Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 83 Persidangan

"Tidak perlu, aku bukan sedang membantumu, hanya tidak ingin hal ini mempengaruhi perusahaan dan proyek kerja sama BTT saja. Selain itu, seharusnya kamu berterima kasih kepada Paman Kris, dengan ada bantuan dia masalah ini baru bisa diselesaikan."

"Baik, jika ada kesempatan aku akan berterima kasih kepadanya."

Elina tidak memberi tanggapan, langsung berjalan ke pintu kantornya, menarik pintu dan berjalan masuk.

Beberapa saat kemudian, dia keluar lagi, berdiri di depan pintu dan bertanya: "Apakah kamu sudah memesan tiket pesawat?"

"Sudah memesannya, penerbangan pukul 7.00."

"Pesankan satu tiket pesawat juga untukku."

Aku terdiam sejenak: "Kamu juga pergi?"

"Iya, akhir-akhir ini tidak ada hal yang sangat penting di perusahaan, proyek BTT tidak boleh ada sedikit pun kesalahan, aku khawatir kamu tidak bisa menanganinya sendirian, jadi aku memutuskan untuk meminta maaf kepada tuan Avara secara pribadi.

"Satu hal lagi, siang tadi orang dari HRD datang memberikan surat pembatalan kerja denganmu kepadaku, aku belum tanda tangan, kemudian aku juga bertemu dengan Jhony, saat itu ada beberapa pimpinan dari departemen lain disana, Jhony mengatakan ingin memecatmu, aku tidak menyetujuinya, dia mengatakan bahwa sore nanti dia dan beberapa pimpinan lain akan mencarimu untuk mengadakan rapat, meminta kamu untuk menjelaskan seluk beluk masalah, kemudian baru membuat keputusan, tiba saatnya nanti aku belum tentu bisa membantumu, karena Tuan Ferdi sudah mengetahui hal ini, dia juga merasa tidak senang."

Setelah mengatakannya, Elina kembali ke kentornya tanpa menunggu aku memberi tanggapan.

orang yang Elina sebutkan tadi adalah Bos dari perusahaan Tekno ZWK yang bernama Ferdi, masalah yang terjadi tadi pagi sangat heboh, aku memukul Alberko yang berteriak dengan keras, hal ini pasti akan sampai di telinga Bos.

aku tidak terlalu mementingkan hal ini, bagus jika bisa tetap bekerja disini, karena sebenarnya pekerjaan ini lumayan bagus, dan yang lebih penting lagi adalah aku bisa membuat Mark merasa sangat tidak senang.

Jika tidak bisa tetap bekerja disini juga tidak apa, bukan masalah yang terlalu besar.

Hal yang patut untuk disenangi adalah Elina telah membantuku semampunya.

Beberapa saat kemudian, Elina mengirimkan informasi identitasnya kepadaku melalui QQ, aku juga memesankan satu lembar tiket pesawat untuknya, kebetulan pada waktu penerbangan yang sama masih ada tempat duduk.

Sebenarnya dia ikut pergi juga lumayan bagus, setidaknya aku tidak akan merasa sangat bosan.

Ketika waktu sudah hampir menunjukkan pukul tiga, aku menerima telepon dari HRD, memintaku untuk ke ruang konferensi kecil untuk rapat, seperti apa yang Elina katakan tadi ini adalah rapat yang mirip seperti persidangan.

Meletakkan telepon, ketika aku baru berdiri untuk meninggalkann ruangan, Elina keluar dari kantornya, menatapku sejenak, berkata: "Apakah kamu sudah mendapat pemberitahuan?"

"Sudah."

Elina berjalan urus kedalam koridor, kemudian berkata: "Ayo, nanti kamu sendiri berhati-hatilah."

Aku tersenyum, tidak mengatakan apapun, hanya mengikuti Elina ke ruang konferensi dengan tenang.

Ketika membuka pintu dan masuk kedalam, aku menyadari sudah ada beberapa orang yang duduk di salah satu sisi meja rapat yang panjang, sebagian besar diantaranyaaku tidak aku kenali, seharusnya mereka adalah pimpinan departemen lain yang belum aku jumpai.

Jhony duduk dekat tengah, disampingnya terdapat 2 tempat duduk yang kosong, Elina duduk di salah satu kursi kosong itu, menyisakan tempat duduk yang di tengah.

Kelihatannya, nanti Bos Ferdi juga akan datang.

Berbicara secara logis, aku hanya asisten Elina yang tidak termasuk apa-apa, jika ingin dipecat, maka akan dipecat, paling-paling ini hanya menjadi konflikl kecil bagi Elina dan Jhony saja, tidak layak bagi Bos untuk datang menangani hal kecil seperti ini.

Namun dibalik hal ini masih ada campur tangan Mark, mungkin Ferdi sudah mengetahuinya, bagi orang yang ada di level seperti ini, asisten kecil sepertiku ini tidaklah penting, yang penting adalah kerja sama antar perusahaan.

Hal ini sangat memungkinkan akan berkembang menjadi pertaruhan antara Elina dan Mark, Perusahaan Tekno ZWK hanya merupakan anak perusahaan dari perusahaan Yufine, selain merupakan orang paling berkuasa kedua dalam perusahaan, Mark juga merupakan anak dari salah satu pemegang saham, Elina lebih hebat lagi, presdir perusahaan yang sekarang bermarga Bai, baik itu ayahnya atau kakeknya atau sanak saudara lainnya, statusnya tidak akan lebih rendah dari Mark.

Mungkin Ferdi masih perlu melihat reaksi keluarga Gong, juga lebih peru melihat reaksi keluarga Bai, ketika kedua generasi kedua ini sama-sama bersikeras, orang yang berada di tengah sangat kesulitan, jika melakukan kesalahan bisa saja menyinggung kedua belah pihak.

Setelah memasuki ruang konferensi, asisten cantik Jhony yang mengenakan kaca mata hitam itu menunjuk ke sisi meja rapat lainnya: "Roman, kamu duduk disana."

Aku tidak menjawabnya, langsung berjalan lurus ke seberang dan duduk di tempat duduk yang kosong.

Di sisi ini semuanya kosong, semua orang duduk diseberangku, ini benar-benar sebuah persidangan.

Tidak ada orang yang bersuara, mereka seperti sedang menunggu Ferdi, selain Jhony dan Elina, beberapa pimpinan dari perusahaan menatapku tanpa ekspresi.

Ruang konferensi sangat tenang, seperti memberi beban kepada tersangka sebelum persidangan, agar tersangka merasa tertekan dan menyerah terlebih dulu.

Namun aku sangat tenang, tidak merasa panik sedikit pun, memadangi pot binga palsu diatas meja rapat.

Karena sekalipun sekelompok pebisnis elit yang duduk diseberangku ini bekerja sama, juga tidak akan bisa mengalahkan aku.

Namun aku akan menanggapi rapat kali ini dengan sangat serius, karena yang paling baik yang bisa bertahan, membiarkan Mark menghabiskan uang tanpa mencapai tujuannya akan membuat dia marah karena malu namun juga merasa tidak berdaya.

Setelah duduk dengan tenang selama sekitar 5 menit, akhirnya pintu ruang konferensi terbuka, seorang pria paruh baya yang bertubuh tinggi berjalan masuk, dia adalah Bos dari Perusahaan Tekno ZWK, Ferdi, kelihatannya dia tidak berbeda jauh dengan yang di foto.

“ Tuan Ferdi.”

Satu per satu orang yang ada dalam ruang konferensi bangkit berdiri dan menyapa Ferdi.

Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepala kepada para pimpinan, kemudian duduk di kursi kosong yang ada diseberangku.

Beberapa orang itu tidak berbicara lagi, mereka seperti sedang menunggu Ferdi untuk membuka mulut, dan Ferdi menatapku dengan seksama, satu menit kemudian baru berbicara dengan orang disampingnya dengan sedikit ragu: "Apakah masih ada rekan kerja lainnya yang tidak datang? Jika tidak ada lagi maka mulai saja."

"Baik Tuan Ferdi."

Jhony melanjutkan percakapan, dia berdeham, kemudian menatapku dengan serius, dan berkata: "Roman, tolong beri tahu kami apa yang terjadi pagi ini, dan jelaskan asal video itu secara rinci, jangan lewatkan detail apa pun. "

Aku menganggukkan kepala: "Kita bicara tentang video terlebih dahulu, dimulai dari proyek BTT di Thailand ..."

Aku menceritakan bagaimana perjuanganku untuk memperoleh proyek BTT dengan tenang, bagaimana Aberko menghancurkannya, dan bagaimana caraku menjebak Aberko dan Avara ke Gay Bar, menyebabkan mereka salah paham dan memperburuk hubungan mereka, menekankan alasan mengapa perusahaan bisa memenangkan proyek BTT ini adalah karena mengandalkan rencana yang kurang mulia ini.

Mengatakan sampai disini, Ferdi memotong perkataanku, bertanya kepada Elina tentang kebenaran dari perkataan ini.

Elina juga mengatakan bahwa yang aku katakan adalah yang sebenarnya, dan mengatakan bahwa ketika itu dia juga ada di sana.

Ketika aku hendak lanjut berbicara, Jhony menyela: "Roman, oke kamu mengajak Aberko dan Avara untuk bertemu bar, asal tujuanmu tercapai maka sudah cukup, kenapa kamu masih merekam video?"

Aku tersenyum tipis: "Aku khawatir hubungan antara Avara dan Aberko tidak berubah buruk, jadi aku merekam video itu, jika Avara masih bekerja sama dengan Aberko, aku bisa mengancam mereka dengan video itu dan terus bersaing untuk mendapatkan proyek tersebut."

Begitu kata-kata ini selesai dikatakan, para pimpinan perusahaan yang duduk di seberang mengerutkan kening mereka, kemudian membahas sesuatu dengan berbisik.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu