Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 192 Kamu sangat cantik

Bagaimanapun, orang itu dikirim oleh adiknya sendiri, tetapi hal ini mungkin akan mempengaruhi rencana Jack untuk perlahan-lahan mendapatkan dukungan orang lain, bahkan mungkin seperti sebatang korek api yang dilemparkan ke tumpukan bubuk mesiu, membuat kedua saudara ini langsung berperang.

Karena, Timothy melakukan hal ini sangat jelas sedang menunjuk kearah Jack, dia ingin membuat marah Jack, ataupun mencapai tujuan lain.

Setelah pertimbangan panjang, pada akhirnya aku tetap memutuskan untuk memberitahu Jack.

Dia selalu sangat stabil dan tenang, seharusnya tidak mungkin akan mengganggu rencana semulanya.

Aku mencari nomor Jack, lalu menelefonnya, dia dengan segera menjawab telefon.

Setelah mengucapkan basa-basi, aku langsung memberitahu dia masalah itu, termasuk penyebabnya, juga kedua nama orang yang kumasukkan ke penjara, dan perkataan Yadi kepadaku.

Setelah mendengar ceritaku, Jack langsung sangat marah dan memaki, kemudian memberitahuku, adiknya memang memiliki seorang bawahan bernama Yadi, dan juga memang pendek.

Dengan kata lain, Yadi tidak berbohong, mereka adalah orang-orang yang dikirim oleh Timothy.

Aku menasihati Jack, mengatakan lebih baik jangan membiarkan masalah ini mempengaruhi rencananya, alasan aku memberitahunya adalah, hanya ingin membiarkan dia tahu bahwa adiknya sudah mulai bertindak, menyuruhnya bersiap diri lebih awal, dan harus lebih berhati-hati.

Setelah Jack memaki sesaat, dia mulai kembali tenang setelah beberapa saat, dan mulai bertanya apakah aku terluka atau sejenisnya.

Dia masih mengatakan, dia akan berpura-pura tidak mengetahui hal ini untuk sesaat, melihat reaksi Timothy terlebih dahulu, kemudian baru melakukan pembalasan.

Ketika mengetahui bahwa aku akan kembali ke Chiang Mai malam ini, dia mengatakan akan menyuruh Aldi datang menjemputku, dan beberapa hari kedepan Aldi akan selalu mengikutiku, supaya tidak terjadi sesuatu.

Aku tidak menolak, nyawaku sendiri memang adalah yang paling penting.

Menutup telefon Jack, aku berbaring di kasur dengan nyaman, munutup mata dan ingin tidur sebentar.

Sekarang sudah jam 4 sore, masih sempat tidur selama 2 jam.

Berlari di pantai, menggunakan tongkat menyelesaikan Yadi dan temannya, kedua hal ini membuatku merasa sangat lelah, setelah beberapa saat aku sudah tertidur pulas.

Tidak tahu sudah berapa lama, sebuah suara membangunkanku, mengambil ponsel lalu melihat itu adalah panggilan telefon dari Wenny.

Setelah menjawab telefon, terdengar suara Wenny ditelefon: “Halo, Roman, kamu dan Direktur Elina pergi kemana? Kenapa sepanjang hari ini tidak melihat bayangan kalian?”

“Kami sedang beristirahat dihotel.” Aku menjawab dengan sedikit tidak sadar.

Tiba-tiba sebuah keheningan muncul ditelefon.

Aku tahu bahwa Wenny pasti sudah berpikir sembarangan, perkataan kami beristirahat dikamar, mungkin dipahami olehnya menjadi beristirahat dikamar yang sama.

Di siang hari, seorang pria dan wanita menghabiskan sepanjang siang didalam kamar hotel, mungkin semua orang dapat menebak apa yang dilakukan.

Memikirkan sampai disini, aku tidak bisa menahan tawa lalu berkata: “Aku baru bangun tidur, dia seharusnya masih istirhat dikamarnya, sebentar lagi aku akan kesana memanggilnya. Oh iya, apakah terjadi sesuatu?”

Aku dengan sengaja mengucapkan kata ‘Kamarnya’ dengan ditekan.

Tetapi sangat cepat, aku menyadari bahwa aku sepertinya tidak perlu menjelaskan itu.

Aku sudah bersama Elina, walaupun dia salah sangka apa yang dilakukan oleh kami, juga tidak ada masalah apapun, bahkan bisa membuatnya lebih awal menyadari bahwa tidak ada kemungkinan diantara aku dan dia.

Terhadapnya, aku hanya bisa minta maaf.

Setelah mendengar penjelasanku, Wenny berkata dengan tergesa-gesa: “Tidak apa-apa, semua orang bersiap untuk pergi makan, tetapi tidak menemukan kalian berdua, jadi aku menelefonmu.”

“Oh.” Aku melihat jam sebentar, sudah mendekati jam 6 sore, “Kalian pergilah dulu, aku bangun sekarang, nanti aku dan Elina akan pergi mencari kalian, kami akan cepat.”

"Baiklah, kalau begitu kami akan menunggu kalian direstoran.”

“Ya.”

Menutup telefon, aku mencari nomor Elina kemudian menelefonnya.

Didalam telefon dengan segera terdengar suara Elina, dia sepertinya juga baru bangun tidur.

Aku memberitahunya bahwa Wenny dan lainnya sudah pergi ke restoran, kita harus cepat bangun lalu pergi makan kesana.

Elina mengiyakan, lalu mengatakan dia bangun sekarang.

Aku merengangkan pinggangku, kemudian berbalik badan dan bangun, lalu pergi ke toilet untuk mencuci muka.

Tak lama kemudian, aku selesai berpakaian lalu keluar, setelah menunggu beberapa menit didepan kamar Elina, dia membuka pintu, berjalan keluar.

Dia mengganti terusan berwarna merah muda, wajahnya memakai riasan tipis, rambut hitam panjangnya tergelatak dipundaknya dengan lembut, setelah melihatku, sebuah wajah yang paling cantik didunia itu mengeluarkan senyum yang paling cantik didunia.

“Kamu sangat cantik.” Aku memberikan pujian yang tulus.

Dia sedikit tertegun, kemudian dengan wajah memerah dan suara yang kecil berkata “terima kasih”.

“Ayo pergi, jangan biarkan Wenny dan lainnya tunggu terlalu lama.”

“Ayo.”

Aku inisiatif menggandeng tangannya, membiarkannya bersandar di bahunya lalu berjalan berdampingan.

Ketika berjalan keluar dari hotel, aku menyadari bahwa kedua pengawal yang dibayar Karry He itu masih mengikuti tidak jauh dibelakang, masih terus melanjutkan pekerjaan mereka untuk melindungi Elina.

Aku tiba-tiba terpikir, bahwa jika Elina tidak bersamaku, maka dia juga tidak perlu kedua pengawal mengikutinya setiap hari.

Sebenarnya perasaan seperti ini tidak nyaman, seperti ada seseorang yang memperhatikan dirinya setiap saat, sebuah perasaan telanjang didepan publik.

Ketika tiba direstoran, setelah melihat Wenny dan lainnya yang duduk dekat laut, Elina dengan cepat melepaskan tanganku, dan berjalan kedepan selangkah, menjaga jarak denganku.

Aku sedikit tak berdaya: “Terlihat oleh mereka juga tidak apa-apa.”

Elina menggelengkan kepalanya: “Tidak boleh, kita semua tahu jelas bahwa Wenny menyukaimu, jadi jangan terlalu berdekatan dihadapannya, itu akan membuatnya sangat sedih. Lebih baik kita masih seperti dulunya, dihadapannya masih mempertahankan hubungan teman kerja biasa, setelah beberapa saat ketika dia sudah mulai berpikir terbuka baru memberitahunya, atau juga tidak perlu memberitahunya, lagipula kamu tidak akan berjumpa dengannya beberapa kali dalam setahun.”

Setelah memikirkannya, aku mengangguk kepala: “Baiklah, kalau begitu merahasiakan terlebih dahulu.”

Sambil berbicara, kami menjaga jarak satu sama lain dan berjalan menuju Wenny dan lainnya.

“Kemana kalian pergi? Mengapa tidak melihat sosok kalian sepanjang hari?” Leni melihat kami terlebih dahulu, kemudian melambai tangan dan bertanya.

Aku menggaruk kepala: “Mengendarai sepeda motor pergi berkeliling sebentar, lalu didalam perjalanan bersembunyi dari 2 kali hujan, kemudian setelah kembali ke hotel, tidur sampai sekarang.”

Wenny melambai tangan sambil tersenyum: “Ayo duduklah, pelayan sudah bersiap menghidangkan makanan.”

Leni sedikit bersemangat: “Semua orang telah tiba, nanti ketika pelayan menghidangkan makanan, menyuruhnya membantu kita mengambil foto.”

“Baik, baik, setelah selesai menghidangkan makanan baru foto.”

Tempat makan malam masih direstoran terbuka ditepi laut, karena duduk disini dapat melihat matahari terbenam, memandangi laut yang berkilau, menikmati pemandangan sambil menikmati makanan.

Aku tiba-tiba merasa bahwa seharusnya aku makan berduaan dengan ELina, makan malam ditepi laut dengan matahari terbenam, itu sangatlah romantis.

Tetapi sekarang aku juga telah datang kemari, juga tidak mungkin duduk dimeja lain sendiri, dengan begini sangat tidak memberi Wenny, Leni dan lainnya muka.

Setelah duduk beberapa saat, telefonku berdering, aku mengambilnya lalu melihat, itu adalah panggilan telefon dari Carlos.

Setelah aku izin dengan Elina, Wenny dan lainnya, aku berjalan ke tempat yang tidak ada orang lalu menjawab telefon itu.

“Tuan Roman, maaf, Clay tidak tertangkap.” Carlos berkata dengan meminta maaf.

Aku mengerutkan kening: “Mengapa? Apakah dia tidak di Chiang Mai?”

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu