Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 155 Dia Juga

Wenny menggigit bibirnya, menundukkan kepala.

Saat itu, di sudut matanya ada benda seperti kristal dan berkilau.

Dia menangis.

Aku sepertinya memang bawaan dari lahir tidak bisa melihat air mata perempuan, begitu melihat perempuan menangis hatiku langsung melemah.

Dengan terpaksa, aku menepuk-nepuk lengannya yang lemah lembut, merendahkan nada bicara dan berkata : “tenang saja, tidak akan ada masalah, aku sudah pernah bilang, tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu.”

Wenny mengangkat kepala, menjawab “ya”, dan mengangguk kepadaku.

Di sudut matanya benar-benar terdapat air mata.

“aku bukan perempuan seperti itu.” Dia menjelaskan sambil menangis.

“aku tau.”

Bicara sambil tersenyum, aku mengambil selembar tisu dari kotak tisu diatas sofa dan memberikan padanya.

Dia mengambil tisu dan mengelap sudut matanya.

“Roman, terima kasih.”

Setelah mengelap air mata, dia menggigit bibirnya, menatapku menggunakan mata yang masih kabur tetapi bahkan lebih indah.

Saat itu, hatiku tergerak, tiba-tiba di pikiranku muncul kata-kata Deni Tong: “perempuan itu, tatapan matanya terhadapmu agak sedikit berbeda...

Cih, tidak mungkin yang dia katakan itu benar kan.

Di saat ini, Harry Huang yang disamping menyerang kemari, berbicara dengan suara yang tertekan : “Roman, kalau tidak, kamu kompromi dengan dia, lihat apakah bisa ganti rugi, aku ada uang, ganti rugi berapa pun boleh, yang penting dia tidak menyulitkan aku... tidak menyulitkan kita dan Wenny saja.”

Aku meliriknya sekali : “kalau dia mau minta seratus persen, apakah kamu bersedia juga?”

Harry Huang sangat terkejut : “apakah harus segitu banyak? Tidak mungkin lah, bukannya itu pemerasan?”

“tidak mungkin segitu banyak, aku hanya menakutimu saja.”

“huft, untung saja, di saat seperti ini pun kau masih bercanda, cepat bicara dengannya.”

Aku tersenyum dingin : “bicara apa, sepeser pun tidak akan menggantinya, kalau kamu banyak uang, simpan saja untuk traktir teman-teman makan minum dan bermain beberapa hari ini.”

“kamu... kamu mau mencelakai kita ya?”

“tenang saja, tidak akan mati.”

“sial, apakah kamu tidak lihat mereka ada berapa banyak orang? Menganggap diri sendiri jago berkelahi? Benar-benar menganggap diri sendiri bos ya?”

Mendengar perkataan Harry Huang, aku meliriknya dengan agak jijik, lalu menggelengkan kepala, malas meladeninya.

“sial, apakah kamu gila?” Harry Huang dengan kesal memaki, lalu berputar ke arah pemuda bernama Sungky itu, wajahnya tersenyum : “tuan, maaf, kami tidak seharusnya membuat keributan di wilayahmu, kami yang salah, aku bersedia ganti rugi, yang penting anda tidak menyulitkan kami, ganti rugi berapa pun boleh.”

“oh ya, kalau kamu ingin melampiaskan emosi, dia boleh tinggal disini, terserah anda ingin bagaimana mengatasi dia.” Harry Huang menunjukku dengan jarinya, dia menambahkan.

Sungky tiba-tiba tertawa tanpa sebab, berbicara bahasa mandarin dengan lancar : “boleh, bawa empat ratus juta rupiah kemari, lalu kalian boleh pergi.”

“tapi, dia harus tinggal.” Sungky menunjukku.

“dia juga.” Dia menunjuk lagi ke arah Wenny.

Wajah Harry Huang seketika menjadi pucat pasi.

“tidak boleh, jangan serahkan Wenny pada mereka.” Leni berbicara sambil menangis.

“benar, Wenny tidak boleh ditinggal disini.”

“dia harus pergi dengan kami.”

Dua murid laki-laki lainnya juga berkumpul ke sebelah Wenny.

“dan juga Roman.” Bayu juga tiba-tiba membuka mulut bicara.

Aku melihat ke arahnya, lalu tersenyum : “tenang saja, kita akan pergi bersama, tidak akan kurang satupun.”

“hahaha, benar-benar penuh perasaan ya.”

Sungky mendongakkan kepala tertawa, pelan-pelan mondar-mandi di hadapanku, dengan sangat tertarik menilaiku : “aku sangat penasaran, sebenarnya kamu orang apa.”

Jujur saja, dipenasari oleh seorang laki-laki yang kelihatannya gentle, dan berwajah putih kecil, membuatku merasa jijik.

Di dalam kamusku, kata penasaran biasanya digunakan diantara laki-laki dan perempuan.

Misalnya seorang perempuan penasaran terhadap seorang laki-laki, membuktikan bahwa ada sesuatu dari laki-laki yang menarik perempuan, sehingga membangkitkan rasa penasaran dari perempuan ini, juga merupakan tanda pertama hatinya tergerak.

Tetapi rasa penasaran laki-laki terhadap perempuan, aku tidak tahu bagaimana menjelaskan hal seperti ini.

Aku hanya ingin memukulnya saja.

“kamu sepertinya sangat bisa berkelahi.” Sungky berbicara lagi, “namamu Roman kan, atau tidak begini, kamu pergi ke tempat tinju bawah tanahku dan bertarung sekali, kalau menang aku akan melepaskan kalian, dijamin tidak akan menyulitkan kalian.”

“heh.” Aku tidak bisa tidak tertawa, “Tuan Sungky, aku ingatkan sekali lagi, suruh orang-orangmu pergi, atau kamu akan menyesal.”

“hahaha.....”

Sungky mulai tertawa terbahak-bahak lagi.

Aku teringat kata-kata Bruce, di bar ini ada beberapa orang gila.

Ternyata, si Sungky ini kelihatan adalah orang gila, sedikit-sedikit tertawa terbahak-bahak, juga berpakaian sangat elegan dan gentle padahal memiliki moral yang rendah.

Orang seperti ini, pada dasarnya sangat berbahaya.

Pantas saja Bruce menyuruhku untuk jangan melakukan apa-apa terhadap mereka.

Setelah suara tertawa Sungky berhenti, tiba-tiba tanpa pertanda mengulurkan tangan, mencengkram kerah baju di dadaku.

Mataku tajam dan tanganku dengan cepat, menahan pergelangan tangannya.

Tetapi jari tangannya masih menyangkut di kancing pakaianku, dan menariknya dengan tenaga.

Aku tidak mengira seseorang yang terlihat kurus lemah, dan orang yang gentle, memiliki kekuatan yang begitu besar, begitu saja tanganku ditarik lepas olehnya, dan menarik lepas beberapa kancing bajuku.

“ckckck, bekas luka di sekujur tubuh ini... pasti dikerjai oleh orang-orang di dalam kan?” Sungky menatap dadaku, menggelengkan kepala dan berbicara sesuatu yang ambigu.

Aku menundukkan kepala, melihat dada sendiri memiliki tidak sedikit bekas luka, sebagian karena disundut rokok, itu terbentuk saat baru masuk.

Bagian lainnya karena mematahkan gagang sikat gigi, lukanya disebabkan oleh kayu kecil, itu terbentuk saat baku hantam dengan Jack dia orang.

Sungky tersenyum berkata : “aku kan sudah bilang, pantas saja kau tidak takut mati, ternyata seseorang yang punya cerita.”

Aku mengepalkan tinjuku, sangat ini saat ini juga menghancurkan wajahnya yang membuatku jijik itu.

Tetapi dengan sangat cepat aku teringat lagi dengan kata-kata Bruce, pokoknya sebisa mungkin jangan melakukan apa-apa terhadapnya.

Aku sih tidak takut, yang takut adalah Wenny dan teman-teman lainnya, kalau beraksi, bisa-bisa ada orang yang memanfaatkan keributan dan melakukan sesuatu terhadap mereka.

“bagaimana? Ke tempat tinjuku untuk bertarung sekali, kalau menang aku akan lepaskan kalian pergi.” Sungky bertanya lagi.

Aku tertawa : “bertarung dengamu?”

“kamu ingin bertarung denganku?”

“ya, aku ingin menghancurkan wajahmu ini.”

“hahaha, menarik, tapi kena aku harus bertarung denganmu?”

“hehe, kamu bukannya takut kan?”

“hebat, bisa juga menggertak, tapi aku bukan anak kecil yang berusia tiga tahun, cara ini tidak mempan terhadapku, jujur saja, aku tau kalau aku tidak akan menang melawanmu, jadi aku tidak akan bertarung denganmu.”

Bicara sampai sini, Sungky menggelengkan kepala, bertanya lagi : “bagaimana? Sudah dipikirkan dengan matang? Mau ke tempat tinjuku untuk bertarung?”

Aku masih belum keburu menjawab, Harry Huang menyela bertanya : “dia yang pergi saja bisa kan? Kami tidak usah pergi juga kan?”

Sungky menggelengkan kepala : “tidak, kalian juga harus pergi.”

“kenapa?”

“tidak ada kenapa, disini adalah wilayahku, apa yang kukatakan terhitung, bagaimana? Roman, pergi atau tidak? Tempat tinjunya hanya di lantai bawah tanah di bawah saja, sangat dekat.”

Aku tidak terburu-buru menjawab, menghitung-hitung waktu, Bruce seharusnya sudah hampir tiba.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu