Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 404 Kedatangan

Dia hanya mengatakannya, tetapi Wenny tetap dengan patuh menghidupkan mobil, aku dilema sebentar tetapi aku tetap tidak beritahu dia, karena jika dia sudah tahu tujuan kami, kemungkinan besar dia akan tetap bersama dengan kami menunggu Clay.

Aku bertanya, “Wenny, kamu kapan ganti mobil? Aku ingat mobil kamu sebelumnya bukan mobil ini.”

“Barusan ganti saja, mobil sebelumnya dipinjam temanku pakai beberapa hari.”

Nada bicara Wenny kembali menjadi tenang, seperti sebelumnya, dia kelihatan tenang dan membawa beberapa aura menggoda.

Pastinya tidak bisa dibandingkan dengan penampilannya saat di rumah sakit menjenguk Adham Luo sebelumnya.

“Dari sini ke kafe tidak jauh, akan tiba secepatnya.”

Setelah mengatakannya, Wenny melihat ke kaca spion, tatapannya terhenti padaku, “Roman, apakah urusanmu di Kota Shenghai sudah hampir selesai?”

“Iya, sudah mau selesai, mungkin beberapa hari ini sudah selesai. Jika tidak ada kendala, paling cepat dalam seminggu ke depannya aku akan kembali ke Kota Yanjing.”

Setelah memikirkannya, aku berusaha menyembunyikan detil waktu, dari pada nanti Wenny melakukan aksi yang membuatku terkejut lagi.

“Apa nanti perlu aku mengantarmu?”

“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, karena kali ini sudah begitu lama di Kota Shenghai, jadi masalah pekerjaan belum kuselesaikan.”

Setelah mendengar perkataan Wenny, aku langsung menolak, tidak mungkin aku menyuruhnya untuk mengantarku, jika Elina mengetahui hal ini, dia pasti akan membunuhku.

Seperti sebelumnya saat aku ke Kota Guilin, si gadis yang bernama Odele malah diam-diam memberitahu Elina, terakhir terpaksa aku membawa Elina.

Awalnya beberapa orang bersama-sama ke kafe, setidaknya suasana akan menjadi bahagia, tetapi kini Wenny mengantar kami ke sana malah membuat kami merasa tidak nyaman, mungkin karena merasa bersalah kepada Elina, tiba-tiba ada sebuah rasa hubungan aku dengan Wenny tidak biasa, bahkan berkata kini kami ada rasa sedang selingkuh.

Setelah tiba di luar kafe, akhirnya aku menghela napas, melihat sudah jam 2 sore, aku berkata, “Wenny, kami sudah sampai, jika kamu punya urusan, maka pulang saja dulu.”

Awalnya ini hanyalah sebuah formalitas, orang biasa akan menjawab, “Baik”, “OK” dan lain-lain, tidak disangka dia malah berkata, “Oh begitu ya, kebetulan aku tidak ada urusan, aku ikut kalian masuk dudu sebentar.

Seperti tidak memberikan aku kesempatan untuk melawan sama sekali, lagi pula dia seorang wanita yang begitu imut, dia ikut untuk pergi minum kopi, tidak mungkin langsung mengusirnya, kan?

Dan juga tadi dia masih menyetir membawa kami dari kantor pusat kota ke sini.

Dalam hatiku sedikit gelisah.

Sekarang aku seperti menjadi tokoh utama di novel, sebentar-sebentar ada beberapa wanita cantik yang datang secara inisiatif, aku menghela napas, tapi aku dengan Elina tidak akan berpisah seumur hidup ini.

Saat naik ke loteng, Wenny dengan alami berjalan denganku, Alex dan Odele malah dengan bersamaan mencari tempat duduk, kebetulan adalah tempat duduk 4 orang, mereka berdua duduk bersamaan di seberang, aku dan Wenny terpaksa duduk bersama.

Aku melihat sekitaran, tidak menemukan bayangan Clay, jadi aku memanggil karyawan dan menanyakan mereka mau minum apa.

Kami bertiga baru selesai makan, tetapi tidak tahu apa Wenny sudah makan atau tidak, aku bertanya, “Wenny, apa kamu sudah makan siang?”

Wenny menganggukkan kepala, “Saat aku keluar dari kantor, aku sudah makan. Kebetulan sore ini tidak ada urusan, jadi ikut kalian datang minum kopi.”

Dia menaikkan kepala sambil berkata kepada pelayan, “Aku pesan menu sama dengan tuan ini, dia minum apa, aku minum apa saja.”

Aku dengan ekspresi kehabisan kata, terpaksa memesan sebuah kopi secara asal, dan Alex dengan Odele juga berusaha menyembunyikan senyumannya, dia dengan tampak ingin tertawa tetapi tidak berani.

Siang hari aku dengan Elina duduk di sini menikmati hidup, tidak disangka barusan lewat beberapa jam, aku dan Wenny bertiga duduk di sini, bedanya adalah.

Saat siang hari, aku sangat bahagia seperti menikmati angin musim semi, kecantikan Elina membuat orang mabuk.

Sekarang aku seperti duduk di atas paku, bagaimanapun juga tidak nyaman, intinya semoga Clay datang dengan lebih cepat, walaupun aku dengan Keluarga Gong selalu berada di dua posisi yang berbeda.

Jadi aku dengan panik menunggu kedatangan Clay, sambil mencari topik untuk berbincang dengan Wenny, yang lebih penting adalah, Alex dan Odele seperti sudah janjian, mereka tidak berbicara denganku dan tidak memberikan aku kesempatan untuk berbicara.

Kopi di atas meja sudah gelas kedua, saat aku sedang dilema apakah mau ke kamar mandi, di bagian loteng kafe terdengar suara langkah kaki yang kacau, kedengarannya bukan hanya seorang.

Aku langsung memutarkan kepala, kebetulan melihat seorang yang memimpin berjalan naik ke atas, siapa lagi jika bukan Clay, tapi dibanding dengan sebelumnya, kini dia sepertinya terlihat lebih senang.

Clay langsung menyadari keberadaanku, dia berkata kepada kasir, “Meja itu hitung di bonku.”

Setelah mengatakannya, dia langsung membawa 2 pengawal berjalan ke arah kami, Wenny berkata, “Itu adalah Clay? Memang sangat memiliki aura tuan muda kaya.”

Clay tertawa dan duduk di samping kami, “Lama tidak bertemu, kalian jangan terlihat seperti ini, kita semua adalah orang yang sudah kenal lama, iyakan Roman?”

Aku mengerutkan alis, “Katakan saja langsung, kami datang ke sini bukan untuk mendengar kamu bercerewet.”

“Baik, cukup terus terang.”

Clay tertawa keras kemudian melambaikan tangannya menyuruh kedua pengawal melangkah mundur, dia menyilangkan kakinya, kemudian dengan bangga berkata, “Roman eh Roman, kamu memang pembawa keberuntunganku.”

Dia mengatakan sambil menampakkan sebuah ekspresi yang penuh perasaan, “Apa kamu tahu sejak aku bertemu denganmu, dulu aku mimpi juga tidak pernah ada hal baik, sekarang malah satu persatu datang kepadaku.”

Aku tidak menjawab perkataannya, tetapi dilihat dari ini, tebakan aku sebelumnya mungkin benar, aku tidak tahan untuk menghela napas di dalam hati lagi, setelah sibuk begitu lama, terakhir aku tetap menjadi alat keuntungan orang lain lagi.

Dan orang lain ini adalah Keluarga Gong yang paling kubenci.

“Katakan cepat jika ada yang ingin kamu katakan.”

Alex tidak tahan lagi, dia langsung berkata dengan tidak sungkan, setelah mengatakannya dia menaikkan gelas dan minum habis kopi.

Clay meregangkan bahunya, “Intinya suasana hatiku hari ini sangat bagus, jadi tidak peduli bagaimana kalian memarahi aku, anggap saja merayakan untukku.”

Aku teringat Wenny lalu berkata dengan suara kecil, “Jika kamu tidak suka orang ini, kamu boleh pulang dulu.”

Wenny menggelengkan kepala berkata, “Aku juga ingin melihat kehebatan apa yang dimiliki orang yang bisa membuat kalian kacau balau.”

Odele berkata, “Dengar dari Roman, hari ini kamu mengundang kami ke sini untuk membahas sesuatu, tapi jika kamu tidak cukup tulus, bahkan juga tidak ingin berbicara, maka menurutku sudah tidak perlu membahas lagi.”

Clay langsung tertawa berkata, “Mana boleh begitu? Karena polisi cantik sudah mengatakannya, maka aku pasti akan mengatakan yang ingin kukatakan semuanya.”

Setelah dia mengatakannya, kami menjadi lebih fokus, kami mendengar dia berkata dengan berbaring di kursi melihat ke langit-langit yang didekorasi dengan elegan, berkata, “Sebenarnya aku dari awal sudah memiliki rencana bagus.”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu