Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 2 Kompensasi

“Kompensasi?” Rasanya kemarahanku sudah mendidih dan siap untuk meluap kapan saja.

Elina berfikir jika aku menganggap jumlah itu terlalu kecil, ekspresi di wajahnya berubah menjadi dingin dan dia kembali mengeluarkan sebuah kartu, “ada 8 miliyar di dalam kartu ini, totalnya menjadi 10 miliyar, terima kasih karena sudah menyelamatkanku pada hari itu.”

Aku sudah tidak bisa menahan lagi amarah dalam diriku, “jangan menyebutkan uang lagi di depanku, apa kamu merasa sangat hebat jika kamu memiliki uang, aku sudah hidup di penjara selama tiga tahun, bagaimana kamu akan memberikan kompensasi kepadaku!”

“Kamu jangan sembarangan menyalahkan orang lain, kapan aku mencelakaimu hingga kamu masuk penjara?” Elina terlihat begitu marah, dan dia juga terkejut akan perkataan yang aku katakan.

“Hahaha. Direktur ternyata sudah tidak mengingatnya lagi.” Aku begitu kesal hingga tertawa lebar, “setelah aku memukul laki laki gemuk itu aku dibawa ke kantor polisi, kamu tidak muncul untuk menjadi saksi untukku, dan itu membuatku mendekam di dalam penjara selama tiga tahun!”

Elina tertegun, dan dia mulai menjelaskan, “tidak mungkin, aku meminta keluargaku untuk mencarimu, mereka mengatakan jika kamu langsung pergi setelah mendapatkan uang....”

Perkataannya benar benar membuat amarah dalam diriku meledak ledak, “uang uang uang, apa kamu menghasilkan uang dari lubang di dalam rumahmu?”

Aku menyobek kemeja yang aku kenakan dengan keras, menunjukkan otot di tubuhku yang sudah aku latih selama berada di dalam penjara.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Elina terkejut, dan tanpa sadar dia memundurkan dirinya beberapa langkah ke belakang.”

Aku berjalan perlahan mendekatinya, dan menunjukkan bekas luka yang terpampang di dadaku, sambil mengatakan, “apa kamu melihatnya, bekas luka ini aku dapatkan saat aku baru masuk ke dalam penjara, tahanan lain menggunakan rokok dan menempelkannya di tempat ini.”

Elina menatap dadaku yang sudah penuh dengan bekas luka yang terlihat begitu mengerikan, ekspresi di wajahnya terlihat sedikit bergetar.

Setelah itu, dia berjalan ke samping meja dan meraih telepon miliknya untuk menghubungi keluarganya menanyakan mengenai aku yang meminta kesaksian agar tidak masuk ke dalam penjara, tidak lama kemudian dia terlihat mulai berdebat, dia berteriak beberapa kali, jelas sekali jika dia sangat marah.

Setelah menutup panggilan telepon itu dia terlihat sedikit ragu, tetapi pada akhirnya mengangkat kepalanya dan berkata, “maaf, waktu itu keluargaku membohongiku mengenai masalahmu, tidak disangka jika aku membuatmu masuk ke dalam penjara.....”

Setelah mengatakan itu tidak disangka jika dia membungkukkan punggungnya menghadap kepadaku dan berkata dengan begitu tulus, “mengenai kerugian yang kamu alami selama tiga tahun ini, dan juga mengenai mental dan fisikmu yang terguncang, aku bersedia memberikan ganti rugi!”

“Ganti rugi, bagaimana kamu akan mengganti rugi?” aku tersenyum sinis.

Kali ini dia tidak membahas uang lagi, “kamu bisa mengajukannya, asalkan aku bisa membantumu, maka aku akan melakukannya.”

Aku tidak mengatakan apapun, aku hanya tersenyum sinis dan mendekat ke arahnya, kedua tanganku menahan pundaknya hingga membentur ujung tembok, wajahku terasa begitu dekat dengan wajahnya yang sangat cantik.

“Kamu, apa yang akan kamu lakukan, jangan bertindak sembarangan....”

Elina menarik nafasnya dengan terngah engah, dari napasnya itu tercium aroma unik dari dalam dirinya, terhirup begitu saja menerpa wajahku.

Terpaksa di akui jika Elina adalah sosok perempuan yang paling cantik, dan juga memiliki body yang begitu indah yang pernah aku temui selama ini.

Pada saat ini rasanya aku memiliki keinginan untuk membalas dendam, melampiaskannya pada tubuh indahnya ini, memperlakukannya dengan kasar, saat melihat rasa sakit dan penderitaan yang terpancar dari kedua matanya, rasanya kemarahan yang aku pendam selama tiga tahun itu terbalaskan.

“Kamu mengatakan jika kamu akan melakukan apapun, selama kamu bisa melakukannya, benar kan?” Aku tersenyum licik.

Elina terdiam, dan tanpa sadar dia menganggukan kepalanya.

“Baiklah, kalau begitu kamu menempel lah ke dinding selama setengah jam, dan setelah itu masalah ini selesai!”

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Dia gelisah dengan wajahnya yang mulai memerah.

“Direktur sudah mengerti apa yang akan aku lakukan tapi masih bertanya.” Aku tertawa lebar, “tentu saja aku akan melakukan olahraga kuno bersamamu, percayalah kepadaku, kamu akan menyukai olahraga ini.”

Ekspresi wajah Elina yang tadinya memerah seketika berubah menjadi pucat, tatapan dari kedua matanya begitu tajam, disertai dengan kebencian dan rasa jijik menatapku.

“Mimpi saja!”

Aku tersenyum, “bukankah direktur sendiri yang mengatakan jika aku boleh meminta apapun, aku tidak menginginkan uang, aku hanya ingin agar kamu merapatkan tubuhmu ke tembok selama setengah jam.”

Elina tersenyum dingin, aku tiba tiba meletakkan lututku di antara kedua kakinya, dan hal ini sontak saja membuatnya ketakutan hingga hampir berteriak meminta tolong.

Pada saat ini aku menundukkan kepala dan mencium bibir Elina, aku berusaha mendapatkan kesempatan dari perempuan cantik di depanku di bawah tatapan matanya yang terlihat sudah seperti akan membunuh seseorang saja.

Setelah menciumnya, aku melepaskan tanganku yang menempel di dinding, mundur beberapa langkah ke belakang, mengancingkan kancing kemeja yang aku pakai, memandang Elina yang saat ini jantungnya masih berdebar tidak karuan.

“Jika direktur tidak bersedia untuk menempel di tembok, maka aku hanya akan mengambil keuntungan dengan menciumu saja.”

“Kamu.... Elina begitu marah dengan wajahnya yang sudah terlihat sangat merah.

“Keluar!” Dia menunjukkan jarinya ke arah pintu, dan menatapku dengan tatapan dingin dan tidak bersahabat, “kamu dipecat, orang mesum sepertimu ini tidak pantas berada di perusahaan kita.”

Aku tersenyum tipis, “direktur, masalah kita belum terselesaikan, sekarang kamu tidak memiliki hak untuk memecatku.”

Sebelum keluar dari ruangannya aku sempat mengejeknya, “direktur, kemampuan berciuman direktur benar benar sangat buruk, berciuman saja sampai membuat bibirku sakit.”

Elina yang berada di belakangnya sudah sangat kesal, dia berteriak dan aku langsung melangkahkan kaki aku keluar dari ruangannya.

Aku berjalan menuju ke tangga perusahaan, menyalakan sebatang rokok, aku menghisapnya sambil memikirkan apa yang aku lakukan selanjutnya.

Meskipun Elina sudah tersinggung olehku tetapi aku tidak peduli, dia hanya demi harga dirinya sampai membuatku mendekam di penjara selama tiga tahun, aku tidak memaksanya saja itu adalah keberuntungan untuknya.

Bisa diperkirakan jika Elina akan menggunakan kekuasaannya untuk mempersulitku. Diantara kepulan asap rokok yang aku hisap tiba tiba aku teringat akan sesuatu, jika saat ini aku datang kepadanya dan meminta sejumlah uang, aku mungkin bisa memulai kehidupanku yang baru.

Saat menjalani kehidupan di penjara yang begitu suram membuatku berfikir untuk tidak melepaskan perempuan itu dengan mudah.

Aku mulai menertawakan diriku sendiri, entah sejak kapan aku malah berubah menjadi sosok seseorang yang dulu sangat aku benci.

Layar telepon milikku tiba tiba menyala, ada sebuah pesan yang masuk, tidak disangka jika mantan pacarku lah yang mengirimiku pesan:

Roman, kartu yang aku berikan kepadamu tersimpan uang sebanyak 100 juta di dalamnya, ambillah dan jaga dirimu dengan baik, aku akan menikah.

Teleponnya terjatuh begitu saja dari gengaman tangannya, dia membenamkan kepalanya disela-sela kedua lututnya....

Tidak lama kemudian aku memaki mengenai suatu hubungan percintaan dengannya dulu, aku beranjak dari tempatku dan melangkahkan kakiku dengan cepat ke ruangan Elina.

Aku sudah membuat keputusan jika aku tidak akan pergi, aku akan tetap berada di sini dan melecehkan perempuan itu setiap hari.

Saat aku sudah berada di depan pintu ruangannya aku menarik nafas dalam dalam dan berusaha menenangkan diri baru kemudian mengetuk pintu, setelah mendengar suara silahkan masuk dari dalam, aku membuka pintu dan berjalan masuk.

Elina sedang beristirahat di atas sofa, saat melihat sosok seseorang yang masuk ke ruangannya adalah aku, wajah cantiknya tiba tiba terlihat begitu jengah, “Apalagi yang akan kamu lakukan?”

Aku berusaha mengatur perasaanku dan kemudian menjawab datar, “direktur, aku datang untuk memberikan laporan, mulai hari ini aku akan menjadi asistenmu.”

Elina mengerutkan keningnya, “bukankah aku sudah mengatakan jika kamu dipecat.”

“Maaf aku baru saja menandatangani kontrak kerja, aku tidak bisa dipecat jika aku tidak melanggar peraturan, tidak melanggar kedisiplinan atau merusak kepentingan perusahaan.”

“Aku akan meminta bagian personalia untuk membatalkan kontrak kerjamu, dan perusahaan akan memberikan kompensasi berdasarkan peraturan yang berlaku, kamu pergilah.”

“Jika direktur masih bersikeras untuk melakukan hal itu, maka baiklah, aku akan mencari pimpinan, atau mencari beberapa wartawan dan memberitahu mereka jika kamu sudah membuat aku dipenjara tiga tahun yang lalu, dan sekarang kamu memecatku begitu saja tanpa alasan.”

“Kamu....” Elina begitu marah hingga beranjak dari atas sofa yang dia duduki.

Aku masih berkata dengan tenang, “apa jangan jangan apa yang aku katakan itu bukanlah kenyataan?”

Elina tidak mengatakan apapun, dia hanya menatapku dengan tatapan yang begitu dingin.

Setelah berlalu cukup lama, dia akhirnya berkata dengan pelan, “sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan.”

“Aku hanya ingin bekerja dengan baik dan mendapatkan uang.” Aku menjawab dengan tenang.

“Aku bersedia memberimu uang untuk membayar waktu yang terbuang selama tiga tahun, tetapi kamu harus pergi dari sini.” Nada bicaranya terdengar semakin tenang.

Kali ini aku tidak marah, malah aku tersenyum kepadanya, “baiklah, jika direktur bersedia memberiku 20 triliun maka aku akan berjanji untuk menghilang saat ini juga.”

“20 triliun, bukankah kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!” Elina menatapku dengan tatapan mengejek.

“Kenapa, apa dirimu tidak seberharga 20 triliun?” Aku mulai menindasnya, “aku berani mengatakan jika kamu berani merekam malam pertamamu, maka akan ada banyak orang yang akan rela mengeluarkan uang mereka.”

“Sebenarnya apa yang kamu inginkan?” Aku sudah berhasil menyulut kemarahan Elina, suara napasnya saja sudah terdengar begitu kasar.

“Jika tidak, kamu juga bisa menemaniku tidur satu malam.”

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu