Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 195 Jaga-Jaga

Tiba di depan pintu kamar, Elina membalikkan kepalanya dan bertanya: "Roman, apa kamu mau keluar?"

Aku menganggukkan kepala: "Iya, mau keluar dengan Aldi dan lainnya."

"Pergi mencari Clay?"

"Iya." aku menjawab dengan tenang.

Elina sangat pintar, jadi pastinya tidak bisa disembunyikan dari dia.

Dia mengerutkan alisnya: "Jangan pergi, bisa? Perselisihan kalian tidak termasuk terlalu dalam, belum sampai tahap benci, tetapi jika kamu melakukan sesuatu terhadap Clay, maka masalah ini mungkin tidak akan selesai. Keluarga Gong tidak akan membiarkanmu begitu saja, aku kenal mereka, mereka tidak pernah rugi, sekeluarga mereka semua seperti ini."

"Tidak bisa jika tidak pergi." aku menepuk pundaknya dengan ringan, "Tenang saja, aku tidak akan ada masalah, tapi jika kali ini aku tidak melawan, Keluarga Gong akan menganggap aku adalah orang yang tidak berdaya, mereka hanya bisa berubah menjadi semakin kuat, terutama setelah paha Clay sudah sembuh, dia tidak akan menyerah begitu saja."

"Hanya dengan beritahu mereka jika aku bukan orang yang gampang ditindas, mereka baru tidak berani keterlaluan seperti ini lagi. Kamu tenang saja, aku tidak akan lepas kendali, aku hanya ingin memberi Clay sedikit pelajaran saja, hanya sampai tujuan saja sudah selesai."

Elina tetap mengerutkan alisnya: "Masalah seperti ini boleh menggunakan cara lain untuk menyelesaikannya, kenapa mesti saling bunuh-bunuhan? Aku boleh mencari Keluarga Gong untuk membahasnya, jika masih tidak bisa, aku akan menyuruh kakekku untuk mengurusnya dan membuat kalian 2 pihak damai, pasti bisa diselesaikan tanpa kekasaran."

Aku tertawa: "Tapi masalah ini tidak berhubungan denganmu, masalah ini terjadi karena aku, kamu hanya tidak sengaja direpotkan saja, jadi aku akan menyelesaikan masalahku sendiri. Lagi pula, hubungan keluargamu dengan Keluarga Gong selalu sangat baik, aku tidak ingin mempengaruhi hubungan kalian karena diriku sendiri, ini berhubungan dengan bisnis."

"Roman, sekarang kita sudah... masalahmu adalah masalahku, tidak perlu dibagi begitu jelas."

"Tapi, keluargamu tidak menyetujui aku, mereka merasa aku selalu membuat masalah dimana-mana, aku juga tidak punya kekuatan untuk menyelesaikan masalah, ini hanya bisa membuat mereka semakin tidak merestui saja."

"Aku akan membujuk mereka..."

Aku tidak tahan untuk memotong pembicaraannya: "Sudahlah, jangan bujuk aku lagi, masalah ini akan harus kuselesaikan sendiri, kamu pergilah istirahat di kamar. Tenang saja, aku tidak akan ada masalah, aku juga tahu batas."

"Roman..."

"Aku sedang buru-buru, aku pergi dulu, kamu cepat ke kamar untuk istirahat."

Setelah mengatakannya, aku tidak ingin berdebat dengannya lagi, melainkan langsung pergi dengan melambaikan tangan.

Saat itu aku menyadari rasa kecewa di matanya Elina.

Tapi aku tidak memedulikan begitu banyak, Aldi dan Cody sudah lama menunggu aku di bawah, Bruce dan lainnya juga sudah menunggu sangat lama.

Sebelum naik pesawat, karena Elina sedang berada di sisiku, jadi aku tidak menghubungi Bruce untuk menanyakan keadaan, aku hanya mendapat sebuah pesan yang berkata jika Clay sudah ditahan.

Di atas pesawat tidak bisa telepon, setelah turun dari pesawat, Elina juga tetap berada di sisiku, jadi aku tidak bisa menghubungi Bruce untuk menanyakan keadaan.

Setelah berpamitan dengan Elina, aku langsung pergi ke lift dengan buru-buru, kemudian mengambil ponsel menghubungi nomor Bruce.

Bruce beritahu aku jika dia sedang dalam perjalanan membawa Clay kembali ke Chiang Mai.

Clay ditahan oleh temannya Bruce di luar Kota Chiang Rai, saat itu sisinya hanya ada 2 pengawal, dan tidak ada Timothy.

Mungkin dia tidak menyangka jika ada orang Bruce di Chiang Rai, jadi dia tidak mencari Timothy dan lainnya untuk mengantar dia pergi.

Terhadap pengawalnya, aku ingat saat dia pergi ke bar milik Bruce untuk memperingatkan kita, dia membawa empat pengawal, semua itu dibawa dari negeri, tetapi Bruce bilang sisinya tersisa 2 pengawal saja, 2 lainnya mungkin sudah pergi ke Pulau Phuket.

Berarti lima pembalap yang berkendara sepeda motor mengejar aku dengan Elina, dua diantaranya adalah orang dari Clay.

Setelah Yadi dan lainnya sudah ditangkap, 2 pengawal itu pasti tidak berani naik pesawat kembali ke Chiang Mai, karena mereka takut Yadi mengusir mereka, takutnya sudah ditangkap sebelum naik pesawat.

Jadi mungkin mereka akan memilih kembali dengan transportasi daratan, melewati Laos dan Vietnam, intinya mereka tidak akan datang ke Chiang Mai untuk bertemu dengan Clay lagi.

Karena dirinya hanya membawa dua pengawal saja, jadi tidak menggunakan terlalu banyak tenaga dan waktu saat menangkap Clay, diapit oleh 2 mobil, kemudian mengarahkan senapan ke dalam sudah selesai.

Setelah selesai telpon dengan Bruce, aku juga datang ke bagian bawah hotel, Aldi dan Cody duduk di sofa lobi menungguku.

"Ayo jalan, kita pergi ke pinggiran kota." aku melambaikan tangan kepada mereka.

"Kak Roman, dengar dari kata Kak Jack, kamu dicelakai orang di Phuket?" Aldi bertanya padaku saat berjalan bersama ke luar.

Aku menganggukkan kepala: "Iya, sudah dicelakai, hampir tertembak."

"Apa yang terjadi?"

"Musuh dari dalam negeri, dia menggunakan uang mencari lima orang untuk menemukanku, untungnya aku berlari dengan cepat, aku langsung bersembunyi ke dalam hutan dan menjatuhkan dua orang, kemudian setelah merebut senapannya, aku baru bisa menghindari semua ini."

"Sh*t, musuh seperti apa? Beraninya membunuh sampai tempat ini."

"Orangnya sudah ditangkap Bruce, nanti kalian akan melihatnya."

"Ayo pergi, aku mau lihat sebenarnya orang hebat dari mana."

Aldi terlihat sangat semangat, sepertinya ini bukan masalah besar terhadapnya, dia malah seperti sudah terbiasa.

Dipikir-pikir juga bisa termasuk biasa, dia dengan Jack juga sudah kenal bertahun-tahun, dia juga bekerja di sekitaran masyarakat Thailand, jadi dia pasti banyak menemui hal seperti ini.

Dibandingkan dengan Aldi yang begitu muda dan tidak mengerti, Cody malah lebih tenang, dia tidak mengatakan apapun dan tidak ada ekspresi apapun di wajahnya, dia hanya dengan wajah tanpa ekspresi mendengar pembicaraanku dengan Aldi, sambil melihat ke sekitaran seperti tidak memedulikan apapun.

Masuk ke mobil benz yang dibawa mereka, Aldi dan Cody mengambil sesuatu di bawah kursi pengemudi dan sebelahnya, mereka masing-masing mengambil senjata.

"Kak Roman, kamu pegang saja dulu untuk jaga-jaga." Aldi memberikan kepada aku yang duduk di belakang.

Aku menggelengkan kepala: "Tidak perlu, mereka hanya bertiga saja, juga sudah diikat oleh Bruce, jadi tidak perlu barang seperti ini."

"Oh, baik."

Aldi merasa tidak terlalu menarik, setelah menyimpan pistolnya, kemudian menghidupkan mobil dan mengarah ke pinggiran kota di bagian utara.

Di perjalanan, aku menghubungi Bruce lagi, kemudian menyuruh Aldi berhentikan mobil di jalan yang tidak ada orang, dan menunggu Bruce di sini.

Sekitar 10 menit kemudian, cahaya deretan mobil langsung menyinari malam hari yang sangat gelap.

Di depan ada beberapa sepeda motor, di tengah ada 4 mobil kecil, belakangnya ada beberapa sepeda motor lagi.

Tanpa ditebak, itu adalah kelompok mobil Bruce, pihak dari dia selalu beraksi dengan gaya seperti ini, karena tidak banyak mobil, jadi banyak bawahannya menggunakan sepeda motor.

Dibandingkan dengan deretan mobil kecil yang berada di kediaman Jack, Bruce bisa dikatakan masih orang yang tidak terlalu hebat, dan masih memiliki perbedaan yang jauh dengan Jack.

Dan juga bawahan Jack tidak main balapan, Bruce malah sering membawa sekumpulan bawahannya berkeliling di malam hari.

Setelah Cody menghidupkan 2 kali lampu depan, kelompok mobil langsung berhenti di persimpangan.

"Roman." Bruce turun dan memanggilku dari mobil di tengah.

"Di mana mereka?" aku menyambutnya.

"Di dalam mobil."

"Apakah kamu ada tempat yang lebih tertutup di sekitaran?"

"Ada sebuah gudang, tidak jauh dari sini, sekitar 10 menit sudah sampai."

Aku menganggukkan kepala: "Baik, bawa mereka ke gudang, suruh bawahanmu bubar saja dulu, beberapa yang ikut saja sudah cukup."

"Baik." Bruce meneriaki beberapa pria yang berkendara sepeda motor di depan, kelompok sepeda motor langsung dengan cepat beramai-ramai berkendara ke kota.

Terakhir hanya tersisa 4 mobil kecil, dan mobil benz yang dibawa Aldi dan Cody.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu