Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 442 Membalas Dendam

ternyata Samuel sangatlah brengsek, waktu itu aku menolongnya dan dia malah membalas air susu dengan air tuba. sekarang dia malah bergabung dengan tim lain dan ingin menghancurkan tempat tinggal kami.

tidak hanya itu, bahkan pemimpin tim mereka yang mereka sebut kak Li itu sangatlah sadis. bahkan ketika kami di dalam kondisi kekurangan makanan, mereka sengaja menarik perhatian serigala untuk membunuh kami.

aku sangatlah marah dan demi mendapat informasi yang lebih banyak lagi, aku memilih untuk menahan semua amarahku

ketiga wanita itu kembali berbicara dan setelah aku mendengar semua perkataan mereka, aku mulai mengerti dan tahu kalau pemimpin tim mereka bernama Hamza Li. wakil ketua tim itu adalah seorang pria berbadan kekar dan dia lebih hebat dalam bidang berantam dibandingkan dengan Hamza. namun di pulau liar ini, IQ lebih diperlukan dibandingkan dengan kemampuan berantam.

oleh karena itu, pria berbadan kekar itu pun dijadikan sebagai wakil ketua. tim itu memiliki 8 anggota, selain Hamza dan pria kekar itu, masih terdapat 3 pria lainnya dan salah satu dari pria itu bernama Fernando. dua pria lainnya berasal dari Thailand dan mereka merupakan pendatang baru yang memiliki level kehidupan yang sangat rendah. mereka datang untuk meminta sesuap nasi kepada Hamza Li.

awalnya, tim mereka hanya terdapat dua anggota, yaitu Hamza dan pria kekar itu. setelah itu, Samuel dan Elisabeth pun bergabung. mereka berempat lalu datang ke gua kami untuk merebut makanan dan ini juga merupakan alasan kenapa waktu itu mereka bersikap diam-diam seperti itu.

Hamza merupakan orang terpintar dan setelah mengetahui kemampuan tim kami dari Samuel, mereka langsung memilih untuk membunuh kami melalui harimau itu. sayangnya harimau bertaring tajam itu malah memberi sebuah bantuan besar kepada kami. meskipun kami awalnya menghadapi bahaya yang besar, namun kami pun berhasil lolos dari bahaya itu.

akhirnya tim yang berisi 4 anggota itu semakin berkembang dan Elisabeth dan juga dua gadis lainnya pun bergabung termasuk dua rakyat Thailand itu

di dalam tim itu, Hamza hampir tidak memiliki peri kemanusiaan lagi, dia hampir seperti manusia yang hidup di zaman primitif.

total terdapat tiga wanita dan selain dua orang Thailand yang tidak bisa dinikmati itu, hanya tersisa 3 orang pria yang bisa menikmati tubuh mereka. tentu saja Hamza merupakan prioritas utama dan selanjutnya adalah pria kekar itu. Samuel adalah bocah yang paling tidak berguna dan dia pun diposisikan di posisi paling akhir.

aku merasa marah dan juga kecewa di dalam hatiku. setengah jam telah berlalu dan ketiga wanita itu pun keluar dari permandian air panas itu. dan ketika melihat mereka memakai pakaian, tidak ada sedikit pun rasa keinginan di dalam hatiku, yang ada hanyalah rasa marah.

ketika mereka bertiga selesai mengenakan pakaian, aku dan Alex yang sudah tidak bisa menahan diri lagi pun keluar dan aku mengarahkan senapan tepat di depan Elisabeth, aku lalu berkata dengan dingin, "lama tidak bertemu."

mereka baru saja selesai mengenakan pakaian dan bersiap-siap untuk pergi dari tempat ini.

mereka bertiga awalnya berteriak dan setelah itu mereka pun sadar kalau aku sedang mengarahkan senapan kearah mereka. kulit Elisabeth sangatlah putih dan mulus karena ia baru saja selesai berendam.

Elisabeth lalu berkata dengan gugup, "Rom....Roman, kalian tidak mati?

kedua wanita lainnya pun tersadar, "kamu, kamu adalah Roman?"

aku tersenyum cuek dan berkata, "apakah ada yang ingin memalsukan diriku? tidak perlu omong kosong lagi, sekarang lakukanlah apa yang aku perintahkan, kalau tidak, aku akan lansung menembakmu."

kataku dengan kasar, aku hanya menginginkan mereka untuk menunjukkan jalan dan tempat dimana Hamza serta sekelompok orang itu tinggal. aku akan membunuh mereka semua.

"jangan, jangan bunuh kami."

kata salah satu wanita yang terlihat sedikit gemuk. ekspresi wajah mereka langsung berubah dan langsung telungkup di atas tanah. mereka mulai membuka baju mereka, "kalian boleh menyuruh kami melakukan apa saja asalkan kalian tidak membunuh kami."

salah satu wanita lain pun berkata dengan tidak berdaya, "aku jugua bisa.."

setelah mengatakan itu, wanita itu pun mulai melepas pakaiannya.

"diam! siapa yang melepas pakaiannya duluan, maka dia akan mati duluan!"

aku menatap kearah dua wanita yang hanya memakai bra itu dan Alex pun merasa jijik sambil mengerutkan keningnya, aku lalu berkata, "aku bahkan merasa jijik melihat kalian."

kedua wanita itu terlihat ketakutan dan langsung menghentikan aksi mereka.

Elisabeth terlihat kebingungan dan dia pun berkata dengan penuh rasa takut, "jangan bunuh aku, aku berjanji akan melakukan semua yang kalian inginkan."

aku berkata baik dan menyuruh mereka untuk membawa kami ke tempat tinggal mereka.

Elisabeth terlihat sedikit ragu dan Alex langsung mengeluarkan tombak kayu miliknya dan menancapkan tombak itu tepat di depan Elisabeth. karena ditancapkan dengan kekuatan yang besar, suara tombak itu masih terngiang ditelinga kami.

Elisabeth terlihat ketakutan hingga kencing di celana dan kedua kakinya mulai lemas, ia lalu berlutut di atas lantai dan berkata dengan nada suara yang penuh kasihan, "jangan bunuh aku, jangan bunuh aku, aku.. aku akan membawa kalian pergi kesana."

aku tidak lagi merasa kasihan pada wanita ini karena rasa kasihan yang aku berikan waktu itu hampir menjatuhkan kami kedalam mara bahaya. jikalau kali ini aku melepaskan mereka begitu saja, maka aku sama saja sedang mendatangkan bencana untuk diriku sendiri.

aku menatapnya dan melihat sebuah cairan mulai mengalir dari dalam tubuhnya dan cairan itu sangatlah amis.

"akan aku katakan sekali lagi, segera bawa aku ke tempat tinggal kalian. jikalau kalian tidak ingin, maka kalian juga tidak bisa kembali kesana."

perkataanku yang datar itu membuat ketiga wanita itu ketakutan dan mereka pun menyetujui perkataanku. aku dan Alex pun saling bertatapan. kami pun menyuruh ketiga wanita itu untuk berjalan di depan dan kami kembali masuk di sebuah hutan.

sebelum masuk ke dalam hutan itu, ketiga wanita itu memakai serbuk berwarna putih pada tubuh mereka. Elisabeth berkata kalau ini merupakan serbuk anti nyamuk.

aku dan Alex langsung merebut serbuk itu dari tangan mereka. seperti kata mereka, bagian utara pulau ini sedikit dingin dan jumlah serangga disana sangatlah sedikit, namun bukan berarti kami tidak membutuhkan ini.

setelah mengikuti ketiga wanita itu, aku dan Alex pun melihat sebuah lembah kecil. meskipun terlihat seperti lembah, namun sebenarnya itu adalah sebuah daratan rendah. sekelilingnya dikelilingi oleh pohon yang lebat dan itu membuat tempat itu menjadi tersembunyi. namun semua yang ada di dalam sana akan mati jika bertemu dengan binatang buas.

Elisabeth berkata kalau Hamza telah menaburkan satu jenis bubuk disekitaran sini agar kami bisa tidur dengan tenang di malam hari.

meskipun sekarang aku sangat ingin membunuh sekelompok orang ini, namun aku merasa kagum akan pria bernama Hamza ini. dia sangatlah licik dan sepertinya dia juga merupakan seorang pemburu.

dia sangat jelas akan kondisi hutan ini.

saat ini, kami bersembunyi di belakang beberapa pohon besar dan terlihat adanya api unggun di tengah lembah itu. salah seorang pria berpenampilan kalem dan juga berbadan kurus lemah sedang duduk dan memejamkan mata di sana. di sampingnya terdapat seorang pria berbadan kekar yang memiliki bulu pada sekujur tubuhnya. pria kekar itu sedang mengasa sesuatu dengan anak panah miliknya.

dia kemungkinan adalah wakil ketua yang dikatakan Elisabeth tadi.

di dekat pria kekar itu, terlihat Samuel sedang memasak dan ia tengah memasukkan daging ke dalam panci. dia bahkan memasukkan dua potong daging kedalam mulutnya secara diam-diam.

di ujung lembah itu terlihat dua orang Thailand yang memiliki warna kulit yang terlihat berbeda dengan kami. mereka membawa sejumlah kayu bakar dan mereka kembali pergi setelah meletakkan kayu bakar itu.

aku menarik nafas yang dalam dan menatap ke arah Alex. Alex pun mengerti akan maksudku. kami lalu menatap ke arah ketiga wanita itu dan Elisabeth menatap kami dengan ketakutan. dia lalu berkata dengan pelan, "jangan bunuh aku, aku sudah membawa kalian kemari."

aku berkata, "tentu saja aku tidak akan membunuh kalian, namun aku ingin kalian bersikap hening sekarang."

ketiga wanita itu menelan liur, aku dan Alex langsung memotong kedua leher wanita itu dan kedua wanita itu pun terjatuh di atas tanah.

kini hanya tersisa Elisabeth dan dia terlihat sangat terkejut, "kalian, kalian tidak boleh membunuhku, jikalau kalian membunuhku, aku, aku, aku akan berteriak keras....."

sebelum dia selesai berbicara, Alex langsung menusuknya menggunakan pisau dengan cepat dan Elisabeth pun terjatuh di atas tanah.

aku lalu menarik nafas yang dalam. ketiga wanita ini sangatlah lemah dan aku bisa membiarkan mereka begitu saja. namun beberapa orang yang ada di tengah lembah itu harus mati hari ini juga!

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu