Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 154 Kamu Orang Apa

Begitu naik, pemuda itu berjalan kemari dengan senyuman, di belakangnya diikuti oleh sekelompok penjahat yang auranya sama sekali berbanding terbalik dengannya. Aura pemuda ini, memang berbanding terbalik dengan sekelompok penjahat itu, bahkan berbanding terbalik dengan bar ini, lebih mirip seorang kerah putih.

Sekelompok penjahat di belakangnya menyerbu kemari, mengepungku, Harry Huang dan beberapa anak sekolah, bahkan ada beberapa yang mengelilingi sampai sisi lain kursi dek, mengepung Bayu dan Wenny juga.

Melihat sekelompok orang ini, wajah Harry Huang menjadi putih pucat, tiba-tiba tidak berani berani bicara dengan orang asing itu.

Beberapa murid laki-laki di sisi lain juga memucat wajahnya sambil mundur ke sebelah kursi dek menatap satu sama lain tak berdaya.

Aku mengomel dalam hati, kenapa bar ini ada begitu banyak penjahat, tadinya mengira hanya beberapa saja, tidak disangka dalam sekejap datang lima enam belas orang.

Ini akan sedikit merepotkan, kalau Bruce tidak sampai tepat waktu, lalu mulai beraksi, sendirinya pasti tidak bisa menjaga Wenny.

Karena orangnya benar-benar terlalu banyak, di tengah keributan mana bisa peduli begitu banyak.

Untunglah sekelompok orang itu tidak terburu-buru beraksi, pemuda yang merupakan kepala itu juga tidak terburu-buru bicara, namun menilai Harry Huang dulu, lalu tiga murid laki-laki lainnya, terakhir tatapan matanya terhenti padaku selama beberapa detik, tatapan matanya seperti penuh ketertarikan.

Namun sangan cepat, dia mengalihkan pandangannya dariku, beralih ke dalam kursi dek di belakangku.

Di dalamnya ada empat orang murid perempuan yang muda, diantaranya ada Wenny yang cantik dan auranya sangat mencolok.

Matanya tiba-tiba berbinar, sepertinya dia melihat Wenny.

“Sungky, mereka memukulku, mereka membuat masalah di barmu, cepat bantu aku beri pelajaran pada mereka.” Orang asing itu berbicara menggunakan bahasa thai dengan gelisah.

Pemuda yang bernama Sungky itu mengangkat tangannya, tersenyum dan berkata : “tenang saja, Eve, mereka berani membuat keributan di wilayahku, aku pasti akan membalasnya.”

“baguslah kalau begitu.” Orang asing itu mendapatkan persetujuan dari pemuda, raut wajahnya berubah menjadi bersemangat dan ganas, dan mengangkat tangannya, menonjok Harry Huang tepat di wajahnya.

Harry Huang tidak sempat menghindar, menerima pukulannya, dan menjerit, terhuyung ke belakang, setengah tubuhnya tersandar di atas sofa kursi dek.

Dengan bantuan teman-teman, Harry Huang yang akhirnya bangun dengan susah payah juga tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun, juga tidak berani menatap orang asing itu, hanya menundukkan kepala menutupi pipinya.

“letakkan HPnya, jangan mencoba lapor polisi!” seorang pria botak dengan tato di tubuhnya, tiba-tiba berteriak kepada Bayu yang di dalam kursi dek.

Aku menolehkan kepala, Bayu diam-diam mengambil HP, sepertinya sedang ingin telepon untuk lapor polisi.

Namun setelah pria botak itu berteriak, Bayu yang raut wajahnya memucat hanya bisa menurut dan meletakkan Hpnya di atas meja teh.

“Eve, beritahu aku, apa penyebab masalahnya.” Pemuda bernama Sungky itu bertanya lagi.

Eve menunjuk Wenny yang berwajah pucat dalam kursi dek, berkata : “perempuan muda cantik itu ingin minum denganku, tetapi dihalangi oleh mereka yang tidak punya mata, mereka juga memukulku.”

“oh?” Sungky dengan penuh ketertarikan menatap Wenny, dan mengangkat kaki berjalan kearah dalam kursi dek.

Aku mundur selangkah, menghalangi jalan masuk di tengah dua sofa, tersenyum kearahnya, berbicara menggunakan bahasa Thai : “tuan, masalah ini tidak ada hubungannya dengan nona itu, dia juga tidak ingin minum denga Eve, Eve hanya sembarangan mengaitkan saja, tolong jangan menyulitkan dia ya?”

Sungky agak terkejut, menilaiku dengan matanya yang sangat tenang itu, tersenyum : “kamu orang Thailand?”

“bukan, orang china.”

“oh, bahasa Thainya boleh juga.”

“terima kasih.”

“kamu orangnya kelihatannya lumayan, tipe yang aku akui, jadi, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu pergi saja, orangku tidak akan menyulitkanmu.”

Mendengar perkataannya, aku jadi tertawa : “Tuan Sungky, dia temanku, yang lainnya juga temanku.”

“oh? Maksudnya, kamu mau ikut campur masalah ini?”

“ya, aku pasti ikut campur.”

Sungky tidak bicara, hanya tersenyum dengan matanya menatapku.

Orang asing di samping malah tidak tahan lagi, sambil menyerangku, sambil memaki : “china dari mana, enyahlah.”

Aku mengerutkan alis, menunggu kepalan tinjunya sampai depan muka, menghindar, mengangkat kedua tangan, tangan kanan menahan pergelangan tangannya, memukulnya ke belakang dengan tenaga, bersamaan tangan kiri menepuk di bahunya dengan tenaga.

Hanya mendengar “krak”, orang asing bernama Eve itu terjatuh ke lantai dan menjerit dengan kencang.

Bahunya aku buat retak, kekuatan seperti ini, sangat mudah membuat sendi retak.

Empat orang yang mengepung semua tertegun, mungkin mereka tidak mengira, tubuh yang lebih tinggi dariku setengah kepala, Eve yang lebih kuat dariku, tidak disangka sekali bertatap wajah langsung terkapar.

Setelah sepuluh orang lebih penjahat itu tersadar, tiba-tiba meledak, dan di waktu bersamaan mengpress ke arahku.

“jangan bergerak dulu.” Sungky mengangkat tangannya lagi, berbicara dengan pelan.

Sekelompok bawahannya sangat nurut, mundur kembali ke tempat semula.

“kamu orang apa?” Sungky maju selangkah, mendekatiku, sambil menilaiku dengan teliti dia bertanya dengan pelan.

“orang china.” Aku tersenyum.

“aku tahu kamu adalah orang china, yang aku tanyakan adalah, apa pekerjaanmu.”

“hehe, Tuan Sungky, aku orang apa tidaklah penting, yang penting adalah, bagaimana kamu akan menyelesaikan masalah ini.”

Wajah Sungky mengeluarkan senyuman jahat : “bagaimana menyelesaikannya? Kalian membuat keributan di barku, tentu saja harus ganti rugi, lagipula nona itu sudah menyetujui temanku menemaninya minum, apa yang sudah diucapkan harus dilakukan, tetapi sekarang temanku terluka, takutnya tidak bisa minum bir, jadi aku saja yang menggantikan, temani aku minum beberapa gelas saja masalahnya akan selesai.”

Aku menggelengkan kepala : “tuan Sungky, kalau aku menolak?”

“hehe, menolak? Boleh, tapi sebaiknya kamu pikir-pikir lagi, apakah bisa menang melawan sepuluh lebih anak buahku, kalau tidak, mereka akan membuat kalian keluar dengan horizontal, dan sekalian mengantar kalian ke kantor polisi, supaya kalian makan makanan penjara Thailand beberapa hari.”

Mendengar perkataan ini, aku tidak bisa tidak tertawa.

Makanan penjara Thailand betulan pernah makan, saking tidak enaknya sampai mau mati.

Ingin membuatku kembali makan sesuatu yang mirip makanan itu lagi?

Dia berpikir terlalu banyak.

Tertawa dan menggelengkan kepala, aku berbicara dengan ringan : “Tuan Sungky, aku beri kau satu kali kesempatan, suruh orang-orangmu pergi, atau tidak kamu akan menyesal.”

“menyesal? Ha, hahahaha...”

Sungky dengan sombong mendongakkan kepala dan tertawa keras.

Penjahat-penjahat itu juga ikut tertawa lancang, bahkan sampai penonton yang hanya menonton di sekitar, juga ikut tertawa.

Terlihat, sebagian besar tamu bar ini kenal dengan Sungky.

Aku seharusnya dari awal kepikiran, letak bar ini terpencil, suasana dan lingkungannya agak berbeda, biasanya pelanggan reguler yang banyak datang, dan lagi tamu disini kebanyakan orang yang tidak terlalu normal.

“Roman, kalian pergi saja.”

Di tengah tawaan jahat, Wenny tiba-tiba memegang lenganku dari belakang, berbicara dengan suara yang tertekan.

Aku menolehkan kepala, agak sulit percaya : “menyuruh kami pergi, apakah kamu mau tinggal disini?”

Wenny menundukkan kepala : “di sini banyak orang, seharusnya mereka tidak berani melakukan apa-apa padaku, paling aku hanya menemani mereka minum beberapa gelas saja, tapi kalau kalian tidak pergi, mungkin mereka akan....”

Aku tidak tahan dan memotong omongannya : “kamu bodoh ya? Mengira begitu mudah? Walaupun murni hanya menemani minum beberapa gelas, kamu seorang gadis yang polos dan suci, juga bisa melakukan hal seperti ini?”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu