Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 182 Kamu Tidak Bisa Berenang

Pemandu wisata itu hanya menjemput Wenny dan lainnya di Bangkok, karena Phuket tidak terlalu besar, dan Harry Huang juga sudah pernah datang, jadi dia bilang tidak memerlukan pemandu wisata, tetapi pemesanan hotel dan penjemputan di bandara tetap memerlukan bantuan orang lain.

Setelah memesan kamar dan mobil, aku berbincang-bincang tentang cuaca dan lingkungan di sini kepada Elina, tidak lama kemudian Elina mengatakan jika dia sudah mau istirahat.

Aku tidak buru-buru menutup telepon, melainkan mengirim pesan kepada Wenny bilang jika besok Elina akan tiba.

Tampaknya Wenny sangat senang, dia bilang besok mau bersamaku pergi jemput di bandara.

Aku bilang tidak perlu, lalu mengingatkan dia dengan tidak terlalu jelas agar jangan membahas masalah dulu kepada Elina, yaitu semua yang hari ini kubahas dengannya.

Wenny langsung janji dengan bersumpah.

Sebenarnya aku juga tahu jika dia bukan orang yang suka cari masalah, dapat dilihat jika dia tidak jahat.

Pagi hari esok, aku menunggu mobil dari pemandu wisata di depan hotel, kemudian pergi ke bandara menunggu.

Bandara Internasional Phuket lumayan jauh ke Pa Tong, aku tidak ingin membiarkan Elina naik bus, tetapi jika tidak memesan mobil antar jemput lebih awal, maka hanya ada mini bus dan taksi saja. Mini bus walaupun murah, tetapi sangat lambat, di tengah jalan mungkin berhenti dan merekomendasikan tempat-tempat wisata, semalam aku naik mobil seperti ini, sungguh tidak enak sama sekali.

Biaya taksi malah sangat mahal, sekitar 400an ribu.

Memesan mobil malah mau lebih murah 50%, biasanya sekitar 160 hingga 200 ribu saja. Mobil yang dicarikan pemandu wisata ini lebih murah, hanya 160 ribu saja.

Sekitar jam 10, aku melihat Elina di depan pintu bandara.

Dia memakai topi penghalang matahari warna krem dengan sebuah pita merah, baju kaos putih, rok midi berwarna hijau mudah, sandal berbunga, sehingga membuat dia terdapat sedikit muda di dalam rasa anggunnya.

Sebelumnya saat di Chiang Mai pergi bermain ke area universitas, dia juga pernah memakai baju seperti ini, saat itu aku merasa dia berbeda total dengan Direktur Elina yang biasa di perusahaan, sekarang dia juga memberiku rasa yang sama.

Setelah pesawat tiba yaitu saat pintu keluar bandara dipenuhi dengan orang-orang, dia berjalan di antara keramaian pastinya sangat menarik perhatian banyak orang, aku bahkan melihat seorang pria yang mendekatinya, seolah-olah dengan alasan menarik barang bawaannya untuk mendekatinya.

Tetapi Elina langsung menolaknya, kemudian dia berjalan mengikuti orang-orang dan melihat ke pintu keluar.

Saat dia melihat kemari, aku melambaikan tangan kepadanya, wajah dia menampilkan senyuman yang indah kemudian berjalan kemari dengan cepat.

Aku mengambil barang bawaannya lalu sambil tersenyum berkata: "Hari ini kamu cantik sekali, bahkan ada pria yang mendekatimu."

Dia tersenyum: "Apakah dulu aku tidak cantik?"

"Bukan, dulu kamu juga sangat cantik, hanya saja gaya hari ini berbeda."

"Dulu aku juga pernah berpakaian begitu."

"Dulu kamu tidak tertawa hingga begitu indah."

Dia cemberut: "Sembarangan."

"Ayo naik ke mobil, pria yang barusan lewat itu sedikit canggung."

Dia tertawa dan tidak menolehkan kepala melihat pria yang canggung itu, melainkan langsung melewati sampingku.

40an menit kemudian, kita tiba di hotel, setelah mengurus prosedurnya, aku membantu dia membawa barang bawaannya ke dalam kamar dan bertanya: "Kamu mau istirahat dulu atau sekarang langsung keluar bermain?"

"Sekarang langsung pergi saja, aku ingin jalan-jalan ke pantai. Oh iya, dimana Wenny dan yang lainnya?"

"Mereka sudah pergi ke pantai."

"Kalau begitu ayo pergi."

Sambil mengatakan, Elina langsung keluar tanpa merapikan barang bawaannya .

Aku sedikit kehabisan kata, setelah berpikir aku bertanya: " Apakah kamu mau berenang di laut? Jika mau berenang, kamu ganti baju renang saja dulu."

Elina terdiam sebentar kemudian berkata sambil menggelengkan kepala: "Tidak perlu, aku tidak berenang."

"Kamu tidak bisa berenang?"

"Bukan, dengar kabar ombak angin di pantai sangat besar, dan juga sangat banyak orang di pantai Pa Tong, jadi aku tidak ingin berenang.

Aku tiba-tiba menyadarinya, kemudian menggarukkan kepala sambil berkata: "Jika kamu ingin berenang di laut, kita bisa mencari pantai yang ombak anginnya lebih tenang dan tidak banyak orang."

"Tidak, kita pergi jalan-jalan saja."

Aku sedikit kecewa karena tidak bisa melihat penampilannya memakai bikini.

Itu adalah pemandangan yang sudah kuharapkan sangat lama.

Semoga malam ini atau besok bisa melihatnya.

Setelah kembali ke lobi hotel, aku tiba-tiba menyadari jika Wenny berdiri di lobi hotel seolah-olah sedang menunggu kita.

"Kak Elina." setelah melihat Elina, Wenny langsung menjadi senang dan berjalan kemari.

"Halo, kita bertemu lagi. Oh ya, kenapa kamu di sini?" Elina juga pergi menyambutnya dan memeluknya dengan senang.

Aku di samping diam-diam melihat mereka berbicara, lalu memerhatikan setiap ekspresi dan gerak gerik Wenny.

Semalam dia bilang dirinya tidak akan benci Elina, walaupun dia sudah tahu jika aku masuk penjara karena Elina, dia juga tidak pernah menyalahkannya, bahkan sudah menjadi teman baik dengan Elina.

Sekarang semua gerak geriknya setelah bertemu lagi dengan Elina bukanlah pura-pura, setidaknya aku merasa begitu.

Mereka berbincang beberapa kata kemudian saling berpegangan tangan berjalan keluar tanpa memanggilku sama sekali.

Aku sedikit kehabisan kata, aku hanya bisa ikut dari belakang dengan pelan-pelan.

Biasanya saat 2 wanita yang memiliki hubungan baik keluar jalan-jalan dengan seorang pria, maka pria itu biasanya akan dicuekin, karena wanita bisa dengan sangat dekat bergandengan tangan dan bermain, dan pria malah hanya bisa menjadi tukang angkat tas dan ambil barang.

Sekarang aku seperti ini, walaupun Wenny dan Elina tidak bawa tas, tetapi mereka sama sekali tidak memedulikan aku.

Sesampai ke pantai Pa Tong, mereka masih saling bergandengan tangan dan menginjak ombak putih dengan pelan, sambil berbincang-bincang dengan suara yang ringan.

Aku mengikuti sebentar, setelah melihat Bayu dan lainnya, aku langsung meninggalkan 2 wanita ini dan pergi duduk di samping Bayu.

Wenny membalikkan kepalanya melihat aku sekilas, saat itu seolah-olah aku melihat rasa licik dan puas di matanya.

Aku sedikit kehilangan akal, ternyata dia sengaja.

Sekitar setengah jam kemudian, sepertinya mereka sudah mulai lelah dan akhirnya mereka kembali dari jalan-jalan.

Elina duduk di sampingku, dia melepas sepatunya dan meregangkan kakinya.

Memperlihatkan betisnya yang seimbang dan putih, bagiku itu adalah godaan yang sangat kuat.

"Apa kamu tidak pergi berenang?" dia tiba-tiba menolehkan kepalanya dan bertanya.

Aku menggelengkan kepala: "Kamu tidak menemani aku berenang, tidak enak sendirian."

"Aku tidak pakai baju renang."

"Sekarang juga bisa pergi ganti, lagi pula hotel juga tidak jauh, beberapa menit sudah sampai."

Elina mencemberutkan mulutnya: "Kamu sangat ingin aku berenang, jangan-jangan kamu sedang berpikiran buruk."

Aku kehabisan kata: "Direktur Elina, apakah aku terlihat seperti orang itu?"

"Iya."

Mendengar jawaban Elina yang sangat terus terang, aku tiba-tiba kehabisan kata menjawab dia, aku memang memiliki maksud lain, tetapi hanya ingin melihat dia memakai bikini saja bukan berpikiran buruk, kan?

Melihat aku tidak berkata apapun, ekspresi Elina langsung menampakkan menjadi senang, tidak disangka ekspresinya malah terlihat mirip dengan Wenny tadi.

Sejak terjadinya perselisihan beberapa hari yang lalu aku dengan Sungky di barnya, setelah Elina mengajak keluar makan malam, hubungan kita juga membaik, bahkan menjadi lebih akrab dari dulu.

Kertas jendela itu tampaknya semakin lama semakin tipis, mungkin tidak perlu sengaja dibolongi juga bisa koyak kapan saja.

Aku juga tidak tahu apakah begitu terus adalah benar atau salah.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu