucap Peter tersenyum menatap A Shu, tatapan Peter penuh nikmat.

Bagi A Shu, Peter pasti memiliki kekuasaan, kalau tidak mustahil dia bisa mencari kemari.

A Shu sekali menatapnya sudah bisa langsung mengenalinya, tapi tidak ada begitu banyak kesan, A Shu hanya berkata dengan santai, “Apa kabar, kebetulan sekali, ada perlu apa?”tanya A Shu sebagai pegawai profesional.

“Bukan kebetulan, aku khusus datang mencarimu!”ucap Peter to the point.

Ketika melihat Peter, Dudu tahu kesempatan A Shu sudah datang.

“Bisa keluar bicara sebentar?”tanya Peter.

“Aku sekarang lagi bekerja……”

“Bisa, bisa!”A Shu baru saja mau menolak, Dudu sudah duluan mewakili A Shu menjawabnya.

Peter melirik Dudu dengan senyum di mulutnya.

“Tidak apa-apa, bisa ngobrol, lagian sore ini juga tidak begitu sibuk!”ucap Dudu.

A Shu yang mendengar ini menoleh memandang Dudu, wanita mata duitan ini rela membiarkannya pergi……

“Tidak akan memakan waktu lama!”ucap Peter begitu, apalagi yang bisa dikatakan A Shu, selain mengangguk.

Lalu, A Shu mau tidak mau keluar dengan Peter.

Melihat A Shu naik mobil, tiba-tiba Dudu merasa semenjak saat itu, mereka adalah orang di dua dunia yang berbeda.

Setelah menjadi artis, akan ada banyak orang disekelilingnya, mungkin kedepannya mereka tidak akan bisa bertemu seperti ini lagi.

Tapi tidak apa-apa, Dudu tidak bisa menyuruh A Shu selamanya tinggal disini……

Saat ini, An An melihat dari samping, “Kak Dudu, orang itu siapa?”

Dudu melihat mobil itu menghilang baru menjawab, “Agen perusahaan entertainment……”

Di dalam cafe.

Peter memandang A Shu melepaskan kacamatanya, sekali lagi dia memandang A Shu, ini adalah orang yang dicarinya.

“Ku kira kamu akan meneleponku!”ucap Peter.

A Shu memandangnya tanpa ekspresi, “Sudah ku katakan, aku tidak tertarik!”

“Segala sesuatu dilakukan bukan karena suka, sejak lahir kamu adalah pekerja seni!”ucap Peter yakin.

“Maaf, ku kira aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas, aku tidak tertarik!”ucap A Shu.

“Tidak tertarik, atau ada sesuatu yang tidak bisa dilepaskan?”

A Shu mengerutkan kening memandangnya.

“Nahh, aku ini bukan orang yang tidak bisa diajak kompromi, selama masih dalam batas wajar, aku masih bisa menerimanya!”

“Kenapa harus mencariku?”ucap A Shu.

“Karena aku tahu, kamu pasti akan terkenal!”

“Tidakkah kamu terlalu percaya diri!”

Peter tersenyum, “Orang yang berada dinaunganku, sampai sekarang tidak ada yang tidak terkenal, sekalipun orang tidak jelas, aku bisa membuatnya terkenal, jangankan kamu yang sejak lahir ditakdirkan menjadi artis!”

A Shu memandangnya dan haruskah A Shu berterima kasih atas pujiannya?

“Bagaimana kamu bisa mencariku!?”ucap A Shu.

“Ini semua harus berterima kasih pada poster didepan toko kalian, raja manis……”Peter tersenyum mengucapkan ini, kalau bukan karena tidak sengaja melihat orang perusahaan memfoto poster ini, Peter tidak akan bisa menemukannya.

Berbicara tentang ini, A Shu mengingat Dudu, mulutnya tersenyum.

“Bagaimana? Mau ikut aku tidak? Ku jamin dalam satu tahun, aku bisa membuatmu terkenal sampai seantero jagat raja, bahkan sampai internasional!”

A Shu memandangnya, “Aku tidak begitu serakah, tapi aku punya satu syarat!”

“Syarat apa?”

A Shu memandang Peter menyipitkan mata.

Sampai malam, A Shu juga tidak kunjung kembali.

Setelah toko tutup, Dudu seorang diri menyetir mobil pulang.

Ini pertama kalinya tidak ada A Shu yang menemani, memang sedikit tidak terbiasa.

Dudu yang sedang menyetir, pikirannya terus memikirkan A Shu.

Hingga akhirnya Dudu menggelengkan kepala, “Ok, Yang Dudu, jangan dipikirkan lagi, sebelum mengenal A Shu, kamu juga selalu sendirian kan? Sekarang takut apa sendirian!”

Berpikir tentang ini, Dudu kembali bersemangat dan melaju kencang pulang kerumah.

Mengingat tidak ada yang memasak, dan Dudu juga malas masak, dia langsung memesan delivery.

Dudu merasa kehilangan, seorang diri duduk di ruang makan.

Meskipun Dudu mengingatkan dirinya puluh ribuan kali, tapi tetap tidak bisa menahan kehilangan ini.

Eeiish, sudah terbiasa ada orang disamping, tiba-tiba tidak ada.

Dudu memandang Hp-nya, setelah A Shu pergi dari sore hari sampai sekarang tidak ada satu panggilan telepon pun.

Dudu tiba-tiba merasa tidak ada nafsu makan, dia berjalan kearah sofa menyalakan TV, tapi tatapannya selalu mengarah ke HP, selang beberapa detik melihatnya sekali, tapi tidak kunjung ada telepon masuk.

Dudu bahkan sempat curiga Hp-nya tidak ada kuota, atau sudah habis baterai.

Kalau tidak, A Shu tidak pernah tidak meneleponnya untuk waktu yang lama!

Dudu hampir gila tersiksa oleh perasaan ini!

Aaah!

Teriak Dudu.

“Yang Dudu, bukankah kamu sendiri yang menginginkan A Shu pergi, kenapa sekarang malah menantikan sesuatu!”teriak Dudu menangis, lalu mengambil makanan di depannya dan terus makan.

Sesuap demi sesuap, dimasukkan kedalam mulutnya, tapi setelah makan dua suap, masih tidak ada nafsu, lalu Dudu tidak memakannya dan langsung meninggalkannya di meja.

Memeluk guling disofa menonton TV.

Detik demi detik berlalu.

Tatapan Dudu masih tidak bisa lepas dari HP, tapi hatinya sudah lebih tenang.

Dudu berpikir, mungkin mulai hari ini, A Shu tidak akan kembali kesini lagi.

Dengan pemikiran seperti itu, Dudu sangat kesepian dirumah yang tidak terlalu besar.

Dengan cara ini, Dudu tertidur di sofa.

Bangun keeesokan harinya

Dudu terbangun karena mendengar suara berisik.

Dudu membuka matanya, lalu ketika dia melihat A Shu, Dudu terkejut, dan sedikit tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Lalu, ketika melihat dirinya diselimuti, dia baru sadar dirinya tidak salah lihat.

“Shu……”panggil Dudu.

A Shu menoleh memandang suara itu berasal, “Sudah bangun?”

“Kamu, bukankah……”ucap Dudu duduk tidak tahu harus mengatakan apa melihatnya.

“Ayo bangun sarapan!”ucap A Shu tersenyum seperti biasa.

Dudu duduk disana cukup lama tidak bergerak.

A Shu yang melihat Dudu tidak kunjung kemari, dia menghampiri Dudu.

“Kenapa?”masih tidak mau bangun sarapan, nanti telat ketoko!”

“Bukankah kamu sudah pergi?”tanya Dudu memandangnya.

“Bukankah aku sudah kembali?”tanya A Shu memandangnya.

“Tapi……”Dudu memandangnya tidak tahu harus mengatakan apa bagusnya, Dudu yang baru bangun pikirannya masih kacau.

A Shu jongkok dihadapannya, “Tapi apa?”

Dudu mengedipkan mata, “Ba, bagaimana dengan hasil pembicaraanmu dengan Peter?”

A Shu tersenyum, “Kamu berharap hasil yang seperti apa?”

“Aku……”Dudu tidak tahu harus mengatakan apa.

Di satu sisi Dudu berharap A Shu pergi, tapi disatu sisi Dudu tahu, kalau A Shu pergi, kedepannya mereka akan berada didunia yang berbeda.

“Ku hargai pilihanmu!”ucap Dudu.

“Aku sudah menyetujuinya……”ucap A Shu.

Dudu terkejut memandang A Shu.

Jelas-jelas ini kesempatan yang Dudu berikan pada A Shu, jelas-jelas Dudu yang memaksa A Shu mengobrol dengan Peter.

Jelas-jelas……

Selama Dudu bisa sedikit lebih egois, Dudu bisa tidak membiarkan A Shu pergi……

Tapi Dudu tetap membiarkan A Shu pergi, kenapa mendengar jawaban ini, hati Dudu sedikit tidak nyaman dan sedih!

Bukankah ini yang diharapkannya?

Selama A Shu baik-baik saja, bukankah itu sudah bisa?

Tapi kenapa, hatinya sakit?

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu