Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 304 Penculikan

Deni merenung sebentar dan berkata, "keluarga Gong adalah keluarga yang terkenal di negara ini, tidak menyangka mereka juga bisa menggunakan trik semacam ini untuk berurusan denganmu, ini benar-benar di luar dugaanku. Karena sudah begini, aku akan menyuruh orang untuk mengurus tiketmu dan Alex dimajukan, agar kalian bisa pergi ke kota Shenghai sesegera mungkin. "

Tanyaku, “ Tuan Deni ini urusan pribadiku, aku pergi sendiri saja, tidak perlu menyuruh Alex untuk ikut, kamu boleh menyuruhnya untuk terlebih dahulu menghubungi orang Naxionel dulu,setelah selesaikan masalah ini baru mencarinya.

Terpikir ingin mengurangi beban ini, namun tak disangka Deni berkata, "tidak apa-apa, Alex pergi denganmu, dengan begini aku juga lebih tenang, jika perlu bantuan segara beritahuku, dua hari ini aku juga akan mengatur orang secara online yang di kota Shenghai, mungkin mereka bisa membantumu. "

Aku menyetujuinya, saat hendak menutup telepon, Deni berkata lagi, “Roman, kamu jangan menyalahiku apa yang aku katakan tadi untuk membantumu berurusan dengan keluarga Gong, sekarang terus menyeret, lagipula parusahaan Real Estat Wering ini, mau melakukan sesuatu harus mempertimbangkan segalanya, apalagi dalam beberapa hal ini, tidak bisa hanya aku sendiri, aku perlu cukup waktu untuk menyesuaikan arah, dengan begini bisa berdampak pada keluarga Gong.”

Aku merasa tersentuh, tidak tahu sejak kapan ini terjadi, kesanku terhadap Deni telah berubah menjadi seorang konspirator, dan lelaki tua sederhana yang pertama kali aku kenal di Thailand sudah hilang.

Selesai mengatakan ini, aku merasa Deni yang dulu telah kembali.

Ucapku, “Tuan Deni, ini aku sudah tahu, jika aku mengandalkan kekuatanmu untuk berusan dengan keluarga Gong, juga bukan yang aku inginkan. Yang aku inginkan selangkah demi selangkah mengunakan kekuatanku sendiri untuk mengalahkan keluarga Gong, agar mereka menyadari,aku yang dulu hanya seperti semut di tanah yang mungkin tidak dilihat oleh mereka, namun suatu hari nanti, aku akan berada di atas mereka, dan kemudian akan membuat mereka menyesal telah membuat keputusan yang salah.

Setelah selesai bicara aku menutup telepon lalu berjalan ke arah lift, tempat tinggal Elina lebih tinggi, dan hanya di lantai atas yang pantas dengan statusnya seorang direktur.

Ketika lift tiba, seorang wanita mengenakan baju cheongsam mewah dan riasan tebal di wajahnya dengan cepat berjalan keluar, dia melihat ke kiri dan kanan, memilih arah yang pasti lalu pergi begitu saja, karena dia terburu-buru hampir saja menabrakku.

Aku mengerutkan kening dan tidak pedulikannya, bagaimanapun di dunia ini, kebanyakan orang kaya lubang hidungnya selalu mengarah ke atas.

Keluar dari hotel, aku menelepon Clay sambil berjalan ke arah halte.

Satelah terhubung aku tidak basa basi lagi langsung berkata, “Clay, Adham Luo ada di tempatmu tidak?”

Clay tertegun sejenak lalu berkata dangan emosi, “Roman brengsek lo, apa-apaan Adham, aku sama sekali tidak tahu, aku sekali lagi peringatimu, jika kamu tidak melepaskan adikku, nanti kamu akan tanggung akibatnya.”

Aku tersenyum dingin, “tidak mengakuinya ya, baik, kerena kamu tidak mengakuinya, jangan harap aku akan melepaskan Mark.”

Ketika menutup telepon aku mulai ada kecurigaan lagi, dilihat dari karekter Clay, jika dia benar-benar menangkap Adham Luo, tidak mungkin mengancamku untuk melepaskan Mark, pasti akan mengatakan dengan terus terang dan bukan menyangkalnya.

Apalagi tadi di telepon, sepertinya aku tidak mendengar nada suara yang seolah-olah sengaja berpura-pura.

Apa mungkin penculikan Adham Luo bukan keluarga Gong yang melakukannya?

Aku naik taksi pulang ke rumah, tidak peduli jika tiga preman itu mengikutiku lagi atau tidak, di dalam hati telah membuat sebuah rencana, tidak peduli apa yang ingin dilakukan oleh ketiga orang itu, jika mereka berinisiatif untuk mencari masalah denganku, jangan salahkan aku untuk bersikap kasar.

Jika mereka tidak melakukan apa pun, aku juga tidak ingin membuang waktu dengan mereka.

Setelah sampai di rumah, aku menelepon Jack sambil mengemas koper.

“Roman, bagaimana kabarmu? Sepertinya ada waktu untuk meneleponku.”

Mendengar suara Jack yang begitu ngegas

Aku berkata, “Kak Jack, kamu masih ingat tidak Adham Luo? Rekan aku yang ada di penjara waktu itu, dan saudara yang ingin aku rekomendasikan ke Thailand beberapa waktu yang lalu.”

“Adham Luo? Tentu saja aku ingat. Kenapa?”

Jack tampak sedikit bingung, “kenapa tiba-tiba kamu membahas dia?”

Kemudian aku mencaritakan masalah ini kepadanya, ketika aku selesai bicara, ada suara keras dari telepon, dan ternyata suara Jack yang sedikit marah, "Keluarga Gong ini, benar-benar tidak tahu harus bagiamana lagi, waktu di Thailand membantu adikku melakukan kejahatan aku sudah tidak permasalahkan lagi, sekarang kembali ke nagara sendiri masih saja bertingkah.”

Lalu Jack bertanya padaku, “apakah Adham Luo masih berada di kota Shenghai?”

Jawabku Iya, Jack berkata lagi, “baguslah kalua begitu, aku kenal beberapa orang di sana, aku akan minta bantuan mereka untuk mencarinya, jika ada kabar aku akan segera memberitahumu, selain itu, sebaiknya jangan memberi tahu terlalu banyak orang tentang masalah ini, kalau tidak, nanti keluarga Gong akan mengetahuinya, aku takut Adham Luo akan dalam bahaya.”

Aku merasa senang, ternyata Jack masih seperti yang dulu.

Meskipun saat itu dalam satu ruangan untuk dua orang, dan kami berdua sering berkelahi yang diketahui oleh Jack.

Dia sering mengatakan, tidak takut akan kekerasan baru ada kekuatan.

Aku dan Adham Luo sering kali dipukuli, sejak awal tidak ada perlawanan, dan akhirnya hampir tidak bisa menekan Jack di bawah tekanan orang lain dan bukan tidak ada alasannya.

Waktu itu setelah keluar dari penjara Jack beberapa kali ingin menarik aku dan Adham Luo, tapi kami menolaknya,jika bukan tahun kemarin aku pergi malamar di perusahaan Tekno JWK, mungkin selamanya tidak akan bertemu dengan orang ini.

Aku berkata, “begitu lebih baik, kak Jack, kalau begitu sudah dulu ya.”

Sudah hampir jam 10 baru selesai mengemas koper, duduk tak kurang dari satu menit, ada pesan teks masuk.

“Roman, Aku Railen, tiketmu dan Alex telah diubah menjadi jam 12 malam ini.”

Aku baru saja merasa lega, sekarang semuanya sudah siap.

Saat hendak bersiap pergi ke bandara, tidak disangka masalah penting akhirnya datang juga.

Karena aku menyewa di dearah yang kuno, meskipun penjaga keamanan sangat bertanggung jawab, namun kerumunan di luar pagar tidak bisa disingkirkannya, apalagi ketiga orang ini tampak bukan orang baik-baik.

Baru saja aku keluar dari gerbang pintu, bediri di bayangan pohon, tiga preman yang berada di depan datang kemari.

Setiap orang menghisap sebatang rokok, dan tiga orang tersebut memegang tongkat baseball lalu mengintariku dengan niat buruk.

Aku tidak bergerak, mau lihat apa yang ingin mereka lakukan.

Ketiganya mengintariku, Herman berkata, “anak muda, ada uang tidak? Pinjam sedikit untuk kami foya-foya.”

Aku menghela nafas dan berkata, “siapa yang membitahu kalian bahwa terjun ke masyarakat harus menghisap rokok?”

Aku baru bersuara, ketiganya tertegun, tidak mengerti apa yang aku katakan, lalu aku langsung menendang perut Herman, Herman teriak kesakitan sambil memegang perutnya dan terbaring di lantai, meringkuk seperti udang kering yang dimasak.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu