Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 186 Krisis

"Tenang saja, aku tidak kemana-mana, yang penting kamu ingat baik-baik kata ku ini, bersembunyi disini, apapun yang terjadi jangan mengeluarkan suara, dan jangan kemana-mana, juga jangan keluar, kecuali jika aku menyuruh mu lari."

"Tapi......"

"Percaya padaku, cepat sembunyi kedalam, mereka sudah hampir mengejar kemari."

Elina kelihatan sangat ketakutan, tapi dia berulang-ulang menganggukkan kepala kepada ku, kemudian menyelip masuk ke dalam semak-semak.

Setelah melihat dia bersembunyi, aku berbalik mendaki lereng gunung, dan mencabut sebatang cabang pohon yang pendek, dan mematahkan bagian yang tebal.

Setelah mendaki puncak gunung yang berjarak sekitar 10 meter, aku bersembunyi di belakang sebuah pohon besar, tangan kanan memegang tongkat kayu, tangan kiri mengeluarkan hp, menghidupkan kamera, dan merentangkannya ke depan, agar bisa memantau situasi di belakang.

Suara langkah kaki semakin mendekat, dalam kamera terlihat ada tiga orang, salah satu dari mereka berjalan mendekati puncak gunung, dia seharusnya akan melalui tempat ku ini, sedangkan 2 orang lagi berada di tengah dan bawah lereng gunung, jarak mereka sekitar 10 meter, sehingga kelihatan seperti jaring yang tipis, menelurusi lereng gunung mengejar kemari.

Mereka bertiga, yang dua orang memegang petungan elastis, termasuk yang berjalan di puncak gunung, yang akan melalui tempat ku ini, tapi pria pendek berkulit gelap yang berada di tengah lereng gunung itu, tangannya memegang pistol.

Mereka benar-benar membawa senjata.

Kelihatannya, jika serangan kali ini gagal, aku sudah tidak punya kesempatan lain lagi.

Saat itu mungkin mereka akan mematahkan kaki tangan ku, lalu membuang ku ke laut sebagai makanan ikan.

Kedua hasil akhir ini merupakan hal tidak dapat aku terima.

Tentu aku tidak akan menyerah begitu saja, pohon tempat ku bersembunyi sangat besar, batang nya cukup untuk menutupiku, sehingga aku bisa menunggu saat musuh berjalan kemari baru bertindak.

Namun kali ini tidak boleh sampai melakukan kesalahan.

Aku menunggu musuh mendekati jarak 20 meter, lalu memastikan dia telah berada di dekat ku, kemudian menyimpan hp, pelan-pelan melepas baju, mengikatnya di pinggang, dan mengangkat sebuah batu besar yang barusan ku kumpulkan.

Suara langkah kaki musuh terdengar semakin mendekat, diiringi suara pasir dan tanah liat yang lembut, membuat setiap langkahnya terdengar sangat jelas.

Mendengar suara langkah kaki musuh, aku bisa mengetahui jarak dan posisi nya, sambil menggenggam erat tongkat kayu.

Saat terdengar suara pasir dibelakang pohon besar, aku langsung membalikkan badan, dan mengayunkan tongkat kayu ke arah suara langkah kaki tersebut.

Begitu muncul bayangan manusia, saat itu juga tongkat kayu ku mengarah ke wajahnya.

Pria ini terkejut, segera menghentikan langkahnya, dan akan mengeluarkan petungan elastisnya.

Tapi bagaimanapun juga aku masih lebih cepat dari dia, hanya terdengar suara "pang", tongkat kayu ku mengenai wajahnya, lalu diikuti teriakan kesakitan dan suara jatuh ke tanah.

Tongkat kayu yang barusan ku patahkan dari pohon memiliki ketangguhan yang sangat baik, dengan bobot yang cukup, hanya satu pukulan saja, membuat orang ini tidak bisa bangkit lagi, setelah menggenlinding beberapa kali ke bawah lereng gunung, dia terjepit tidak bergerak di pohon.

Ternyata pria itu telah pingsan.

Tapi suara gerakan disini mengejutkan dua orang lainnya, pria berpostur pendek yang berada di tengah lereng gunung tadi berteriak menghadap ke bawah lereng gunung, setelah itu mengangkat pistolnya ke arah ku.

Menggunakan sisa kekuatan yang ada, aku dengan cepat melompat ke belakang pohon lain, dan memindahkan batu ke tangan kanan.

Tidak terdengar suara tembakan, tidak tahu apakah musuh takut suara tersebut menarik perhatian polisi, atau karena telah kelewatan kesempatan untuk membidik.

Tapi suara langkah kaki musuh mulai mendekat ke atas, dan sangat cepat, sepertinya mereka telah menyusul kemari.

Aku dengan cermat memperhitungkan jarak, setelah memastikan pria berpostur pendek itu sudah berada di dekat ku, melepaskan baju yang diikat di pinggang tadi, dan melemparnya ke samping, lalu bergegas menyerang dari arah berlawanan.

"Dor", suara tembakan berbunyi, pria itu menembak ke arah baju yang ku lempar tadi.

Mengambil kesempatan singkat ini, aku memukulnya dengan keras menggunakan batu di tanganku, kemudian menyerangnya dengan menggunakan tongkat kayu.

Jarak kami sangat dekat, hanya sekitar lima meter, ketika pria itu tahu telah tertipu, dan akan mengarahkan pistolnya kemari, aku menghantamnya dengan batu dan tepat mengenai bahunya.

Dia mengerang kesakitan, tangannya terayun ke belakang, kemudian terkulai jatuh ke bawah.

Terkena hantaman dari batu besar, diperkirakan untuk sementara waktu dia kesulitan mengerahkan tenaga.

Tapi respon nya masih sangat cepat, dengan segera mengganti pistol ke tangan satu lagi.

Namun, jarak lima meter ini terlalu dekat, hanya butuh beberapa langkah sudah sampai, dan aku berada di posisi yang menguntungkan, saat dia mengangkat pistol dengan tangan kirinya, aku melompat, menghindari pistolnya, dan menggunakan tongkat kayu memukulnya dengan keras.

Terdengar suara mengerang kesakitan, tongkat kayu ku memukul tepat di lengan tangan nya, sehingga pistol yang di pegangnya jatuh ke tanah.

Tanpa pistol, dan dalam kondisi kedua tangan yang cedera, pria berpostur pendek ini bukan lagi menjadi ancaman bagiku.

Aku mendarat, lalu menggunakan tongkat memukul wajahnya, dan membuatnya jatuh ke tanah, kemudian mengambil pistol yang jatuh tadi, dan mengangkatnya, lalu membidik ke arah pria satu lagi yang akan menyerang ku.

Di tangannya hanya memegang sebuah pentulan elastis, setelah melihat pistol ditanganku, seketika dia menjadi ketakutan.

Aku tertawa mencibir: "buang barang yang kamu pegang itu, kalau tidak satu tembakan ini akan membunuhmu."

Dia bergegas membuang pentungan elastis di tangannya, lalu mengangkat kedua tangannya, dengan gemetaran dia berbicara menggunakan bahasa Thailand: "jangan bunuh aku, aku hanya di panggil untuk membantu mereka saja, aku bahkan tidak tahu kamu siapa."

"Siapa yang menyuruh kalian melakukan ini? Apakah kalian ingin membunuhku?"

Dia bergegas menggelengkan kepala: "Tidak, Yadi bilang cuma ingin mematahkan kaki dan tangan mu saja."

Mendengar perkataan ini, aku sudah bisa menebak siapa dalang dari semua ini.

Mark, atau bisa juga Clay, karena aku telah mematahkan kaki adik nya, jadi dia ingin balas dendam, dengan mematahkan kaki dan tangan ku.

Ketika di luar lapangan tembak, hampir saja mereka mendapatkan kesempatan, waktu itu aku tidak kepikiran untuk membalas, karena saat itu merasa tidak perlu melakukannya, dan juga tidak mudah untuk ditangani.

Tapi kali ini, aku tidak akan dengan mudah melepaskan mereka, termasuk Clay.

Karena mereka memanfaatkan kesempatan saat aku bersama Elina, dan aku tidak tahu setelah mereka mematahkan kaki tangan ku, apa yang akan mereka lakukan kepada Elina.

Mereka benar sangat keterlaluan, telah melewati batas kesabaran ku.

Jadi, siapapun yang terlibat dalam kejadian ini, tidak akan ku lepaskan begitu saja, termasuk Clay, juga pengawal pribadi yang di bawa nya dari dalam negeri dan beberapa pria dari Thailand ini.

Hal yang paling mendesak sekarang adalah bertanya dengan jelas siapa dalang dari semua ini, siapa saja yang terlibat di dalamnya, atau ada maksud apa melakukan ini semua.

Sebelum polisi tiba kesini, semua permasalahan ini harus di tanya dengan jelas.

Tapi saat aku baru mau bicara, dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang berjalan dengan cepat, dan muncul dua sosok bayangan manusia.

Yang datang adalah dua orang yang tadi mengejar untuk mencegat kami dari area jalur penghijauan, mereka datang terlambat, tapi ketika melihat tangan ku memegang pistol, mereka menghentikan langkah dan bersembunyi di belakang dua pohon besar.

Takut musuh juga membawa pistol, aku bergegas mundur lalu bersembunyi ke belakang pohon, dan membidik ke dua orang yang baru datang tadi.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu