Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 17 Tujuan

"Roman, apa tujuanmu melakukan hal ini?"

"Tidak ada tujuan apapun, aku hanya merasa kurang nyaman, aku hanya tidak ingin Aberko bisa mendapatkan hal yang dia ingin begitu saja."

"Hahahaha, aku mengerti, dan terima kasih atas saranmu, kalau kamu tidak mengatakannya, aku juga tidak tahu kalau kalian tadi membahas bisnis sebesar itu, dan juga aku tidak akan tahu kalau Aberko akan menghasilkan uang yang sangat banyak."

Aku berdiri: "Baiklah, aku tidak akan mengganggu Tuan Bruce lagi."

“Sampai jumpa Roman, aku tidak akan mengantarmu.” Bruce juga berdiri, dan memberi salam pada aku dengan menyatukan kedua telapak tangannya.

Aku juga memberi salam pada dia dan orang-orangnya yang ingin memukulku, lalu aku berjalan keluar dari bar.

Setelah naik ke taksi, aku mengeluarkan ponselku, mematikan kamera yang tadinya merekam, lalu membuka video rekamannya, dan melihat gambar dan audio yang aku inginkan.

Aku tidak mau merasa puas dulu sekarang, aku lalu menutup mata dan berpikir dengan hati-hati tentang langkah selanjutnya.

Setelah sampai di hotel, saat berjalan ke lobi, aku melihat Aberko dan Keisya duduk di area lounge.

Mereka tidak tinggal di hotel ini, jadi alasan kenapa mereka datang ke sini pasti adalah untuk menemuiku.

"Roman."

Aberko memanggilku, tapi dia tidak berdiri, dia masih duduk dengan nyaman di sofa dan menatapku sambil tersenyum, dari matanya terlihat perasaan bangga dan sombong yang tidak bisa disembunyikan.

Keisya berdiri lalu menatapku dengan ekspresi yang sulit diartikan, dia lalu duduk dengan cepat karena merasa canggung.

Aku tersenyum, lalu berjalan dan duduk di seberang Aberko, dan berkata: "Aberko, kamu sangat dermawan, Satu Juta Baht... Sepertinya nilainya lebih dari Empat Ratus Juta Rupiah, kan?"

Senyum Aberko mulai luntur: "Apa kamu pergi menemui Bruce?"

"Iya, aku hanya pergi untuk menemuinya sebentar."

“Hah!” Aberko mendengus keras, “Memang kenapa kalau kamu pergi menemuinya? Orang-orang di BTT sudah sangat tidak senang denganmu, kamu sudah kalah, proyek ini adalah milikku."

"Oh iya, aku harus berterima kasih padamu. Jika kamu tidak meyakinkan para eksekutif BTT, mereka tidak akan mungkin mengesampingkan Pusat LS dan Perusahaan India A3, dan akhirnya aku mendapatkan tawaran yang murah."

Aku masih tersenyum tipis: "Dan dari ucapan Direktur Aberko, apa para eksekutif di BTT sudah memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan Direktur Aberko?"

"Tidak salah lagi, aku baru saja mendapatkan kabarnya, hasil rapat dari para eksekutif di BTT memutuskan untuk mengesampingkan Pusat LS, Perusahaan India A3 dan Perusahaan Tekno ZWK, lalu memilih untuk menandatangani kontrak dengan Shenghai Mandy Cole Information Technology, kalau tidak ada masalah, mereka akan membahas detail kontraknya setelah Festival Songkran."

"Kalau begitu, selamat untuk Direktur Aberko." Aku mengangguk dengan santai.

Sepertinya dia terlihat tidak senang melihat aku yang terlihat tidak peduli, ekspresi Aberko tiba-tiba berubah dan terlihat sangat kesal: "Aku sudah pernah memperingatkanmu untuk tidak membuatku kesal, sekarang apa kamu sudah tahu apa akibatnya?"

Aku mengangkat bahu, dan dengan pelan berkata, "Iya", lalu aku menoleh untuk melihat Keisya dari tadi tidak berbicara.

Keisya menunduk dan tidak berani menatap mataku langsung, dia terlihat seperti merasa agak bersalah.

Aberko tiba-tiba berdiri, menatapku dengan tatapan menghina, dan berkata dengan jijik:

"Gelandangan kecil sepertimu, yang sangat miskin, ingin melawanku? Masih terlalu awal bagimu, tapi kalau aku yang ingin mengalahkanmu, maka hal itu sama mudahnya dengan menginjak seekor kecoak."

Setelah mengatakan itu, Aberko menarik Keisya, dan dengan sengaja memeluk pinggangnya, lalu berkata dengan sinis:

"Bahkan pacarmu adalah milikku, bagaimana kamu bisa melawanku, ha... ahahahaha..."

Sambil tertawa bangga, dia berjalan keluar dari hotel dengan tangan yang melingkar di pinggang Keisya.

Dari awal sampai akhir, Keisya menundukkan kepalanya, tidak berani menatapku.

Aku menahan keinginan untuk menghajarnya habis-habisan, aku lalu menarik nafas dalam untuk menenangkan diri, kemudian berdiri dan berjalan kembali ke kamar hotel.

Apa yang dikatakan Aberko benar, hanya ada empat perusahaan yang tersisa dalam kompetisi untuk proyek ini, jika BTT menginginkan tenaga kerja yang rajin dan desain yang lokal, maka mereka pasti akan menyingkirkan Pusat LS dan Perusahaan India A3, dan juga karena kekacauan yang disebabkan Bruce, Perusahaan Tekno ZWK juga pasti dikeluarkan, jadi satu-satunya pilihan yang tersisa adalah Aberko.

Tapi Aberko terlalu cepat merasa senang.

Kalau dia berani bermain dengan cara kotor, maka aku akan bermain dengannya, dan membuatnya mengingat semua permainan ini.

Video ini adalah langkah pertamaku, dan kalau langkah kedua dan ketiga juga berhasil, aku akan membuat Aberko kehilangan hidupnya.

Setelah kembali ke kamar hotel, menjelang waktu makan siang, aku menelepon Swadito.

Untungnya, Swadito mengangkat teleponku, tapi nada suaranya terdengar agak tidak nyaman.

Aku tersenyum dan berkata: "Swadito, apa kamu juga berpikir kalau aku mencari preman untuk mengancam kalian?"

Swadito tersenyum pahit: "Romaan, aku percaya kalau kamu tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu, mungkin Avara juga tidak percaya, dia mungkin menerasa hal ini adalah persaingan antara perusahaan, tapi saat itu ada banyak orang yang sedang melihat dan mendengar kata-kata yang dikatakan preman itu, akan ada orang yang percaya dan menyebarkan ucapannya, sekarang masalah ini telah menyebar ke seluruh Perusahaan BTT Chiang Mai, semua orang sedang membahas tentang Perusahaan Tekno ZWK yang menyuruh preman-preman untuk datang dan mengancam perusahaan kami."

"Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin bagi perusahaan kami untuk menandatangani kontrak denganmu, kami pasti akan menandatangani kontrak dengan perusahaan lain, untuk membuktikan kalau kami tidak takut dengan ancaman."

Aku masih berkata sambil tersenyum: "Dari awal, aku sudah menebak kalau akan terjadi seperti ini, tapi alasan aku meneleponmu hari ini, bukan untuk membahas hal itu, tapi untuk menanyakan sesuatu yang mungkin akan membuatmu merasa agak canggung."

"Roman, katakan saja, kalau aku bisa membantumu, aku akan mencoba yang terbaik."

"Baiklah, terima kasih sebelumnya, aku ingin tahu apa Avara penyuka… sesama jenis?"

“Ha?” Swadito terdengar terkejut, dia tiba-tiba terdiam, dan sepertinya dia sedang panik.

"Kamu ... kenapa kamu menanyakan hal ini? Avara adalah orang yang murah hati dan sangat baik, dia juga sangat dihormati, dan sifatnya juga sangat sopan..."

Aku lalu berkata: "Swadito, kamu salah paham, aku tidak akan melakukan apapun yang merugikan Avara, aku hanya ingin mengetahui kebenaran tentang kabar ini, lalu aku menemukan cara untuk menjalin kembali kerja sama dengan BTT, aku berjanji tidak akan melakukan hal yang akan merusak reputasinya."

Swadito terdiam dan berpikir sebentar, tak lama kemudian dia lalu bertanya: "Bagaimana kamu tahu kalau Avara... dari mana kamu tahu?"

"Tatapannya saat melihatku, berbeda dengan tatapannya saat melihat orang lain."

"Ini..." Swadito tidak tahu harus bagaimana mengatakannya. "Ah, aku rasa kamu sudah mendapat jawabannya dariku, Roman, aku akan memberi tahumu satu hal lagi. setelah kalian pergi, Avara mengatur sebuah pertemuan dan memutuskan untuk bekerja sama dengan Shenghai Mandy Cole Information Techonolgy, aku hanya bisa memberi tahumu sebanyak ini, aku juga tidak bisa membantumu lagi."

"Itu sudah cukup, kamu banyak membantuku, terima kasih banyak."

Aku lalu menutup telepon dengan Swadito, aku menggosok pelan pelipisku yang bengkak dan berbaring diam di tempat tidur.

Kalau Avara benar-benar gay, maka langkah selanjutnya akan mudah dijalankan.

Tapi aku harus menunggu waktu yang tepat.

Tanpa sadar, aku sepertinya tertidur, dan tak lama kemudian aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku.

Sambil menahan perasaan lelah yang luar biasa, aku lalu bangun untuk membuka pintu, aku lalu melihat Elina yang berdiri di luar pintu tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Aku mendengar dari seseorang kalau kamu sudah kembali, sekarang, aku ingin kamu menjelaskan dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi hari ini."

Aku lalu menggosok keningku pelan karena mengantuk, lalu mengizinkan dia masuk: "Ayo kita bahas di dalam."

Setelah masuk ke kamar, aku langusng menjatuhkan tubuhku ke ranjang, dan mengambil bantal lalu menutup mataku.

“Roman, bangun, aku memerintahkanmu untuk memberikan penjelasan yang masuk akal.” Elina berdiri di samping ranjang dan berkata dengan nada bicara yang tegas dan terkesan dingin.

Saat aku membuka mata, aku melihat sepasang paha yang berada di bawah roknya, dan melihat pinggang rampingnya, dadannya juga terlihat besar... dan juga wajahnya yang sangat indah.

Tiba-tiba ada perasaan menggelitik yang muncuk di hatiku, dan hatiku juga agak berdesir, aku tidak tahan untuk tidak mengulurkan kakiku dan mengaitkannya dengan paha Elina.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu