Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 37 Mengeluarkan Modal Besar

Jadi aku memperbaiki suasana canggung ini, aku tertawa: "Tenang saja, nanti baru katakan lagi setelah kamu ingin punya pacar."

Dia dengan puas memberikan sebuah suara "Ehm", lalu lanjut menundukkan kepala dan mengusap rambutnya.

Aku mencari aktivitas lain yang bisa kulakukan, aku terpaksa mengambil ponsel membantunya memesan tiket pesawat untuk besok.

Setelah itu tidak ada kerjaan lagi, tampaknya aku tidak seharusnya tetap tinggal di kamar seorang perempuan.

Sudah saatnya pergi, Jadi aku berdiri berpamitan, lalu berjalan ke arah pintu kamar, setelah memastikan keamanan kunci pintu, aku tidak tahan lalu membalikkan kepala dan berkata, "Ingat ya, siapapun yang mengetuk pintu, jangan dibuka sampai besok pagi aku datang menjumpaimu, kemudian antar kamu ke bandara."

"Iya." Suara Wendy berubah menjadi sangat lembut.

Aku tidak menemukan alasan lain lagi, jadi aku tertawa padanya lalu membalikkan badan dan pergi.

"Kamu ingat untuk lebih hati-hati." Dia berteriak dari belakang.

Aku menggunakan kesempatan ini untuk melihatnya sekilas lagi: "Tenang saja, aku sangat pandai berkelahi dan lari."

Dia senyum dengan bibir tertutup dan mata melengkung.

Saat masuk ke dalam lift, ujung mataku melihat dirinya masih berdiri di depan pintu.

Setelah keluar dari hotel, aku menghirup udara dengan dalam, membuang rasa menyesal yang aneh di dalam hatiku, kemudian naik 2 kali taksi ke hotel awal yang ditempatinya.

Barusan turun dari mobil, aku langsung menyadari bertambahnya beberapa orang asing di sekitar hotel, 2 sampai 3 orang berdiri bersama berpura-pura sedang berbicara atau melihat-lihat, tetapi selalu melirik aku seperti sengaja dan tidak sengaja.

Tampak jelas mereka adalah orang dari Bruce.

Tapi di jalan ini terdapat banyak hotel untuk melayani turis luar negeri, jadi sangat banyak polisi di sini. Mereka pasti tidak berani menyerang di sini, paling tidak mereka hanya mengikutiku, melihat apakah ada kesempatan untuk menyerang.

Aku tidak khawatir dengan hal ini, sekarang Bruce sedang marah, pertama karena dia tidak berhasil setelah mengambil uang, sehingga mempengaruhi kesan masyarakat terhadapnya dan nama baiknya, kedua karena aku menangkapnya, dia merasa terlalu malu dan ingin memulihkan nama baiknya kembali.

Setelah dia sudah tenang, mungkin dia akan sedikit memikirkannya beberapa hal, karena masih ada 3 video di tanganku, 2 videonya bisa membuat polisi memeriksanya karena dugaan pemerasan, pastinya dia juga tidak ingin didatangi oleh pihak kepolisian, video satu lagi bisa dianggap sebagai jimatku, jika ada yang terjadi padaku, maka dia akan menjadi tersangka yang paling diragui.

Asalkan beberapa hari di Chiang Mai aku tidak ke tempat yang sepi, maka dia tidak bisa melakukan apapun padaku.

Setelah mengantar Wendy pergi, jika Bruce masih tidak mau menyerah, dan jika perlu aku akan menggunakan cara lain untuk menyelesaikan masalah ini.

Lagi pula aku juga pernah beberapa tahun di dalam penjara, jadi aku punya koneksi dengan orang di bagian ini, hanya saja ada beberapa orang yang tidak terlalu ingin lanjut berhubungan lagi.

Setelah kembali ke hotel, aku mengirim sebuah pesan doa selamat sampai tujuan untuknya, kemudian berjalan ke depan kamar Elina dan mengetuk pintu.

Tidak ada pergerakan sama sekali di dalam, aku melihat jam, sudah jam 11-an, mungkin dia sedang di bersenang-senang di luar dengan Mark.

Jadi aku kembali ke bawah, lalu duduk di sofa lobi sambil menunggunya.

Tidak lama kemudian aku mendengar suara sepatu hak tinggi yang tidak asing, diikuti dengan suara bicara dan tawaan yang kecil, ternyata Elina dan Mark sudah kembali.

Aku berdiri dan menyambut mereka.

Elina sedikit terkejut saat melihatku, kemudian dia mengerutkan alisnya, sedangkan tatapan Mark terlintas sebuah rasa keraguan.

"Roman, apa kamu berkelahi dengan orang?"

Elina berkata dengan dingin, dia sudah melihat memar dan luka di wajahku.

Aku tidak memedulikannya, aku berjalan ke depan Mark, menaikkan tangan lalu memberikan dia pukulan yang kuat.

Mark terjatuh.

"Hentikan, apa yang sedang kamu lakukan?" Elina terkejut lalu berlari ke arahku menarik lenganku dengan kuat.

Aku melepaskan tangannya, lalu menundukkan kepala melihat Mark yang sedang terbaring di lantai menutupi hidungnya, berkata: "Tuan Mark, dengan 2 juta baht kamu menyuruh orang untuk mematahkan kakiku, rela sekali kamu mengeluarkan modal yang besar, tetapi apa kamu kira kakiku ini bisa patah semudah itu?"

"Aku... aku tidak tahu apa yang kamu katakan." Mark mengatakan dengan ekspresi menderita.

"Hehe, kamu lanjut aktingmu saja, aku hanya ingin beritahu kamu jika kamu sudah mendapat masalah, Tuan Muda Mark."

Mark mengangkat tangannya seakan-akan tidak tahu, dia ingin mengatakan jika dirinya tidak bersalah.

"Ahh, Mark kamu sudah berdarah, kamu tidak apa, kan?" Elina dengan panik berjongkok, lalu dengan panik melihat darah dari hidung dan tangannya Mark.

Mark tertawa seperti tidak ada masalah, "Hanya sedikit mimisan saja, tenang saja, aku tidak apa-apa."

"Begitu banyak darah yang mengalir masih bilang tidak apa-apa, ayo kita ke rumah sakit."

"Tidak perlu, beneran tidak apa-apa."

Staf hotel berlari kemari dengan terburu-buru, lalu menggunakan Bahasa Inggris bertanya dengan sangat banyak, Mark menyuruh Elina membantu dirinya berdiri, lalu melambaikan tangannya kepada staf hotel dan berkata beberapa patah kata.

Bahasa Inggrisku sangat buruk, hanya bisa mengerti kata “polisi” dan “ambulan” dari kata-kata staf hotel, dan Mark mengatakan tidak perlu dan terima kasih.

Staf hotel belum pergi, melainkan berdiri di samping memantau aku dan Mark dengan sangat tegang, mungkin takut aku menyerang dia lagi.

Mark mengambil tisu yang diberi oleh Elina, dia menyeka darah di hidungnya, lalu dengan ekspresi tidak bersalah membuka kedua tangannya, "Roman, aku tidak tahu kenapa kamu mau begitu, aku juga tidak mengerti maksud 2 juta baht itu, apakah kamu salah paham?"

Aku menggelengkan kepala: "Hehe, Tuan Mark sangat tidak tahu malu dan sangat pandai berakting, sungguh membuatku salut."

"Roman, sudah cukup." Elina tiba-tiba dengan dingin berkata padaku, "Kamu memukul orang tanpa alasan, lalu menyindir orang, kamu hari ini harus berikan aku sebuah penjelasan, jika tidak..."

Aku langsung melihatnya sekilas dengan merendahkan: "Bagaimana jika tidak? Ingin memecatku, atau ingin menyuruh polisi menangkapku?"

"Kamu..."

"Apa aku? bodoh ngomong keadilan apa di sini, kuberitahu kamu saja, Mark yang sangat baik dan dermawan di matamu ini adalah pria brengsek yang sangat sadis. Semalam di restoran saat kamu ke kamar mandi, dia bilang mau memberikan 2 juta baht kepadaku untuk menjauhimu, dia takut aku menggodamu, apa kamu tahu? Aku menolaknya, kemudian dia menghabiskan 2 juta baht menyuruh Bruce untuk mematahkan kakiku.

"Tadi saat perjalanan aku mengantar Wendy pulang ke hotel, aku dikepung oleh 100an orang, mereka adalah orang yang di BTT kemarin, untungnya aku bisa bertarung, jika tidak mungkin sekarang aku sudah berbaring di rumah sakit."

Mengatakan sampai sini, aku menolehkan kepala menatap Mark dengan dingin, berkata: "Seharusnya kamu merasa bersyukur, bersyukur Wendy tidak apa-apa, jika tidak aku akan membunuhmu."

Mark dengan ekspresi tidak bersalah dan kebingungan: "Roman, mungkin kamu sudah salah orang, aku baru satu hari tiba di Chiang Mai, aku sama sekali tidak mengenal yang namanya Bruce, dan malam itu saat Elina pergi ke kamar mandi, bukankah kita sedang membahas proyek BTT? Sejak kapan aku bilang mau memberimu 2 juta baht ? dan juga aku tahu jika proyekmu di BTT sangat berpengaruh dengan Elina, bagaimana mungkin aku menyuruhmu pergi?"

"Dan juga semalam sebelum jam 11, aku selalu bersama dengan Elina, hari ini seharian bermain dengannya di luar, aku tidak ada berinteraksi dengan orang lain sama sekali, apa lagi preman lokal sini, Elina bisa menjadi saksi."

"Hehe, kamu tidak perlu mencari alasan denganku, aku hanya ingin beritahumu jika masalah ini belum selesai. Kamu lebih baik mencari beberapa pengawal dan bawalah ke semua tempat."

Selesai mengatakannya, aku langsung berjalan ke arah lift, aku malas untuk omong kosong dengannya lagi.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu